200 juta kopi. Sebanyak itulah Minecraft telah terjual sejak ia dirilis secara resmi di tahun 2011. Sebagai perbandingan, Grand Theft Auto V yang luar biasa populer sampai-sampai server Epic Games Store sempat jebol saat menggratiskannya baru-baru ini, baru terjual sebanyak 120 juta kopi per Februari kemarin.
Lebih istimewa lagi, sebagian besar dari mereka yang membeli Minecraft itu masih aktif memainkannya hingga sekarang. Menurut developer-nya, Mojang Studios, tercatat ada 126 juta orang yang memainkan Minecraft setiap bulannya. Sebagai konteks, Netflix sejauh ini punya 182,9 juta pelanggan.
Popularitas Minecraft ini bukanlah tanpa alasan. Seperti yang kita tahu, Minecraft sangatlah populer di dunia pendidikan, dan itu memicu developer-nya untuk mengembangkan Minecraft edisi khusus pendidikan. Belakangan Minecraft: Education Edition juga sudah digratiskan untuk sementara waktu demi membantu kegiatan belajar-mengajar dari kediaman masing-masing.
Pernyataan bahwa Minecraft memegang peran penting dalam menghubungkan kita selama pandemi mungkin terdengar berlebihan, tapi itu ada benarnya juga. Di Korea Selatan misalnya, Minecraft belum lama ini sempat dipakai untuk merayakan Hari Anak. Lalu di Amerika Serikat, Minecraft baru-baru ini dipilih sebagai lokasi upacara wisuda salah satu perguruan tinggi ternama, UC Berkeley.
Tidak main-main, wisuda virtual itu dilangsungkan di replika kampus UC Berkeley yang sangat mendetail, lengkap sampai komplek di sekitarnya. Mereka bahkan punya nama yang sangat catchy untuk kampus virtual-nya, yakni Blockeley University.
Minecraft pada dasarnya merupakan bukti bahwa game tidak selamanya harus menyuguhkan grafik yang fenomenal untuk menjadi favorit khalayak – meski sekarang memang sudah ada opsi untuk memainkan Minecraft dengan teknologi grafik terkini. Popularitasnya juga berhasil melahirkan sejumlah spin-off yang menarik, seperti salah satunya Minecraft Dungeons yang akan segera dirilis pada tanggal 26 Mei.
Sumber: Xbox.