Ovo meresmikan perluasan penggunaan produk pembiayaan DanaTara untuk merchant offline, setelah diperkenalkan ke publik sejak September 2019. Sebelumnya produk ini tersedia untuk merchant online yang bergabung dalam platform e-commerce seperti Tokopedia, Lazada, Shopee, dan Bukalapak.
Presiden Direktur Ovo Karaniya Dharmasaputra mengatakan, DanaTara adalah solusi pengembangan usaha, pengelolaan arus kas, dan tambahan modal usaha bagi pelaku UKM di Indonesia. Produk ini memberikan akses pembiayaan sampai Rp500 juta dengan status pengajuan yang diproses dalam 2-5 hari kerja dan tenor sampai 12 bulan.
“Solusi ini mendukung kebutuhan UKM untuk memperoleh pembiayaan modal usaha dengan cara yang jauh lebih mudah dan sederhana,” terang Karaniya dalam keterangan resmi.
Karaniya menjelaskan produk DanaTara akan diarahkan untuk menyasar 450 ribu merchant offline yang telah tergabung dalam ekosistem Ovo. Juga potensi usaha offline lainnya yang belum dijamah perusahaan.
Mengutip dari data BPS, kontribusi UKM terhadap PDB Indonesia mencapai 60%, serta menyerap 97,22% tenaga kerja nasional. Namun, kurang dari 15% dari mereka memiliki akses terhadap produk pembiayaan. Rendahnya penetrasi pembiayaan dipengaruhi oleh keterbatasan akses terhadap layanan keuangan serta literasi keuangan yang belum merata.
Meningkatnya adopsi pembayaran digital menjadi prospek pasar yang sepatutnya dapat menjadi momentum pendorong tumbuhnya UKM nasional. Menurut data Bank Indonesia, transaksi uang elektronik hingga September 2019 meningkat hingga 268%.
“Saat ini Ovo sedang melaksanakan implementasi QRIS sesuai arahan Bank Indonesia dan kami percaya bahwa inovasi sistem pembayaran merupakan langkah awal pemanfaatan teknologi bagi perkembangan UKM.”
Sebagai catatan, DanaTara adalah produk turunan yang dirilis Ovo bersama Taralite. Selain itu, terdapat produk Ovo Talangan Siaga yang merupakan pinjaman jangka pendek khusus untuk mitra pengemudi GrabCar apabila ada keperluan mendadak operasional sehari-harinya.
Nominal pinjamannya mulai dari Rp500 ribu sampai Rp1 juta dengan pilihan tenor 15 atau 30 hari. Biaya keterlambatan per harinya dikenakan Rp2.500.