Ekosistem Web3 di Indonesia perlahan mulai terbentuk dengan bermunculannya platform-platform pendukung yang menjamah berbagai sektor. Di sektor musik misalnya, kita punya platform NFT dengan sistem royalty sharing yang unik bernama Netra. Lalu di sektor olahraga, ada platform bernama Bolafy yang mencoba menghadirkan gemerlapnya tren NFT ke hadapan para penggemar sepak bola tanah air.
Bolafy memosisikan dirinya sebagai “digital fans engagement platform” yang menawarkan koleksi digital melalui kolaborasi resminya bersama partner. Koleksi digital di sini merujuk pada deretan aset NFT yang menampilkan para pemain yang berlaga di liga sepak bola nasional, sekaligus NFT momen-momen terbaik yang terjadi di setiap musim.
Meski baru beroperasi selama sekitar tiga bulan, Bolafy sejauh ini sudah berhasil menggandeng mitra yang paling esensial, yakni PT Liga Indonesia baru yang mengoperasikan jaringan Liga 1. Bolafy juga sudah merampungkan proyek untuk Piala Presiden, dan mereka pun turut menjalin kemitraan dengan masing-masing klub secara langsung.
Tercatat sejauh ini sudah ada NFT dari dua klub yang berlaga di Liga 1, yaitu Persija Jakarta dan PSIS Semarang. Khusus untuk Persija, NFT-nya malah tidak hanya terdiri dari NFT pemain dan NFT momen saja, melainkan juga sudah mencakup NFT tiket. Sebagai informasi, Bolafy sejatinya merupakan sister project dari TiketNFT.com. Keduanya berada di bawah naungan satu induk perusahaan bernama Moflip.
Moflip didirikan oleh Joseph Bima, alumnus University of Massachusetts yang selama ini menyaksikan langsung naik-turunnya perkembangan tren Web3 di Amerika Serikat. Kepada DailySocial.id, Bima mengaku sempat melihat banyak platform Web3 di AS yang berujung gagal. “Dari situ juga saya analisis kesalahan seperti apa yang berpotensi terjadi jika diimplementasi di Indonesia,” jelas Bima.
Moflip awalnya dibuat untuk menjembatani sektor olahraga dan hiburan dengan Web3. Namun seiring berjalannya waktu, Bima sadar bahwa akan lebih baik jika masing-masing sektor memiliki platformnya sendiri. Dari situ jadilah Bolafy yang memfasilitasi sektor olahraga, dan TiketNFT.com yang mengakomodasi sektor hiburan, contohnya NFT tiket konser akbar Dewa 19 belum lama ini.
Andalkan blockchain Polygon, tapi tidak libatkan cryptocurrency
Kalau konsep mengenai NFT atlet dan NFT momen olahraga terbaik ini terdengar familier, kemungkinan itu karena sebelumnya Anda sudah pernah tahu lebih dulu tentang Kolektibel, platform dan marketplace NFT lokal yang menghadirkan deretan NFT resmi Indonesian Basketball League (IBL). Kebetulan, Bolafy menerima pendanaan pre-seed dari Starcamp, pemodal ventura yang juga menjadi investor Kolektibel.
Selain cabang olahraga yang digeluti, Bolafy dan Kolektibel tentu memiliki sejumlah perbedaan. Namun perbedaan yang paling utama datang dari sisi teknologinya: Kolektibel dibangun di atas blockchain bernama Vexanium, sementara Bolafy mengandalkan jaringan Polygon. Karena tergabung dalam ekosistem NFT Polygon — yang sendirinya merupakan Layer 2 dari Ethereum — NFT Bolafy pun jadi bisa dilihat di marketplace populer macam OpenSea.
Penggunaan blockchain Polygon juga berarti konsumen Bolafy tidak harus menanggung biaya yang tinggi setiap kali minting NFT. Bolafy mematok biaya minting sebesar 2 ribu rupiah saja untuk semua NFT yang dijual dengan harga 15 ribu sampai 500 ribu rupiah. Rupiah? Ya, demi memudahkan konsumen sekaligus meningkatkan pengadopsian, Bolafy memilih untuk tidak melibatkan mata uang crypto sama sekali.
Strategi tersebut tampaknya cukup berhasil, sebab dalam tiga bulan pertamanya, Bolafy sudah mampu menggaet sekitar 9.200 pengguna, yang sebagian besar tentu saja adalah penggemar sepak bola. Selain menghadirkan cara baru bagi para fans untuk mendukung klub-klub sepak bola favoritnya, Bolafy pun turut menawarkan program loyalty untuk setiap klub.
Jadi setiap kali fans membeli NFT, mereka juga akan mendapat koin yang kemudian bisa ditukarkan dengan hadiah. Hadiahnya sendiri dibagi menjadi dua jenis: monetary (fisik) dan non-monetary (experience). Bolafy melihat hal ini sebagai engagement yang dibutuhkan oleh fans.
Ke depannya, Bolafy masih akan terus berfokus pada sepak bola sebagai salah satu cabang olahraga yang memiliki basis penggemar terbesar di tanah air. Target Bolafy untuk tahun ini adalah berkolaborasi dengan seluruh klub yang berlaga di Liga 1, sekaligus membangun audiens yang sudah teredukasi dan mau berpartisipasi. Lebih lanjut, Bolafy juga punya niatan untuk menghadirkan solusi kepada tim nasional Indonesia melalui sinerginya dengan PSSI.
NFT sepak bola belakangan memang mulai naik daun. Di kancah internasional, ada NFT Liga Serie A yang diprakarsai oleh OneFootball dan pengembang proyek NBA Top Shot. Juga terus bertambah populer adalah game NFT fantasy football Sorare, yang belum lama ini berhasil menggaet Kylian Mbappé sebagai investor sekaligus ambassador-nya.