Dark
Light

When Blogging And Microblogging Unite

1 min read
December 14, 2009

WordpressTwitterBeberapa pendapat mengatakan bahwa microblogging akan menggantikan blogging, ada kekhawatiran dari para user yang mengindikasikan bahwa microblogging dan blogging itu saling menghancurkan. Dengan platform yang bersandar pada popularitas pengguna, memang ketika satu aplikasi menunjukkan grafik menurun rumor semacam ini bisa saja muncul.

Tapi, kekhawatiran itu bisa jadi terjawab oleh WordPress. Baru-baru ini WordPress mempersilahkan pengembang pihak ketiga untuk mengembangkan aplikasi yang memungkinkan user untuk mempost konten blog dari Twitter. Jika anda pengguna iPhone, anda mulai bisa mencobanya, karena salah satu Twitter apps yang pertama kali mengimplementasikannya adalah Tweetie 2.

Dengan aplikasi ini anda bisa memposting update ke blog lewat Twitter. Ketika anda mempost update lewat Twitter nantinya update ini tidak hanya muncul di time line Twitter tapi juga di blog anda. Untuk anda ingin mulai mencoba bisa melihat cara-caranya di sini.

Dengan perkembangan ini, blogging dan microblogging akan menghadapi sebuah babak baru, dimana kini dua aplikasi tulis-menulis ini bukan saling mencuri popularitas lagi, tetapi telah bergabung pada sebuah proses kolaborasi yang, bisa jadi saling menguntungkan, terutama ketika trend microblogging yang terus meningkat.

Ada kalanya perbedaan dua aplikasi ini, blogging dan microblogging, terletak pada jumlah kata. Microblogging lebih sedikit, biasanya hanya 140 kata, sedangkan blogging lebih banyak. Tapi sebenarnya dua saudara ini telah lama saling mendukung, dengan aplikasi Twitterfeed misalnya, konten yang berasal dari blog akan masuk dan tersebar di aplikasi microblogging, dan juga kebalikannya, kini blog pun dihiasi time line dari Twitter.

Tapi dengan posting yang memungkinkan konten masuk ke dua aplikasi ini secara bersamaan, tentu akan membawa perubahan yang besar. Meski update di blog juga tidak lebih dari 140 kata, dan aplikasi yang mendukung custom API URL yang memungkinkan proses ini masih sedikit, tapi dengan masuknya konten real-time ke blog akan membangun lalu lintas konten yang baru.

Tentu saja, saya menunggu aplikasi-aplikasi lain, seperti TweetDeck dan Brizzly serta aplikasi mobile Twitter yang bukan berbasis iPhone untuk mengimplementasikan perkembangan. 🙂

Bagaimana pendapat anda? Tentu saya yakin banyak penggemar WordPress disini. Mari, share pendapat anda pada kolom komentar.

Wiku Baskoro

Penggemar streetphotography, penikmat gadget, platform agnostic gamers, build Hybrid.co.id to make impact.

4 Comments

  1. Hmm.. pendapat saya pribadi: perbedaan jumlah allowed karakter antara 2 platform ini menjadikan keduanya hal yang sangat berbeda secara fundamental.

    Microblog lebih bersifat seperti penggalan-penggalan dari sebuah pikiran. Kalau di dunia asli, ibaratnya kalau kita ngobrol dengan teman, microblog itu seperti “eh lo tau ngga, si indah kan begini begini begini”. Jadi sifatnya lebih terbatas karena jumlah karakternya sangat terbatas. Dari penggalan yang satu disambung dengan penggalan yang lain dari orang yg lain. Dan karenanya nama “tweet” dipakai karena memang sifatnya seperti tweet dari sebuah burung yang sambung menyambung antara burung yang satu dengan yang lain.

    Sedangkan blogging sifatnya lebih terbuka dan berupa pembahasan yang cukup mendalam. BUkan hanya penggalan yang dituliskan, melainkan juga sebuah uraian, cerita, pemikiran, ide, dan sebagainya.

    Saya jujur belum bisa melihat bagaimana cross-integration antara blogging dan microblogging bisa meng-unifikasikan keduanya. Karena bedanya batasan karakter, keduanya menjadi 2 media yang berbeda dengan fungsi dan tujuan yang berbeda juga. Ini bagaikan jeruk sama apel. Bisa digabungkan? Saya tidak yakin kecuali mediumnya berubah menjadi segelas “jus” dan bukan lagi “buah”

    Jadi pendapat saya pribadi: rasanya kita (untuk sekarang ini) masih blum bisa mengatakan blog dan microblog “Unite” karena ini statement yang masih premature dan “too strong” untuk saat ini. Yang rasanya terjadi sekarang adalah shift dari substitution menjadi complementary antar kedua platform.

    Good topic!

  2. lagi-lagi, komentar yang seru nih. 🙂

    terima kasih telah memberi komentar sekaligus masukan ide juga buat saya, senang rasanya ada pendapat baru yang menambah wawasan, kapan-kapan seru juga nih kalau berdiskusi langsung. 😀

  3. Terima kasih lagi mas Wiku

    boleh, saya juga ingin bisa berdiskusi langsung 😀

    – off-topic –
    saya rencana datang ke wordcamp 30 january mendatang. Mungkin kalau mas Wiku datang, kita bisa ngobrol di sana

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Akhirnya, Twitter Urus Mobile Sitenya

Next Story

Everybody Loves Twitter, Or not?

Latest from Blog