Uang Teman menyatakan akan pivot secara penuh menjadi perusahaan p2p lending, pengalihan secara resmi dimulai pada tahun depan. Pengalihan ini dilakukan Uang Teman seiring telah dikantonginya surat tanda terdaftar di OJK sesuai POJK No 77/2016.
Founder dan CEO UangTeman Aidil Zulkifli beralasan pivot ini dilakukan karena adanya keinginan perusahaan yang ingin diregulasi dan diawasi OJK.
“Kami sudah berdiri pada April 2015 dengan model bisnis on lending. Tapi sejak terdaftar sebagai p2p lending, kami mesti merestruktur bisnis,” terangnya kepada DailySocial.
Model bisnis yang dipakai UangTeman sejak berdiri adalah on lending dengan nama produk dana talangan. On lending maksudnya perusahaan memberi pinjaman kepada nasabah dengan sumber dana dari perusahaan sendiri.
Nanti model bisnis tersebut akan dialihkan ke anak usaha yang sedang dipersiapkan UangTeman dengan memanfaatkan sumber dana dari kantong sendiri atau dari mitra lain. Secara kepemilikan saham, juga belum diputuskan apakah akan dimiliki penuh oleh perusahaan atau mengajak mitra lain dengan membentu usaha patungan.
Aidil mengaku masih membicarakan secara internal dan berdiskusi dengan regulator terkait model bisnis baru yang akan dijalani UangTeman. Pihaknya juga masih memfinalisasi model bisnis p2p lending yang nanti akan jadi bisnis baru UangTeman.
Ia pun tidak bisa bercerita lebih detil mengenai hal tersebut. Menurutnya yang pasti, segmen p2p lending yang akan difokuskan perusahaan bakal diperuntukkan ke kebutuhan konsumer dan masyarakat individu. Fokus ini akan jadi salah satu diferensiasi UangTeman dengan pemain p2p lainnya di Indonesia yang sebagian besar fokus ke pinjaman UMKM.
“Kredit consumer memang punya risiko gagal bayar yang tinggi, tapi kami berhasil jaga di bawah 2% karena kami pakai provisi di dalam financial management. Sehingga kalau NPL bisa tembus 5%, kami tetap bisa profitable. Lagipula kami pakai internal credit scoring untuk menilai kualitas nasabah sebelum memberi pinjaman.”
Rencana tahun depan
Selain restrukturisasi bisnis baru, UangTeman juga akan meluncurkan produk pinjaman tanpa jaminan untuk nasabah baru. Produk tersebut sebelumnya sudah hadir namun masih sebatas untuk nasabah loyal yang sudah tiga kali mengajukan pinjaman.
Tak hanya itu, UangTeman juga akan menjalani bisnis p2p lending berbasis syariah. Diungkapkan Aidil, sejauh ini perusahaan masih dalam proses di Majelis Ulama Indonesia.
Untuk penyaluran dana pinjaman, ditargetkan dapat tumbuh 10 kali lipat dari pencapaian tahun ini atau sekitar Rp1 triliun dari realisasi sampai saat ini Rp130 miliar. Kontribusinya masih berasal dari Jabodetabek dengan porsi 70% dari total penyaluran dan sisanya dari luar Jabodetabek.
Perusahaan akan memperkuat eksistensi kota-kota di mana UangTeman telah beroperasi dengan mulai menyasar kegiatan offline untuk strategi pemasarannya. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap brand UangTeman. Saat ini UangTeman telah hadir di 18 kota, menyebar ke Lampung, Palembang, hingga Makassar.
Perusahaan juga akan memperkuat tim data science yang berlokasi di Hyderabad, India demi meningkatkan hasil kualitas credit scoring perusahaan. Kantor tersebut baru dibuka UangTeman sejak lima bulan lalu, isinya ada enam karyawan asli India. Di Indonesia juga ada tim data science, namun hanya ada dua orang.
“Menurut kami tantangan tiap tahun berbeda. Untuk tahun ini adalah talenta untuk data science masih sangat minim. Kami tidak ingin bersaing dengan perusahaan teknologi lainnya dengan menawarkan gaji yang besar, makanya lebih memilih untuk bangun kantor di India.”
Untuk mendukung ekspansi bisnis, UangTeman berencana akan kembali mencari dana segar untuk tahapan Seri B. Aidil mengatakan, ada sejumlah investor Tiongkok yang mengungkapkan minatnya berinvestasi ke UangTeman. Menurutnya, pengumuman pendanaan terbaru ini akan dilakukan pada kuartal ketiga 2018.
“Saat ini masih beauty contest,” pungkas Aidil.