Merupakan bagian dari keluarga besar Asus ZenFone 3, ada dua hal yang jadi spesialisasi ZenFone 3 Max: unit baterai berkapasitas besar sehingga Anda bisa berinteraksi dengan konten mobile lebih lama, serta kapabilitas fotografi mumpuni berbekal teknologi PixelMaster. Tapi sebelum membahas jeroannya, saya mengajak Anda untuk menyimak sesi unboxing dan impresi awal penggunaan produk.
Unit review yang Asus pinjamkan adalah ZenFone 3 Max ZC553KL. Kode tersebut menunjukkan bahwa device merupakan versi Max terbaru berlayar 5,5-inci, dengan kamera utama 16-megapixel. Penjelasan di bungkusnya juga menginformasikan penggunaan RAM sebesar 3GB dan memori internal 32GB, dengan tubuh berwarna silver. Paket pembelian sudah termasuk kartu Telkomsel 4G ‘internetan 14GB’.
Ayo kita mulai bedah packaging-nya:
Saat packaging dibuka, handset berada di posisi teratas di dalam kotak, dilapisi bungkus plastik. Kartu perdana Telkomsel, kabel serta charger, adaptor dari USB ke microUS, pin pembuka tray kartu SIM, buku panduan serta kartu garansi tersimpan di bagian bawahnya. Smartphone kompatibel ke SIM card jenis Micro.
Saat pertama kali dinyalakan, Anda akan dibawa melewati langkah-langkah familier: sign-up ke akun Google, juga ada permintaan untuk menciptakan akun Asus, ada promo Google Drive, lalu Anda juga bisa melakukan checklist di bagian ‘discover and install popular apps‘ sehingga tak perlu lagi menginstal aplikasi secara manual via Google Play (berguna juga buat meminimalisir bloatware yang tak diinginkan, walaupun shortcut ‘Apps4U’ masih ada di menu home). Selanjutnya, Anda tinggal men-setup profil fingerprint.
Impresi
Lekukan tubuh ZenFone 3 Max, terutama di bagian pinggir, sedikit mengingatkan saya pada iPhone 6. Desain perangkat ini berkiblat pada tema premium dan industrial, terlihat stylish namun tetap menyajikan ciri khas ZenFone. Tubuhnya berstruktur unibody, dengan area putih membingkai layar IPS 5,5-inci 2.5D beresolusi full-HD di sana. Punggung berwarna peraknya terbuat dari logam, kecuali di bagian bawah dan atas. Efek dari penggunaan body logam adalah bobot ZenFone 3 Max ZC553KL sedikit lebih berat dari asumsi saya.
Mengikuti tradisi keluarga besar ZenFone, tiga tombol navigasi capacitive ZenFone 3 Max tidak mempunyai LED. Tombol fisik untuk fungsi power dan volume berada di kanan, lalu tray kartu SIM dan microSD ada di kiri. Sensor sidik jari ditempatkan di bawah modul kamera belakang yang diapit oleh dual flash LED dan sensor laser. Kabar baiknya, modul kamera Max tidak menonjol seperti pada ZenFone 3 – ia bisa berbaring rata di meja dan peluang terbentur juga jadi lebih kecil.
Bagian punggung ZenFone 3 Max memiliki tekstur matte halus, jelas lebih mantap saat berada dalam genggaman dibanding ZenFone 3 yang menggunakan lapisan kaca baik di sisi depan maupun belakang. Menariknya, handset ini kembali memanfaatkan port microUSB biasa, bukan type-C seperti di ZenFone 3. Boleh jadi, USB type-C hanya dipakai di tipe-tipe flagship smartphone Asus.
ZenFone 3 Max mempunyai tubuh berukuran 151.4×76,24×8,3mm dengan berat 175-gram. Rasio layar ke tubuh device ialah sebesar 77,5 persen, dan panel tersebut diklaim dapat menghasilkan kecerahan hingga 450nit.
Kualitas dan kapabilitas Asus ZenFone 3 Max akan dibahas lebih lengkap dalam artikel review setelah perangkat diuji lebih jauh. Device kabarnya sudah mulai dipasarkan di Indonesia, dijajakan di harga Rp 3 juta.