Dark
Light

Bidik Pasar Social Commerce, Faspay dan Xfers Hadirkan Xfas

1 min read
April 26, 2017
(kiri-kanan) Eddy Tju (VP Business Development Faspay), Samson Leo (Co-Founder Xfers), Hioe Hui Kian ( CEO Faspay), Liu Tian Wei Liu (CEO & Co Founder Xfers) / DailySocial

Penyedia layanan pembayaran online Faspay mengumumkan layanan terbaru Xfas, yang merupakan hasil dari adopsi teknologi yang dimiliki perusahaan payment gateway Singapura Xfers, khusus membidik pasar social commerce di Indonesia.

Faspay memilih Xfers lantaran perusahaan tersebut memiliki produk utama Payment Link. Secara kualitas, produk tersebut diklaim menjadi salah satu mesin Xfers untuk memperoleh keuntungan sekitar Sing$ 50 juta sepanjang dua tahun terakhir.

Lewat adopsi teknologi Payment Link yang dimiliki Xfers, Faspay menjadi pihak pengelola layanan tersebut khusus di Indonesia.

“Kami pakai teknologi dari Xfers dan menjadi pengelolanya khusus di Indonesia. Kami juga sudah comply dengan aturan-aturan lokal, salah satunya dengan membuat server-nya di sini, tidak di Singapura. Untuk layanan ini, kami sudah invest miliaran Rupiah,” terang VP Business Development Faspay Eddy Tju, Rabu (26/4).

CEO Xfers Liu Tian Wei menambahkan, “Sebelum bermain di Indonesia, kami memang melakukan banyak studi untuk mempelajari budaya di sini. Dari situ kami simpulkan, menggandeng perusahaan lokal adalah langkah strategis kami untuk masuk ke Indonesia. Mengingat, potensi sosial commerce di sini sangat besar.”

Mengutip data yang dirili Asosiasi Fintech Indonesia, pertumbuhan perdagangan online saat ini didominasi oleh aktivitas jual beli yang berlangsung di social commerce, seperti Facebook, Instagram, BBM, Line, dan Whatsapp. Kendati masih menggunakan metode tradisional, namun transaksinya mencapai 2,7 juta per harinya.

Sayangnya, masih ada persoalan yang sering muncul dalam kegiatan jual beli di platform tersebut, yakni percakapan panjang antara penjual dan pembeli untuk mengetahui detil produk hingga metode pembayarannya.

Xfas diharapkan bisa menjadi solusi untuk kedua pihak karena mempercepat proses transaksi, mempermudah penerimaan pembayaran, sekaligus membantu kelola data barang masuk dan keluar.

Untuk menggunakan layanan ini, penjual harus mendaftarkan akun mereka di Xfas. Nantinya, mereka akan mendapat akses dashboard yang berisi catatan transaksi, stok barang, status pembayaran, hingga data rekapitulasi per minggunya.

Di dalam dashboard, penjual dapat membuat link khusus untuk disebarkan kepada calon pembeli lewat platform manapun. Calon pembeli akan menerima link tersebut dan diarahkan ke halaman pemesanan yang berisi informasi produk dengan beragam pilihan metode pembayaran.

Seluruh proses transaksi yang terjadi lewat link tersebut, baik pembeli dan penjual akan menerima notifikasi. Sehingga, diharapkan percakapan yang panjang dapat dipotong jadi lebih efisien.

“Sementara ini kami baru menyediakan metode pembayaran bank transfer. Ke depannya kami akan siapkan untuk kartu kredit dan [pembayaran melalui] convenience store.”

Untuk monetisasinya, setiap transaksi pembayaran lewat bank transfer pembeli akan dikenakan biaya sebesar 1% dari nilai transaksi dengan maksimal biaya Rp25 ribu. Untuk pembayaran via kartu kredit, pembeli akan dikenakan biaya sebesar 3% dari nilai transaksi dengan minimal Rp3 ribu.

Khusus untuk Xfas, Eddy menargetkan pihaknya dapat menjaring 5 ribu penjual dengan minimal 500 ribu transaksi pada tahun pertama layanan ini diluncurkan. Xfas juga diharapkan dapat memacu kinerja perusahaan dengan kenaikan transaksi yang diproses mencapai 2 juta pada tahun ini.

Local Indonesian Apps Survey 2017
Previous Story

Laporan DailySocial: Penggunaan Aplikasi Buatan Startup Indonesia

Next Story

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Gelar Demo Day untuk 13 Startup Batch Pertama

Latest from Blog

Don't Miss

Lebih Parah dari Kasus Doni Salmanan, Inilah 7 Kasus Penipuan Terbesar di Industri Teknologi

Startup selalu berusaha mencari cara untuk mendisrupsi status quo menggunakan
Pendanaan lanjutan yang diperoleh platform reseller produk kecantikan Raena dipimpin oleh Alpha Wave Incubation dan AC Ventures

Platform Reseller Produk Kecantikan Raena Dikabarkan Rampungkan Pendanaan Lanjutan 140 Miliar Rupiah

Merampungkan pendanaan Seri A senilai $9 juta (Rp126 miliar) di