Sekarang, esports tak lagi menjadi industri yang dipandang sebelah mata. Hadiah yang didapatkan pemenang dari turnamen esports kini bisa menyaingi hadiah dari turnamen olahraga tradisional paling bergengsi. Namun, menjadi atlet esports bukanlah hal yang mudah. Ketika Anda hendak meniti karir sebagai atlet esports, ada pengorbanan yang harus Anda lakukan, seperti risiko masalah kesehatan akibat stres dan burnout. Itu tidak menghentikan para gamer amatir untuk bercita-cita menjadi pemain profesional. Perusahaan Singapura, eSports Pro League (ESPL) mengumumkan bahwa mereka berencana membuat turnamen esports global untuk gamer amatir yang mau naik level dan menjadi pemain profesional.
“Kami menyiapkan beberapa liga esports nasional,” kata CEO ESPL, Michael Broda pada VentureBeat. “Kami menyediakan platform teknologi global bagi gamer yang ingin menjadi profesional.” ESPL berencana untuk beroperasi di 16 negara di Asia, Eropa, dan Amerika, dengan Asia sebagai fokus pertama mereka. Mereka tidak hanya ingin membuat turnamen esports, tapi juga mengembangkan keseluruhan ekosistem esports dengan melibatkan media, publisher, tim dan pemain profesional, serta sponsor. Tujuan mereka adalah membuat komunitas yang terbuka dan interaktif.
Meskipun program ESPL ini memiliki skala global, mereka akan bekerja sama dengan perusahaan dan penyelenggara turnamen lokal. Dalam menjalin kerja sama dengan perusahaan lokal, ESPL akan menggunakan model lisensi. Di setiap negara, mereka akan bekerja sama secara eksklusif dengan satu penyelenggara turnamen yang berpengalaman. Dengan bekerja sama dengan perusahaan lokal, ESPL berharap mereka akan bisa menerapkan sistem turnamen yang menggabungkan model online dan offline. Ini juga menjadi cara mereka untuk menjadi lebih unggul dari pesaing mereka.
Sementara terkait game yang hendak diadu, ESPL mengatakan mereka ingin membuat turnamen dari beberapa game, misalnya dua game mobile dan satu game PC. Kemungkinan, salah satu game yang akan diadu dalam turnamen adalah Mobile Legends: Bang Bang. Namun, Broda mengatakan, mereka tidak akan terikat dengan game atau publisher tertentu. “Kami melihat, ada infrastruktur yang belum ada dan kami merasa game mobile kini tengah populer,” kata Broda.
Saat ini, ESPL telah mendapatkan dana sebesar US$2 juta dari para investornya, termasuk iCandy Interactive, perusahaan software asal Malaysia, Sedania Innovator Berhad, dan mantan CEO eSports.com Group, Broda. Turnamen pertama ESPL akan diadakan pada Februari 2020. Musim turnamen akan berlangsung hingga Desember 2020. ESPL berharap, mereka bisa menjadikan esports sebagai hiburan untuk penonton global. Untuk merealisasikan itu, Broda mengatakan, ESPL mungkin akan mengakuisisi perusahaan lain.
“Kami ingin membuat struktur yang lebih jelas, misalnya, bermain di tingkat nasional, menjadi pemain terbaik, lalu naik level,” kata Broda. “Kita ada di lingkungan digital, jadi, kita harus menggunakan solusi digital. Kita akan memulai dengan membuat turnamen dan menjadi perusahaan media.”