Dark
Light

Bos Epic Games Ingin Developer Berhenti Gunakan Sistem Loot Box

1 min read
February 13, 2020

Di industri game, loot box adalah salah satu topik kontroversial yang sering dibahas. Tahun lalu, pemerintah Amerika Serikat bahkan berencana membuat regulasi tentang loot box. Loot box menjadi pembicaraan hangat karena belakangan, semakin banyak game yang menggunakan sistem tersebut. Game-game populer sekalipun menggunakan sistem loot box, seperti Overwatch, Apex Legends, dan FIFA. Memang, penggunaan sistem loot box terbukti menguntungkan. Belum lama ini, Nintendo mendapatkan US$1 miliar dari game mobile. Game yang memberikan kontribusi paling besar adalah Fire Emblem, yang merupakan game gacha. Namun, CEO Epic Games, Tim Sweeney merasa, developer harus berhenti menggunakan sistem loot box atau gacha demi mendapatkan untung.

“Kita harus bertanya pada diri kita sendiri, sebagai industri, kita mau menjadi industri seperti apa? Apa kita ingin seperti Las Vegas, yang penuh dengan perjudian… atau kita mau dikenal sebagai kreator dari produk yang bisa dipercaya oleh konsumen?” kata Sweeney, menurut laporan Dexerto. Dia merasa, saat ini, industri game sedang berada di persimpangan jalan dan mereka harus memilih jalan yang benar. “Kita harus berhati-hati dalam menciptakan game yang pengalaman bermain para pemain dipengaruhi oleh jumlah uang yang dihabiskan. Sistem loot box memiliki mekanisme yang sama dengan judi. Hanya saja, Anda tidak bisa mendapatkan uang Anda kembali di loot box.”

X-ray Llama dalam Fortnite. | Sumber: Dexerto
X-ray Llama dalam Fortnite. | Sumber: Dexerto

Sweeney memang tidak hanya besar omong. Fortnite sempat mengimplementasikan sistem loot box, yang berbentuk Llama, dalam mode Save the World. Ketika penggunaan sistem loot box ini dianggap “predatory”, Epic memutuskan untuk mengubahnya. Mereka membuat agar pemain bisa tahu item yang mungkin mereka dapatkan ketika mereka membeli sebuah Llama. Selain itu, setelah Epic mengakuisisi Psyonix — developer Rocket League — pada 2019, Sweeney juga mengubah sistem loot box yang ada dalam game Rocket League.

Keputusan Epic memengaruhi beberapa developer lain untuk melakukan hal yang sama. Salah satunya adalah Bungie yang memutuskan untuk menghilangkan sistem konten random berbayar pada Destiny 2. Mengingat Fortnite masih menghasilkan uang untuk Epic — pada tahun 2019, Epic mendapatkan US$1,8 miliar dari Fortnite — keputusan Sweeney mungkin akan mendorong developer lain untuk berhenti menerapkan sistem loot box.

Sweeney mengatakan, untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang, sebuah developer harus bisa membuat hype tentang game-nya. Dia memberikan contoh kerja sama Fortnite dengan Star Wars dan Marvel. Dia menambahkan, sekarang, game tak hanya dimainkan untuk menghilangkan stres, tapi telah menjadi “tempat” bagi para pemain untuk berkumpul. Karena itu, industri game memiliki tanggung jawab atas jutaan orang yang bermain game mereka setiap hari.

Sumber header: Polygon

Previous Story

7 Game Android Paling Ditunggu di Tahun 2020

Next Story

Samsung Galaxy Z Flip Tunjukkan Berbagai Inovasi Signifikan di Segmen Foldable

Latest from Blog

Don't Miss

H3RO Land dari Bima+, Teman Mabar Anak Esports

Salah satu bentuk dukungan untuk perkembangan esports di tanah air

Pentingnya Industri Telekomunikasi untuk Kembangkan Industri Game dan Esports

Nilai dari industri game meroket selama pandemi COVID-19. Bahkan setelah