Dark
Light

Arslan Ash Menjadi Esports Player of the Year versi ESPN

2 mins read
December 24, 2019
Sumber: Red Bull Official Sites

Para penggemar Tekken tentu sudah tak asing lagi dengan nama Arslan Ash. Pria berusia 24 tahun dengan nama asli Arslan Siddique ini berhasil menggemparkan skena kompetitif Tekken 7, setelah ia berhasil memenangkan EVO Japan 2019. Sebelumnya, Pakistan bisa dibilang jarang sekali masuk dalam peta kekuatan dunia kompetitif game apapun. Dalam Dota mungkin adal Sumail Hassan, tetapi Tekken? Dominasi negara-negara Asia sepertinya masih terlalu kental dalam skena game bertarung tiga dimensi ini.

Namun demikian Arslan Ash muncul secara tiba-tiba, mendapat gelar EVO Japan 2019, bahkan mengalahkan pemain berpengaruh asal Korea Selatan, Knee, di gelaran EVO 2019. Berkat torehan tersebut, Arslan Ash menerima gelar Esports Player of the Year versi ESPN. Menariknya prestasi yang ditorehkan oleh Arslan seakan tak hanya jadi pencapaian pribadi saja, tetapi sedikit banyak juga mempengaruhi skena kompetitif Tekken 7, dan komunitas Tekken di Pakistan.

Kisah perjuangan Arslan mungkin bisa dibilang layaknya kisah Sumail Hassan. Awalnya, ia hanyalah anak kuliahan yang suka bermain game. Berasal dari keluarga kelas menengah, sebelum momen EVO terjadi, ia adalah mahasiswa yang ingin mencapai impiannya untuk menjadi seorang dokter. Namun, gaming tetap menjadi salah satu renjana yang tak pernah ia tinggalkan.

Sebelum mencapai EVO, nama Arslan mulai dikenal di komunitas gaming negaranya ketika ia memenangkan kompetisi nasional, Pakistan Tekkn 6 Grand Masters Championship. Sejak saat itu ia terus mengikuti satu kompetisi ke kompetisi lain yang membuatnya jadi populer di Pakistan.

Setelah memenangkan skena lokal, ia lalu mulai mencoba naik tingkat ke dunia internasional. Namun ia tak punya banyak uang untuk berangkat ke luar negeri dan bertanding. “Saya tak punya uang. Jadi saya minta tolong kepada teman saya. Dalam hati saya tahu, bahwa saya akan menang. Toh saya adalah pemain nomor satu di Pakistan. Akhirnya kawan-kawan mengumpulkan uang untuk registrasi turnamen. Saya semakin semangat ketika keluarga, terutama ibu sangat mendukung saya untuk ini.” Cerita Arslan kepada Red Bull Esports dalam artikel biografi singkatnya yang berjudul The Incredible Ascension of the Pakistani Tekken Legend.

Sumber: Red Bull Esports
Sumber: Red Bull Esports

Menuju tangga kesuksesan, Arslan mengalami banyak hal. Ia sempat harus memilih antara kuliah atau turnamen. Ibu Arslan juga tidak serta-merta mendukung Arslan dengan begitu saja. Sempat ada penolakan, dianggap membuang-buang uang karena tidak menyelesaikan studinya. “Tapi saya berpikir, saya akan menunjukkan kepada semua orang bahwa saya telah memilih jalan yang tepat.”

Dan benar saja. Secara berangsur-angsur, Arslan memenangkan turnamen demi turnamen. Berawal dari turnamen pertamanya di Oman, Arslan pergi dari satu negara ke negara lain untuk memenangkan kompetisi. Sempat ikut FV X SEA Major yang mana ia hanya berhasil mendapatkan peringkat 9-12 saja.

Kemenangannya yang mungkin bisa dibilang paling gemilang adalah OUG Tournament 2018. Ia berhasil menjadi juara, setelah mengalahkan salah satu pemain veteran di skena Tekken 7, Knee. Namun, momen yang paling membuat Arslan disorot oleh mata dunia adalah ketika ia menangkan EVO Japan 2019 setelah mengalahkan AK lewat proses reset bracket.

EVO 2019 - Tekken 7 Champion
Sumber: Stephanie Lindgren/EVO

Walau begitu, Arslan tidak selalu menjadi yang terbaik. Dalam gelaran TWT 2019 yang dimenangkan oleh Chikurin, ia gagal lolos dari fase grup, hanya berhasil finish di peringkat 17-20. Namun demikian, saya pribadi tetap merasa ia patut mendapatkan gelar tersebut karena pengaruh yang diberikannya kepada komunitas Pakistan, bahkan skena Tekken 7 secara keseluruhan.

ESPN Esports Awards dilakukan dengan voting para fans yang dilakukan lewat akun Twitter @ESPN_Esports. Arslan Ash keluar sebagai pemenang dengan perolehan sebesar 60.1% dari total 8036 suara, bersaing dengan bocah pemenag Fortnite World Cup, Kyle Giesdorf (Bugha) dan pemain San Fransisco Shock, Jay Won (Sinatra) yang memenangkan titel MVP di Overwatch League 2019.

Previous Story

Badan Militer Juga Tertarik untuk Mendukung Esports

Next Story

Rizky Faidan Akan Bermain di Buriram United Untuk eFootball PES Toyota E-League 2020

Latest from Blog

Don't Miss

Valve Buat Regulasi Baru di CS:GO, Apa Dampaknya ke Ekosistem Esports?

Selama bertahun-tahun, Valve jarang turun tangan untuk menentukan arah perkembangan

Peran Mobile Esports Dalam Pertumbuhan Industri Esports Global

Beberapa tahun belakangan, industri esports memang tumbuh pesat. Setiap tahun,