Dark
Light

Ovum: Pengguna Ponsel Asia Pasifik Tahun 2016 Akan Capai 4.2 Miliar

1 min read
September 26, 2011

Perusahaan riset Ovum memprediksikan bahwa di tahun 2016, koneksi telepon mobile akan mencapai angka 4.2 miliar. Dalam publikasinya, disebutkan bahwa 72% di antaranya akan dikuasai oleh 3 negara berpenduduk terbesar, Cina, India, dan Indonesia. Secara total ketiganya menyumbang 3 miliar koneksi mobile — itu pula sudah mengambil porsi 38% dari total kepemilikan secara global di tahun tersebut. Sebagai perbandingan, menurut Internet World Stats total penduduk di Cina, India, dan Indonesia saat ini mencapai sekitar 2.8 miliar jiwa di mana 625 juta di antaranya merupakan pengguna Internet.

Yang menarik, meskipun tetap memegang peranan penting, pendapatan dari percakapan (voice call) akan menurun secara signifikan dan di tahun 2016 pendapatan dari data Internet tidak lagi menjadi sekedar suplemen (added value) bagi voice call tetapi sudah mulai menggantikannya. Pada tahun 2016, diperkirakan pendapatan dari layanan data bisa mencapai $145 miliar, sementara pendapatan dari voice call di periode yang sama tinggal $193 miliar — turun hampir $2 miliar dari prediksi pendapatan tahun ini.

Analis Senior Ovum, Emeka Obiodu, menyebutkan bahwa meskipun ternyata pertumbuhan secara signifikan untuk pengguna mobile dan kebutuhan yang tinggi akan layanan data, hal ini tidak akan membantu menghentikan penurunan yang terjadi di pertumbuhan pendapatan. Layanan data yang harganya relatif murah dan bersifat flat akan menggantikan kebutuhan layanan percakapan (voice call) yang merupakan sumber pendapatan terbesar perusahaan telekomunikasi saat ini. Diperkirakan growth rate pendapatan yang diperoleh dari layanan mobile antara 2011 dan 2016 hanya akan mencapai angka 2.4%.

Menurut Obiodu, temuan ini tidaklah mengejutkan. Di negara yang tidak memiliki layanan prabayar macam Jepang dan Korea Selatan, tingkat penetrasi ponsel akan mencapai 130% di tahun 2016. Di pasar yang sudah matang seperti ini, pendorong terbesar pertumbuhan kepemilikan, seperti pertambahan penduduk dan kepemilikan multi SIM akan absen. Sementara  itu, kecuali di Singapura, Hong Kong, dan Australia, semua negara maju di kawasan Asia Pasifik akan menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang lebih kecil ketimbang negara-negara berkembang di area yang sama.

Previous Story

Hadir Kembali: Asia’s Top 50 Apps

Next Story

Dailylicious Recap This Week

Latest from Blog

Don't Miss

Niko Partners: Pertumbuhan Industri Game Indonesia di 2023 Melambat

Game menjadi salah satu industri yang justru tumbuh selama pandemi
Bekerja di OPPO

Seperti Ini Pengalaman Bekerja Sebagai Trainer di OPPO Indonesia

Deni Suwasta sudah bekerja selama delapan tahun di OPPO Indonesia,