Dark
Light

Klarifikasi CEO Angon.id terhadap Isu Kisruh Dana Publik

1 min read
March 26, 2019
Co-Founder dan CEO Angon.id Agif Arianto menjelaskan adanya oknum peternak wanprestasi dan status gagal panen. Menyiapkan "customer handling" untuk mediasi
Co-Founder dan CEO Angon.id Agif Arianto menjelaskan adanya oknum peternak wanprestasi dan status gagal panen. Menyiapkan "customer handling" untuk mediasi

Sebagai tanggapan terhadap pemberitaan DailySocial yang berjudul “Kisruh Startup Investasi Budidaya Angon.id“, Co-Founder & CEO Agif Arianto menghubungi DailySocial untuk memberikan klarifikasi. Sebagai bagian dari hak jawab, berikut ini adalah penjelasan menurut sisi Angon.id.

Kondisi yang terjadi

Agif menceritakan adanya gagal panen yang dialami pemilik ternak online (disebut member Angon) dan direalisasikan menjadi kerugian. Ia mengklaim hal ini bukan karena Angon melakukan penipuan ataupun salah melakukan pengelolaan uang member.

Diklaim ada oknum peternak wanprestasi (belantik yang mengaku jadi peternak) yang mengakibatkan ternak mengalami masalah dalam pertumbuhan bobot. Kondisi tersebut diperparah adanya penurunan harga jual ternak di pasar.

Agif mengatakan, “Ternak yang telah dibeli oleh member dan rugi sudah menjadi risiko member. Namun karena tipe member Angon berbeda-beda, beragam pula kondisi member Angon dalam menyikapi kejadian ini.”

“Yang paling ekstrem adalah CS Angon sempat ada yang mau bunuh diri akibat tekanan dari beberapa member yang mengalami gagal panen, bahkan rumah mertua saya pun diancam mau dibakar, menelpon dengan kata makian yang sama sekali tidak mau tahu tentang risiko kerugian yang sedang dialaminya dan sama sekali tidak mau memahami penjelasan kami tentang bahwa Angon itu bukan lembaga keuangan atau manajer investasi atau crowdfunding yang mengumpulkan dana masyarakat kemudian menyalurkan pembiayaan kepada peternak,” ujarnya.

Agif melanjutkan, “Platform Angon merupakan marketplace yang coba mendigitalkan proses bisnis beternak. Mitra peternak rakyat itu layaknya pet shop, tempat penitipan hewan ternak saja tanpa bagi hasil. Jika untung 100% hasil diambil oleh member, begitu juga saat rugi 100% ditanggung member, karena member memilih sendiri ternaknya dan lokasi ternaknya. Setelah member membeli ternak di aplikasi Angon, member bisa langsung mengambil ternaknya. Intinya risiko dalam beternak online sama seperti beternak offline. Member perlu bijak dalam menyikapinya.”

Terkait isu Angon membeli kantor di kawasan mewah Semarang juga diklarifikasi tidak benar oleh Agif. Status kantor Angon di Semarang itu sewa bulanan, layaknya sebuah coworking space.

Pengembalian dana

Untuk menyelesaikan masalah gagal panen member, tim Angon mengklaim telah berkomunikasi langsung kepada member secara satu per satu untuk menghindari adanya pihak yang mengaku-ngaku memiliki ternak.

Customer handling Angon saat ini dilakukan melalui sambungan telepon dan WhatsApp pada jam 09.00-17.00 WIB di nomor 081220337376.

Alternatif jalan keluar yang coba ditawarkan tim Angon adalah sebagai berikut:

  • Member dapat melakukan perpanjangan masa perawatan ternak hingga harga membaik (diperkirakan di bulan April-Mei 2019).
  • Bagi pemilik ternak yang ingin menjual ternaknya dengan harga saat ini (dalam kondisi rugi) akan diproses dalam 4-14 hari kerja.
  • Jika member menginginkan refund, Angon mencoba membantu memfasilitasinya dengan mencicil sebanyak 8 kali.

“Dari pengalaman ini kami menyadari tidak semua peternak rakyat amanah dan tidak semua orang juga memahami masalah dari berbagai sisi,” tutup Agif.

Layanan RemitPro mengakomodasi remitansi langsung masuk ke rekening bank di 60 negara. Telah memiliki 200 agen dan 3000 pengguna
Previous Story

RemitPro Coba Hadirkan Layanan Remitansi Berbasis Teknologi

Rules of Survival
Next Story

Batalkan Tuntutan Hukum, PUBG Corp dan NetEase Akhirnya Berdamai

Latest from Blog

nubia V60 Design Hadir di Indonesia

ZTE Mobile Devices Indonesia secara resmi memperkenalkan smartphone terbarunya, nubia V60 Design di Indonesia. Smartphone ini dirancang dengan menghadirkan estetika dan teknologi,

Don't Miss

Lebih Parah dari Kasus Doni Salmanan, Inilah 7 Kasus Penipuan Terbesar di Industri Teknologi

Startup selalu berusaha mencari cara untuk mendisrupsi status quo menggunakan
Startup fintech payment gateway Xendit merambah sektor perbankan dengan mendirikan PT Bank Perkreditan Rakyat Xen (BPR Xen) yang berlokasi di Depok

Xendit Rambah Perbankan, Dirikan Bank Perkreditan Rakyat Xen

Ekspansi bisnis startup unicorn di sektor fintech, Xendit, kini sudah