East Ventures, perusahaan investasi yang fokus kepada pendanaan usaha tahap awal, tak terasa telah empat tahun berjalan. Willson Cuaca, co-founder dan managing partner, berharap East Ventures bisa menjadi VC yang memimpin di kawasan Asia dan mampu memberikan nilai terhadap investor, founders, serta yang terpenting ekosistem industri digital. Sejauh ini East Ventures memiliki portofolio aktif di tiga negara, 25 di Indonesia, enam di Singapura dan 50 di Jepang, mengelola tiga dana investasi berbeda: Dana pertama 2010 untuk Indonesia, dana kedua tahun 2012 untuk Jepang dan ketiga, tahun 2014 untuk Asia Tenggara.
Seperti kita ketahui, East Ventures fokus kepada pendanaan tahap awal, perusahaan B2C dan mobile dan menjadi venture capital pertama yang menaruh perhatian kepada perkembangan dunia digital di Indonesia. Kepada DailySocial belum lama ini Willson menuturkan perjalanannya sejak 2010. Pada masa itu, ia melihat perkembangan internet di Indonesia sangat bagus.“Saya ingat jumlah pengguna internet saat itu 22 juta, dan mobile internet tumbuh dengan cepat didominasi oleh BlackBerry. Kami melihat potensi dan dengan memiliki background Indonesia, kami percaya akan sangat berhasil.”
Berbasis di Singapura, koneksi East Ventures dengan Jepang didapatkan melalui Batara Eto dan Taiga Matsuyama yang berdomisili di Jepang dan menyaksikan langsung pertumbuhan ekonomi digital di Jepang. Hubungan baik dengan jaringan di Jepang merupakan hal yang dianggap penting oleh Willson karena menurutnya ini lah yang dibutuhkan di Indonesia, orang-orang yang memiliki pengalaman dan mengerti seluk beluk industri ini
Tercatat, Tokopedia merupakan startup pertama yang mendapat kucuran dana dari East Ventures pada tahun tersebut. Portofolio pun terus bertambah dengan deretan startup lainnya di tahun yang sama yakni situs direktori gaya hidup Urbanesia, aplikasi penjualan adantau langganan media cetak SCOOP, dan situs pembanding harga PriceArea yang baru-baru ini diakuisisi Yello Mobile. Selain itu, ada juga situs ulasan gadget dan teknologi TeknoUp, studio game Nightspade, serta layanan spesialis diskon Disdus yang telah diakuisisi oleh situs daily deals dunia Groupon.
Pada tahun 2011 East Ventures terus melakukan investasi dan menambah daftar panjang perusahaan yang diberikan pendanaan awal untuk ikut berkembang. Empat startup tersebut adalah Soybeansoft, Tech In Asia, IdBlogNetwork, dan Rumah Segar. Keempat startup ini selain menambah daftar investasi, pun memberikan gambaran bahwa East Ventures tidak fokus pada jenis bisnis tertentu. Fokusnya tetap pada pendanaan awal, serta melihat potensi perkembangan startup ke depannya.
Daftar terus bertambah dan beragam di tahun 2012 dengan layanan pembayaran online Inapay, situs travel domestik Jajalindo. dan juga Sribu, yang bergerak di bidang crowdsourcing desain. Sribu mendapatkan pendanaan setelah turut melakukan pitching pada acara Investor Night 2012.
Berrybenka, UrbanIndo, Ohdio, Traveloka, dan Bilna juga mendapatkan pendanaan di tahun 2012. Beberapa dari mereka seperti Berrybenka, Traveloka, dan Bilna telah berkembang pesat dan mendapatkan pendanaan seri berikutnya. Di tahun 2013, giliran ShopDeca yang mendapat kucuran dana dan kemudian berencana untuk ekspansi ke negara tetangga.
Willson menceritakan bahwa selama empat tahun berinvestasi di perusahaan internet Indonesia, ia menyaksikan perkembangan yang cukup menyenangkan. Sekarang banyak startup asal Indonesia yang lebih berpengetahuan dan fokus kepada eksekusi ide. “Saat ini mudah sekali mengetahui entrepreneur mana yang sudah melakukan persiapan sebelum bertemu dengan investor dan mana yang tidak siap,” ujar Willson. Menjadi bagian dari pertumbuhan internet di Indonesia yang tahun 2010 sekitar 22 juta pengguna dan saat ini sudah mencapai kurang lebih 80 juta pengguna, bagi Willson merupakan pengalaman sekali seumur hidup yang tak tergantikan.
Tahun 2014 ini, East Ventures memberikan sebuah kejutan dengan memberikan pendanaan kepada Sirclo dan Ralali dua perusahaan B2B setelah selama ini hanya fokus kepada perusahaan internet B2C. Willson menjelaskan terkait kucuran dana yang diberikan karena menilai, dari sisi founder yang bagus serta potensi dari kedua perusahaan tersebut.
Selain fokus kepada Indonesia Willson juga menjelaskan bahwa, East Ventures juga mengelola tiga dana investasi. Dana pertama tahun 2010 untuk Indonesia, dana kedua 2012 untuk Jepang, dan tahun ini telah dipersiapakan dana ketiga untuk Asia Tenggara.
“Dalam berinvestasi, apakah di Indonesia atau negara lain di Asia Tenggara benar-benar tergantung pada situasi dan konteks waktu. Saat ini kami masih tetap fokus di Indonesia dan ketika kita melihat kita bisa menambah nilai di kawasan lain di Asia Tenggara, kita akan berinvestasi juga.”
[Ilustrasi foto: Shutterstock]
*Ada beberapa koreksi dan penyesuaian di artikel ini setelah diterbitkan pertama kali, yang lebih mencerminkan maksud jawaban dari wawancara kami.