Dunia buku adalah salah satu segmen yang cukup besar, baik dari segi bisnis namun jumlah peminat, meski industri buku disini masih jauh dari cukup (dilihat dari perbandingan jumlah penduduk dan jumlah terbitannya rata-rata sekitar 7.000 judul pertahun) namun jika melihat langsung di lapangan, minat baca kita tidak bisa dibilang rendah.
Layanan berbasis internet yang ingin menjembatani antara perkembangan teknologi khususnya internet dengan penerbitan (cetak) juga terus bermunculan, baik itu buku berbasis teks atau bergambar seperti buku fotografi atau komik. Ada juga yang mengambil jalan untuk menjembatani proses pinjam-meminjam buku dan barang cetak, salah satunya adalah Wetick.com.
Proses pinjam-meminjam buku di Indonesia cukup populer, mulai dari taman bacaan sampai dengan perpustakaan selalu ada di setiap kota, meski untuk jumlah, lagi-lagi masih kurang. Perilaku masyarakat yang enggan membeli namun lebih memilih meminjam – meski sama-sama mengeluarkan uang juga menjadi salah satu peluang yang ingin diambil oleh layanan seperti Wetick.
Wetick, seperti yang tertera di situs mereka adalah perpustakaan online yang menyediakan berbagai buku, majalah, komik dalam bentuk fisik dari bermacam-macam kategori untuk bisa dipinjam oleh para penggunanya. Untuk meminjam Anda harus mendaftarkan diri di situs mereka dengan membayar uang pendaftaran sebesar Rp 30.000 dan memilih dan membayar biaya paket keanggotaan yang terdiri dari paket Reguler, paket Express dan paket Unlimited. Ketika paket ini berbeda biaya dan kelengkapan fasilitasnya.
Setidaknya ada 3 pilihan bacaan, mulai dari buku (novel dan non-fiksi), majalah, dan komik. Untuk non-fiksi ada berbagai kategori mulai dari bisnis dan ekonomi, sosial politik sastra dan sebagainya.
Terus terang alur dari situs ini agak membingungkan, bahkan proses pembayaran juga membuat saya ragu untuk mentransfer uang karena tidak ada keterangan khusus yang mejelaskan tentang keterangan dan alamat transfer, saya hanya menemukan di pilihan peket keanggotaan itu pun tidak mencantumkan keterangan alamat pembayaran. Satu-satunya keterangan rekening ada di menu cara mendaftar Wetick, yang sepertinya lebih mirip contoh dari pada nomor rekening resmi.
Tampilan situsnya pun terlalu sederhana dan kurang menarik. Jumlah koleksi juga tidak terlalu banyak, meski beberapa buku populer saya lihat ada di rak buku. Masalah pengembalian buku juga sepetinya masih memiliki celah untuk terjadinya ketidaklancaran proses pinjam-meminjam. Memang Wetick telah memberikan penjelasan cukup panjang, termasuk peraturan tidak boleh meminjam jika masih ada buku yang dipinjam sesuai kuota. Yang paling menarik bagi pengguna mungkin adalah fasilitas pengembalian buku (pengiriman) yang akan ditanggung oleh Wetick, meski prosesnya kurang nyaman, misalnya saja Anda tidak boleh menghilangkan slip pengiriman dan hanya menggunakan jasa pengiriman JNE.
Dari beberapa hasil jelajah informasi, Wetick sepertinya merupakan bagian dari I3M, sebuah lembaga kemahasiswaan dari ITB, kantor operasional mereka juga masih ‘menumpang’ di asrama bumi ganesha. Wetick didirikan sejak Desember 2010.
Meski tidak muncul keterangan beta atau semacamnya di situs mereka, namun saya pikir masih banyak pengembangan yang bisa dilakukan Wetick. Seperti yang sering saya sebutkan, saya sendiri selalu tertarik dengan cara-cara baru atau pengembangan dari yang sudah ada yang membawa layanan yang berhubungan dengan buku dengan pemanfaatan internet.
Memang tidak semua cara-cara ini bisa berhasil, apalagi proses pinjam-meminjam buku-majalah-komik juga sering kali ‘tidak disukai’ oleh penerbit karena pengguna tidak membeli buku mereka tetapi meminjam. Salah satu yang bisa dikembangkan Wetick menurut saya dalah pendekatan lokal, misalnya selain menambah koleksi, proses pinjam-meminjam mereka dilakukan secara lokal terlebih dahulu (sambil mempelajari minat pengguna) atau minimal antar area/kota yang tidak terlalu luas, setelah berjalan lancar kemudian terus mengembangkan ke wilayah yang lebih luas.
Elemen sosial, termasuk sharing option, review juga bisa ditambahkan, atau jika memungkinkan mereka bisa bekerja sama dengan toko buku online atau penerbit untuk meminjamkan buku sebagai bentuk promosi atau menggunakan buku yang sudah masuk gudang.
Itu pendapat saya atas layanan Wetick, bagaimana dengan Anda?
Informasi awal situs Wetick via Startuplokal Showcase.
Mohon perbaiki link ke wetic.com, linknya salah. Terimakasih
ITB ya… saya benci ITB…
Tenang saja karena ga ada yang peduli dengan pendapat egois saya.
Siapa yang mau pinjam di Wetik ngacung? moga-moga tidak terkena masalah…
Mending beli buku di toko buku ato Amazon, ato pinjam di perpus daerah, atau baca di Wikipedia, atau baca dokumentasi situs resmi, atau nyolong di situs berbagi, atau pinjem temen, atau…
masih ada 1001 pilihan yang bisa dilakukan… lebih gampang dan lebih murah…
Apa ga ada sampah yang lebih baik diri ini di ITB…
bukannya yang katanya STEI itu bagusnya selangit…
sudah diperbaiki, terima kasih koreksinya.