Dark
Light

Adandu, Just Another Social Network?

4 mins read
July 9, 2009

Mungkin beberapa dari anda sudah pernah mendengar mengenai sebuah website bernama Adandu. Adandu ini memang sempat populer awal tahun 2009 lalu dan menjadi perbincangan di beberapa forum dan situs-situs besar, namun seperti kepopulerannya itu tidak bertahan terlalu lama.

Adandu adalah (lagi-lagi) sebuah situs jejaring sosial lokal yang diluncurkan ke publik 1 Januari 2009 lalu. Bermula dari sebuah riset yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa Bina Nusantara awal tahun 2008, dan dibuka untuk akses para mahasiswa Binus pada Oktober 2008. Didirikan oleh Gardenia Putri, Adandu memiliki konsep sebagai sebuah platform aplikasi komunitas online dengan fitur-fitur sosial cita rasa Indonesia, walau sebenarnya frase ‘platform aplikasi’ terkesan terlalu berat dan sebenarnya tidak tampak di situs ini.

Seperti biasa, ketika situs ini diluncurkan banyak yang menyamakan Adandu sebagai Facebook versi lokal meski sebenarnya sama sekali tidak sama karena Facebook benar-benar merupakan platform aplikasi sedangkan Adandu bukan. Adandu mengklaim bahwa mereka mengusung visi, misi dan fitur-fitur yang berbeda dari situs-situs jejaring sosial yang sudah ada.

Berikut penjelasan yang diberikan oleh Customer Service Adandu ketika saya kontak via email :

Melalui websitenya, Adandu menyajikan fitur-fitur umum, seperti pertemanan, inbox, blog, forum, grup, pungutan suara / poll, upload audio, foto atau video. Namun sebenarnya Adandu memiliki dua fitur utama yang membedakannya dari website-website lainnya, yaitu:

– Chips & Karma (reward system)
– Video Mashup / online video editing.

Chips & Karma adalah sistem peringkat keanggotaan dua dimensi, yang akan membedakan kemampuan dan posisi sosial seorang anggota dengan anggota lainnya. Chips adalah sarana tukar-menukar yang digunakan dalam komunitas Adandu, di mana sejumlah Chips yang dimiliki seseorang dapat ditukarkan dengan promosi atau barang-barang dalam event-event tertentu. Karma mewakili kedudukan sosial seorang anggota, seorang anggota akan memiliki lebih banyak fasilitas dibanding anggota lainnya bila memiliki nilai Karma yang lebih tinggi. Nilai Chips & Karma seorang anggota akan berubah naik atau turun sesuai dengan jenis dan jumlah aktifitas, serta opini anggota-anggota lainnya terhadap orang tersebut.

Video Mashup adalah fitur yang memungkinkan seseorang mengubah, menambah atau menggabungkan komponen-komponen audio-visual ke dalam satu video secara online. Walau masih diperuntukkan untuk pengguna non-profesional, teknologi Video Mashup ini masih terbilang baru di dunia Internet, dan Adandu adalah website pertama di Asia Tenggara yang menawarkan fitur video editing ini bagi penggunanya. Sebelumnya, proses video editing selalu dilakukan secara offline dengan menggunakan program-program khusus yang ter-install di komputer pengguna sebelum video tersebut di-upload ke website tertentu. Dengan fitur Video Mashup, seseorang dapat menggabungkan lagu-lagu, foto-foto dan video-video klip dalam satu video baru, serta mengubah susunan tampilan, durasi, menambah teks, menambah efek-efek khusus atau lainnya. Semuanya ini dilakukan secara online melalui website Adandu tanpa perlu menggunakan program lain, hanya memerlukan web browser saja.

Dari sisi pasar, Adandu membidik komunitas pengguna Internet di Indonesia dan di negara-negara tetangga, yang berusia antara 17 hingga 34. Selain bergantung pada penghasilan dari event-event dan dari sumbangan para donatur, Adandu juga menawarkan lokasi-lokasi iklan dalam websitenya dan akan segera membuka sebuah toko online yang disertai berbagai layanan-layanan terkait yang menarik. Namun di atas segalanya, Adandu akan tetap berusaha meningkatkan kualitas dan menyempurnakan layanan online yang diberikan secara gratis pada para penggunanya.

Dan saya melanjutkan email dengan mengirimkan beberapa pertanyaan yang ternyata dijawab oleh Customer Service dan sayangnya beberapa pertanyaan dari saya tetap tidak terjawab karena hanya sang Putri yang mampu menjawabnya. d’oh.

**** START ****

Apa yang membuat Adandu yakin bisa menggaet pengguna baru, terutama jika hampir semua fitur di Adandu juga ada di Facebook. Memang ada fitur video editing online, namun apa itu itu appealing untuk calon pengguna?

Di masa kemajuan teknologi yang luar biasa ini, kami sadar bahwa tidak akan pernah ada fitur pamungkas yang dapat menjamin sebuah website menjadi ramai dikunjungi orang. Tapi, terutama jika dibandingkan dengan situs jejaring sosial global, Adandu memiliki tiga kelebihan yang mendasar yaitu:
(a) keuntungan letak geografis; yang memungkinkan pengurus dan komunitas Adandu saling berinteraksi langsung di dunia nyata.
(b) pemahaman latar belakang sosial-budaya; yang memberi kepekaan sosial, sifat adaptif dan fleksibilitas bagi para pengurus Adandu dalam menyesuaikan layanan bagi para anggota.
(c) efisiensi tim kecil dalam menerapkan kreatifitas dan inovasi baru; yang memungkinkan Adandu bergerak lebih lincah dibandingkan website-website lain yang jauh lebih besar dalam mengantisipasi perubahan kebutuhan penggunanya.

Metode dan strategi apa saja yang diterapkan oleh Adandu untuk memperoleh pengguna baru? Iklan kah? Atau pasang poster kan? Atau bagaimana?

Kami memang memasang iklan on-line di beberapa jaringan penyedia iklan, menyebarkan flyer-flyer dan lainnya. Namun seperti yang tertulis di jawaban 1.a di atas, Adandu lebih menekankan interaksi langsung dengan komunitasnya, sehingga timbul penyebaran informasi melalui ‘word of mouth’ dan ‘friend invites friends’.
Dengan fitur online video editing, kenapa tidak menjangkau pasar yang niche saja misalnya para video publisher (amatir dan professional)? Kenapa masih tetap memilih pasar yang general?

Melayani pasar terbatas memang sangat menggiurkan. Namun kita berhadapan dengan fakta bahwa pembuat dan penerbit video amatir maupun profesional saat ini menuntut kualitas video online yang lebih baik, seperti High-Definition Video (HD), sedangkan koneksi Internet yang memadai untuk kualitas video HD di Indonesia masih belum tersedia secara luas. Hal ini menyebabkan tuntutan tersebut tidak dapat terpenuhi dengan baik, walau sebenarnya aplikasi dan infrastruktur penunjang fitur Audio, Photo, Video dan Video Mashup di Adandu (menggunakan jaringan CDN Limelight Network) telah siap untuk menampung, mengolah dan menampilkan konten-konten rich-media dengan kualitas HD.
Hal inilah yang mendorong kami memilih pasar pengguna umum dan non-profesional.

Dari sisi bisnis, apakah Adandu 100% mengandalkan iklan banner saja? Adakah business model lain yang diterapkan (atau akan diterapkan) oleh Adandu?

Sayang sekali, yang paling kompeten menjawab pertanyaan ini hanyalah Putri sendiri. Maaf.

Sudah berapa jumlah member Adandu sekarang? Dan seberapa aktifkah mereka? Apa saja kegiatan mereka di Adandu?

Adandu masih sangat muda, banyak hal yang harus kami capai sebelum pantas disejajarkan dengan website-website besar lainnya. Tapi, kami sudah sangat gembira melihat prosentase jumlah anggota yang tumbuh sebesar tiga digit per bulan. Dan kami juga senang melihat data Alexa yang menunjukkan rata-rata pengunjung Adandu menghabiskan waktu sekitar 40 menit per hari untuk beraktifitas di website kami.

Kalau melihat data Google Analytics, aktifitas anggota Adandu saat ini lebih banyak terjadi di Forum dan Blog. Pertumbuhan aktifitas upload Photo meningkat pesat sejak bulan Mei 2009, terutama setelah kami membuka kapasitas upload rich-media tak terbatas, dan dengan adanya tren pembuatan video koleksi foto dengan menggunakan Video Mashup.

Apakah Rewarding system (chips dan karma) cukup efektif untuk pengguna agar lebih aktif berkegiatan di Adandu?

Potensi Chips & Karma sebagai katalisator utama aktifitas komunitas kami sangat luar biasa. Di bulan Nopember hingga Desember 2008 lalu, kami mencoba fitur ini pada komunitas mahasiswa Universitas Bina Nusantara dalam sebuah acara yang bernama “Chips Hunting”. Dari acara tersebut kami menyimpulkan bahwa keberadaan fitur Chips & Karma berpengaruh langsung pada berbagai kegiatan yang terjadi di komunitas. Kami juga melihat adanya keterkaitan yang erat antara nilai Chips & Karma, jumlah konten dan dinamika sosial-online di Adandu. Selain itu, konsep Chips & Karma juga dapat diterapkan dalam berbagai aplikasi online lainnya, seperti dalam sistem jajak pendapat, sebagai sarana validasi keanggotaan sebuah grup, sebagai nilai tukar dalam toko online atau lainnya.

Rencana Adandu di masa datang? Penambahan fitur? Berapa target pengguna Adandu akhir tahun 2009 ini?

Kami melihat kemudahan akses dan fungsionalitas konten rich-media secara mobile sebagai arah perjalanan Adandu berikutnya. Kami juga percaya bahwa layanan dalam bahasa daerah akan lebih memberi cita-rasa Indonesia ke website Adandu.
Mengenai target tahun 2009, lebih baik langsung dijawab oleh Putri saja. Maaf.

**** END ****

Ya, begitulah petikan wawancara saya dengan customer service dari Adandu.

Apakah Adandu ini jejaring sosial yang khas? Atau hanya sekedar social network biasa?Sampaikan komentar anda mengenai Adandu (atau customer service-nya) di kolom komentar :p

hat tip : armono

Rama Mamuaya

Founder, CEO, Writer, Admin, Designer, Coder, Webmaster, Sales, Business Development and Head Janitor of DailySocial.net.

Contact me : [email protected]

33 Comments

  1. Kayaknya emang banyak yang harus Adandu perbaiki. Mungkin pengurusnya lagi cari bentuk yang pas, namanya masih jadi pendatang baru.

    Dulu forum kan jadi andalan mereka, sekarang ditambah lagi video mashup. Kalo sekarang Adandu tetap fokus di forum, pasti berat melawan Kaskus, ya. Tapi kalo dibidang video masih mungkin bisa berkembang.

  2. Kayaknya emang banyak yang harus Adandu perbaiki. Mungkin pengurusnya lagi cari bentuk yang pas, namanya masih jadi pendatang baru.

    Dulu forum kan jadi andalan mereka, sekarang ditambah lagi video mashup. Kalo sekarang Adandu tetap fokus di forum, pasti berat melawan Kaskus, ya. Tapi kalo dibidang video masih mungkin bisa berkembang.

  3. @Dona setuju, lebih baik mengincar pasar yg lebih kecil tp bisa diunggulkan. Apalagi video mashup itu belum banyak di Indonesia, kalo aja Adandu lebih fokus ke videographer social network 😉

  4. @Dona setuju, lebih baik mengincar pasar yg lebih kecil tp bisa diunggulkan. Apalagi video mashup itu belum banyak di Indonesia, kalo aja Adandu lebih fokus ke videographer social network 😉

  5. Dear,

    sebelumnya memang sudah ada beberapa situs jejaring socila sejenis, seperti temanster dan fupei.

    namun entah kenapa seperti nya jika situs jejaring socila yang datang dari luar sepertinya lebih mudah di kenal ketimbang dari dalam negeri sendiri.

    Zuliady Azwin,

  6. Dear,

    sebelumnya memang sudah ada beberapa situs jejaring socila sejenis, seperti temanster dan fupei.

    namun entah kenapa seperti nya jika situs jejaring socila yang datang dari luar sepertinya lebih mudah di kenal ketimbang dari dalam negeri sendiri.

    Zuliady Azwin,

  7. Kalau sudah punya fitur spesifik Video editing online yang tidak ada di website lain, kenapa tidak banting setir ke situ saja ya? Kalau di luar negeri pasti udah dapat backing VC tuh 😀

    Video editing di Indonesia masih nunggu bandwidth kukira. Liat youtube saja masih jadi privilege mewah, apalagi edit video 😀

  8. Kalau sudah punya fitur spesifik Video editing online yang tidak ada di website lain, kenapa tidak banting setir ke situ saja ya? Kalau di luar negeri pasti udah dapat backing VC tuh 😀

    Video editing di Indonesia masih nunggu bandwidth kukira. Liat youtube saja masih jadi privilege mewah, apalagi edit video 😀

  9. @Zuliady well… itu yang bisa DailySocial bantu, biar karya lokal bisa lebih dikenal 🙂
    @Akhmad klo udah gitu kan bisa sekalian going global, daripada ngincer mahasiswa narsis2an mending incar video editor di seluruh dunia 🙂 Siapa tau nanti exit strategy-nya minta diakuisisi sama YouTube-Google 😀

  10. @Zuliady well… itu yang bisa DailySocial bantu, biar karya lokal bisa lebih dikenal 🙂
    @Akhmad klo udah gitu kan bisa sekalian going global, daripada ngincer mahasiswa narsis2an mending incar video editor di seluruh dunia 🙂 Siapa tau nanti exit strategy-nya minta diakuisisi sama YouTube-Google 😀

  11. aku setuju kalo mereka menyasar pasar video. itu akan bikin mereka punya diferensiasi yang lebih, mengingat udah banyak social network sejenis. jadi harus peka melihat niche yang akan disasar.

  12. aku setuju kalo mereka menyasar pasar video. itu akan bikin mereka punya diferensiasi yang lebih, mengingat udah banyak social network sejenis. jadi harus peka melihat niche yang akan disasar.

  13. @pitra modal awal emang kenceng, tapi dari sisi bisnis sangat menguntungkan lho, picknik.com yang online image processing aja udah profitable apalagi video mashup. Model bisnis freemium aja udah cukup untuk mengundang user (dan investor) untuk menanggulangi masalah modal infrastruktur 😀

  14. @pitra modal awal emang kenceng, tapi dari sisi bisnis sangat menguntungkan lho, picknik.com yang online image processing aja udah profitable apalagi video mashup. Model bisnis freemium aja udah cukup untuk mengundang user (dan investor) untuk menanggulangi masalah modal infrastruktur 😀

  15. saya kira semua ide saya sudah disampaikan oleh teman teman diatas 🙂

    feature yang ada belum bisa dinikmati dengan enjoy untuk Indonesia yang nunggu bandwidth

  16. saya kira semua ide saya sudah disampaikan oleh teman teman diatas 🙂

    feature yang ada belum bisa dinikmati dengan enjoy untuk Indonesia yang nunggu bandwidth

  17. Kepada team dailysocial, terimakasih atas ulasannya dan juga kritik yang diberikan.
    Untuk semua pertanyaan yang belum terjawab, saya akan mencoba menjawabnya via email kepada dailysocial.net.
    Terimakasih sekali lagi, semua kritik dan saran yang diberikan sangat membantu agar adandu.com bisa menjadi lebih baik lagi.
    sukses selalu..=)

  18. Kepada team dailysocial, terimakasih atas ulasannya dan juga kritik yang diberikan.
    Untuk semua pertanyaan yang belum terjawab, saya akan mencoba menjawabnya via email kepada dailysocial.net.
    Terimakasih sekali lagi, semua kritik dan saran yang diberikan sangat membantu agar adandu.com bisa menjadi lebih baik lagi.
    sukses selalu..=)

  19. @Dona wah, traffic dan social activities di Facebook yang sebesar itu dibandingkan dengan revenue yang dihasilkan dari fb-credits tentu tidak sebanding. Agak sulit kalau mengandalkan sistem online currency karena social activities di Adandu tidak banyak dan tidak adanya virtual goods yang relevan disana. Beda dengan Swinde yang virtual goods-nya jelas terpakai.

    Soal bandwith kayaknya masalahnya adalah di pemerataan, ada yg koneksi super cepat ada juga yang lelet setengah mati dan sering putus. Sekarang ini hanya fokus dikembangkan di kota2 besar saja, di kota-kota yang kecil banyak yg belum dimasuki internet.

  20. @Dona wah, traffic dan social activities di Facebook yang sebesar itu dibandingkan dengan revenue yang dihasilkan dari fb-credits tentu tidak sebanding. Agak sulit kalau mengandalkan sistem online currency karena social activities di Adandu tidak banyak dan tidak adanya virtual goods yang relevan disana. Beda dengan Swinde yang virtual goods-nya jelas terpakai.

    Soal bandwith kayaknya masalahnya adalah di pemerataan, ada yg koneksi super cepat ada juga yang lelet setengah mati dan sering putus. Sekarang ini hanya fokus dikembangkan di kota2 besar saja, di kota-kota yang kecil banyak yg belum dimasuki internet.

  21. Kepada rekan-rekan pemerhati Internet dan DailySocial.net.

    Kami sangat berterima kasih atas ulasan dan pendapat yang telah dimuat dalam tulisan ini. Kami akan mempelajari seluruh masukan rekan-rekan sekalian dan akan terus berusaha meningkatkan kualitas layanan Adandu.

    Khususnya kepada redaksi DailySocial.net, kami ucapkan terima kasih atas kesediaannya melirik dan mengulas website kami, http://www.adandu.com, yang masih banyak membutuhkan binaan lebih lanjut agar dapat berkembang.

    Salam hangat,

    Public Relation
    Adandu – http://www.adandu.com

  22. Kepada rekan-rekan pemerhati Internet dan DailySocial.net.

    Kami sangat berterima kasih atas ulasan dan pendapat yang telah dimuat dalam tulisan ini. Kami akan mempelajari seluruh masukan rekan-rekan sekalian dan akan terus berusaha meningkatkan kualitas layanan Adandu.

    Khususnya kepada redaksi DailySocial.net, kami ucapkan terima kasih atas kesediaannya melirik dan mengulas website kami, http://www.adandu.com, yang masih banyak membutuhkan binaan lebih lanjut agar dapat berkembang.

    Salam hangat,

    Public Relation
    Adandu – http://www.adandu.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Google Umumkan Chrome OS

Next Story

Silverlight Diluncurkan Lebih Awal

Latest from Blog

Don't Miss

Twitter Akuisisi Developer Aplikasi Chroma Stories

Berawal dari Instagram, lalu berlanjut ke Facebook dan WhatsApp, hampir
Dailyact menjadi media sosial baru buatan lokal yang mencoba menantang hegemoni Instagram dan Facebook.

Segera Diluncurkan, Dailyact Mencoba Saingi Instagram dan Facebook

Dailyact menjadi calon penantang baru sebagai aplikasi media sosial di