Hari pertama Echelon Indonesia 2016 Scale Stage diramaikan dengan kehadiran speaker yang memiliki prestasi serta bisnis yang terbilang sukses. Tahun ini Echelon Indonesia memberikan sesi Master Class kepada peserta Echelon untuk bisa mempelajari lebih lanjut, teknologi apa yang sesuai, CTO seperti apa yang ideal hingga UI/UX apa yang pas untuk website usaha.
Salah satu pembicara yang dihadirkan adalah Founder Dicoding Narenda Wicaksono. Narenda turut membagikan beberapa rahasia serta informasi penting kepada para programmer, coder dan developer yang menghadiri acara Echelon 2016. Salah satu fakta yang dipaparkan oleh Narenda adalah 87% startup di Indonesia dijalankan secara bootstrap, 77% startup lebih fokus kepada lokal market dan 100% pendiri startup adalah seorang coder.
Narenda juga menegaskan penting untuk seorang pendiri startup untuk menemukan CTO yang sesuai dengan visi dan misi startup, karena nantinya CTO tersebut yang bertanggung jawab membuat sebuah produk yang baik dan layak untuk dijual dan melakukan proses scale-up dengan menerapkan sistem yang up-to-date dan easy-to-use.
Di antaranya adalah small size APK untuk menjangkau lebih banyak pasar. Tentunya sebagai negara yang dikenal sebagai “mobile first” tim developer dan programmer nantinya juga harus mampu untuk menciptakan network dan desain yang baik.
Di akhir presentasinya, Narenda turut memberikan beberapa masukan kepada investor dan venture capitalist yang tertarik untuk berinvestasi kepada startup di Indonesia.
“Saya juga ingin memberikan rekomendasi kepada pendiri startup hingga investor untuk mulai mencari tenaga coder, programmer dan developer di luar Jakarta, kemudian untuk investor investasi di early stage menjadi hal yang krusial,”kata Narenda.
Educa Studio berani bermain di produk “niche”
Di kesempatan yang berbeda, Founder dan CEO Educa studio Andi Taru turut berbagi rahasia sukses startup yang dimilikinya. Sebagai salah satu pembuat permainan edukasi lokal yang menjalankan bisnisnya di awal secara bootstrapping, saat ini Educa Studio telah mengalami peningkatan dari jumlah pengguna hingga permainan yang dihasilkan, dengan strategi membuat permainan yang “niche” dan enggan untuk dibuat oleh pemain lainnya.
“Selama ini saya melihat masih jarang startup atau perusahaan teknologi dan pembuat aplikasi yang mengembangkan permainan edukasi, justru kami dari Educa Studio melihat pilihan tersebut berpotensi besar untuk dikembangkan,” kata Andi
Dalam sesi Master Class tersebut, Andi juga berbagi rahasia sukses bagaimana caranya untuk mendapatkan pengguna yang banyak, dengan memanfaatkan kesempatan menjadi speaker atau pembicara di berbagai acara konferensi teknologi.
“Dari situ nantinya media akan melihat bisnis Anda, dan mulai tertarik untuk mengembangkan, untuk itu selain media sosial manfaatkan acara-acara yang bisa digunakan untuk branding dan promosi,” kata Andi
Panggung scale di Echelon 2016 diwarnai dengan kehadiran pembicara yang cukup banyak membantu peserta untuk meningkatkan bisnis yang dimiliki dengan menerapkan teknik, sistem dan teknologi yang tepat.
Panggung scale di hari pertama juga dihadiri oleh, ANNA REHERMANN Founder, Growth Hacking Asia, Head of Elastic Computing Services, Aliyun XIANGLONG HUANG, Director Of Growth, MOX Ryan Shuken, Head of International Business (Technology Services), CodeStore – N’osairis Akshay Arora, Founder & CEO, Dycode Andri Yadi, Founder & CEO Kennedy, Voice & Berliner Dian Noeh Abubakar, UX Consultant, Netizen Experience Mike Wong.