Dark
Light

Tumbuh 2000 Persen, WeChat Hadirkan Platform Game Di Indonesia

1 min read
January 11, 2014

Hari Kamis kemarin (9/1), WeChat secara resmi telah memperkenalkan sekaligus meluncurkan platform mobile game yang disandingkan langsung dengan layanan mobile messaging-nya yang jauh lebih dahulu populer. Tak tanggung-tanggung, empat judul game langsung diluncurkan oleh WeChat pada hari yang bersamaan kepada seluruh penggunanya di Indonesia. Bagaimana potensi kedepannya dan bagaimana langkah-langkah WeChat dalam memacu pertumbuhannya di Indonesia? Simak ulasan kami berikut ini.

Pada Juli 2013 lalu kami memberitakan bahwa WeChat meluncurkan platform mobile game untuk pertama kalinya dalam skala internasional. Rupanya pengembangan tersebut setelah beberapa bulan dibawa juga ke Indonesia dengan harapan mendapat tanggapan yang serupa seperti pada negara asalnya, Cina. Ada empat judul game perdana yang diboyong untuk pengguna WeChat Indonesia yakni Wreckless Racer, GunZ Dash, Craz3 Match, dan 2Days Match. Masing-masing game saat ini telah dapat diunduh langsung dari perangkat Android dan juga iOS di toko aplikasinya masing-masing.

David Audi selaku CEO WeChat MNC Tencent di sela-sela acara press-conference yang diadakan di DeCanter, Kuningan Jakarta Selatan, mengatakan, peluncuran platform mobile game yang juga dibarengi dengan peluncuran versi terbaru WeChat yakni WeChat 5.1, merupakan sebuah kelanjutan dan apresiasi terhadap pertumbuhan pengguna yang cukup tinggi di Indonesia.

Ia pun membeberkan, sejak MNC Tencent menjadi “jembatan” WeChat dalam memasuki pasar Indonesia pada Februari 2013 silam, jumlah pengguna di Indonesia hingga saat ini tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 2000% atau sekitar 20 kali lipat. Seakan tak ingin ketinggalan momen baik tersebut, hal itu dapat dikatakan menjadi salah satu pemicu mengapa platform mobile game ini dihadirkan kepada pengguna Indonesia.

Seperti yang mungkin sudah diketahui, strategi monetisasi platform pesan singkat semacam ini masih menjadi yang dipercaya mendatangkan pendapatan yang berarti. Bukan hal yang mustahil jika dalam hal ini WeChat ingin memacu pertumbuhan layanan dan penggunanya di Indonesia dengan strategi semacam ini. Pihak WeChat sendiri pun mengakui Indonesia merupakan pasar yang cukup berpotensi namun tak serta merta dapat dengan “seenaknya” menghadirkan berbagai macam langkah monetisasi di Indonesia dikarenakan butuh persiapan yang matang.

Seperti yang disampaikan oleh Andy Lau, Chief Marketing Officer MNC Tencent, yang ditemui oleh DailySocial pada peluncuran platform mobile game siang tadi, pihaknya mengatakan monetisasi bisnis WeChat di negara asalnya sendiri tak hanya bergantung pada layanan stiker maupun game saja, tetapi juga pada lini pemasukan yang lain seperti misalnya dipatoknya listing fee kepada setiap official account, e-commerce, hingga layanan reservasi taksi yang dapat dilakukan langsung dalam WeChat. Semua itu dihadirkan oleh WeChat sebagai langkah monetisasi di luar produk stiker dan game, namun pihak WeChat sendiri nampaknya masih enggan untuk membawanya ke pasar Indonesia.

“Untuk Indonesia, saat ini kami masih belum memikirkan akan langkah monetisasi lain di pasar Indonesia, di Cina pun kami masih kerap lakukan eksperimen monetisasi demi meningkatkan pertumbuhan bisnis kami, jadi untuk saat ini di Indonesia kami masih fokus untuk menghadirkan produk terbaik dan pengalaman pengguna yang terbaik,” ungkap Andy.

[foto: Dok.DailySocial]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. 

Previous Story

Global Game Jam 2014 Diselenggarakan di Jakarta dan Yogyakarta 24-26 Januari Mendatang

Next Story

Outrage Over Announcement That Path Accepted Investment from Bakrie Group

Latest from Blog

Don't Miss

Niko Partners: Pertumbuhan Industri Game Indonesia di 2023 Melambat

Game menjadi salah satu industri yang justru tumbuh selama pandemi
Bekerja di OPPO

Seperti Ini Pengalaman Bekerja Sebagai Trainer di OPPO Indonesia

Deni Suwasta sudah bekerja selama delapan tahun di OPPO Indonesia,