Dalam rilis beritanya, Yahoo! She tidak hanya akan mengangkat masalah gaya hidup, tetapi juga akan secara terbuka mengangkat topik yang selama ini dianggap tabu oleh sebagian masyarakat Indonesia. Ini yang disebut akan membedakan Yahoo! She dengan situs perempuan lainnya.
Namun, jika benar-benar ingin berkembang di Indonesia, Yahoo! She tidak hanya harus berani mengangkat topik yang masih dianggap tabu, tetapi benar-benar mengangkatnya dengan rasa Indonesia. Karena sebenarnya, beberapa topik yang masih dianggap tabu, kita sebut saja seks dan asmara, sudah sering disinggung oleh dua situs perempuan yang terlebih dulu ada di Indonesia, Kompas Female dan Detik Wolipop. Yang kurang adalah mengangkatnya sesuai dengan keadaan di Indonesia, bukan sekedar membuatnya dalam bahasa Indonesia.
Mungkin perlu seorang perempuan untuk mengatakannya secara benar, tetapi saya merasa bahwa kedua situs tersebut (dan juga Yahoo! She yang sekarang) masih terlalu “asing”. Beberapa isi tentang kesehatan dan tips di rumah mungkin secara umum dapat diterapkan baik di luar negeri maupun di Indonesia. Tetapi, saya masih sering membaca artikel dalam situs-situs tersebut, diantaranya berupa hasil penelitian, yang berasal dari luar negeri dan ditulis ulang begitu saja, sehingga pembaca yang tidak cermat atau yang hanya membaca judulnya, akan mendapat kesan bahwa kejadian/penelitan tersebut berasal dari Indonesia.
Selain masalah tersebut, beberapa artikel yang ada dalam situs-situs perempuan yang ada sekarang, saya rasa tidak sesuai dengan keadaan sosial budaya perempuan Indonesia. Misalnya tentang resep masakan yang bahan-bahannya tidak secara mudah dapat ditemukan di supermarket terdekat. Atau tentang tips-tips dalam hubungan personal yang kurang sesuai dengan kondisi sosial mayoritas perempuan pengguna internet di Indonesia. Artikel yang seperti ini, mungkin masih akan mendapat hits dari pengunjung yang ingin tahu, tetapi tidak akan banyak berguna bagi pembacanya.
Karenanya, jika memang ingin menyasar perempuan Indonesia, Yahoo! She dan situs perempuan sejenisnya perlu juga lebih memperhatikan keadaan sosial budaya dan situasi perempuan Indonesia sebagai dasar penulisan artikelnya daripada hanya menulis ulang artikel-artikel dari situs serupa di luar negeri.
Bagaimana dengan FIMELA.com?
Spot on untuk paragraf terakhir.
Kalau dalam bahasa gender mainstreaming (IMO): peran Yahoo! SHE harusnya jadi empowerment tool dan bukan sekedar mengkomersialkan SHE.
Mantap!! Ulasan yang mantap dan cerdas.