Inovasi dapat terlahir dari berbagai macam cara, seperti dengan menterjemahkan kegelisahan menjadi sebuah solusi. Hal tersebut juga yang dilakukan oleh Ibnu Rizal dan Riswan dalam mendirikan startup-nya. Berawal dari obrolan dengan rekan-rekannya di bidang penjualan yang memiliki banyak kendala dalam pendataan kegiatan operasional dan administrasi pemasaran serta penjualan, Ibnu dan Riswan mendapatkan ide untuk mengembangkan Zanada. Zanada dihadirkan untuk memastikan berbagai kegiatan yang dilakukan salesman dapat terkontrol dan mudah diamati oleh manajer.
“Beberapa kali berbincang dengan teman-teman di bidang penjualan, dari mereka kami mencatat berbagai kendala yang dihadapi ketika melakukan pemasaran, seperti rasa tidak yakin apakah salesman benar telah melakukan follow-up kepada prospek, proses pengamatan harus melihat berbagai kertas laporan dari banyak salesman untuk melihat aktivitas penjualan, serta kendala dalam penilaian kinerja salesman karena harus menggunakan cara manual,” ujar Riswan kepada DailySocial.
“Terlebih lagi, jika ada salesman ditempatkan untuk visitasi di area tertentu, tidak dapat dipastikan apakah salesman tersebut benar telah mengunjungi area yang menjadi tugasnya atau malah ke tempat lain, karena laporan yang dibuat oleh si salesman bisa jadi laporan ABS (Asal Bapak Senang). Yang lebih krusial lagi, seringkali jika seorang salesman resign, data prospek otomatis dibawa oleh dia, dan perusahaan tidak memiliki data tersebut,” lanjut Riswan.
Berbekal skill dan pengalaman di bidang pengembangan aplikasi berbasis web, Ibnu dan Riswan mengembangkan Zanada untuk membantu kegiatan penjualan, baik yang berjalan secara personal maupun dikelola dalam lingkup korporasi, untuk memantau proses penjualan secara transparan, real-time dan terukur. Zanada juga dilengkapi dengan fitur yang membantu para salesman melakukan follow-up prospek penjualan, dan membantu sales manager untuk melakukan pemantauan. Solusi ini ditawarkan dalam dua bentuk, yaitu sebagai sebuah layanan cloud SaaS (Software as a Services) dan sebagai aplikasi yang dijalankan secara on-premise di server milik perusahaan.
Tim Zanada mengaku, perkembangan produk berbasis cloud yang saat ini ada sangat membantu, terlebih dengan makin terjangkaunya insfrastructure cost yang dibutuhkan dalam membangun aplikasi berbasis cloud, dibarengi makin tingginya kapasitas bandwidth yang berbanding terbalik dengan harga bandwidth yang disediakan oleh operator. Layanan cloud juga memberikan jaminan lebih untuk skalabilitas aplikasi serta keamanan data yang terdapat di dalamnya.
Saat ini layanan Zanada baru tersedia versi web yang dapat diakses dari berbagai perangkat melalui browser. Guna melengkapi pengalaman pelanggan dalam mobilitasnya, akan segera diluncurkan aplikasi Zanada di platform Android dan iOS, dengan fitur tambahan yang mampu melacak posisi salesman saat melakukan visitasi.
“Dalam dua tahun pertama kami menargetkan dapat memimpin pasar Indonesia untuk software seperti ini. Di tahun ketiga kami menargetkan untuk masuk ke pasar regional terutama Malaysia, Thailand atau Philipina dengan pertimbangan market yang menjanjikan,” pungkas Riswan menyampaikan visi Zanada.