Dark
Light

Twitter Semakin Membatasi Akses Kepada Aplikasi Pihak Ketiga

3 mins read
August 17, 2012

Twitter lagi-lagi memberikan pengumuman yang menghebohkan pada Jumat pagi. Kali ini mereka mengumumkan bahwa aplikasi pihak ketiga akan semakin dibatasi haknya dalam berinteraksi dengan data yang tersedia di Twitter. Perubahan pada API Twitter mengharuskan aplikasi-aplikasi tersebut untuk terhubung langsung dengan Twitter, menampilkan tweet sesuai aturan Twitter, dan para pengembang tidak diperkenankan memperbanyak jumlah pengguna tanpa seizin pihak Twitter.

Ini adalah langkah lain yang dilakukan Twitter untuk merampingkan operasi dan mengajak anggotanya untuk menggunakan aplikasi resmi mereka, yang ironisnya, dahulu adalah aplikasi pihak ketiga. Bulan Juni kemarin, direktur tim produk Twitter, Michael Sippey, mengumumkan bahwa Twitter ingin menjamin bahwa anggota mereka bisa mendapatkan pengalaman yang sama ketika menggunakan Twitter pada platform apapun. Hal ini berakibat kepada penghentian kerjasama dengan LinkedIn.

Lalu apa yang akan terjadi untuk aplikasi Twitter? Ada tiga hal. Dua yang pertama akan mempengaruhi metode interaksi aplikasi dengan Twitter, sementara satu lagi akan mempengaruhi aplikasi serta para pengguna.

Otentikasi
Twitter meminta aplikasi pihak ketiga untuk menggunakan proses otentikasi jika mengakses API Twitter terhitung Maret 2013. Sampai saat ini pengembang bebas menggunakan data Twitter tanpa harus memberitahu Twitter secara eksplisit. Mereka yang telah menggunakan metode Oauth tidak perlu mengubah apapun.

Batasan frekuensi
Yang kedua, Twitter mengubah jumlah frekuensi sebuah aplikasi mengakses data Twitter. Saat ini setiap aplikasi dapat melakukan 350 panggilan per jam per pengguna. Ini termasuk memperbarui isi timeline, mention, direct message, pencarian, dan mengakses profil pengguna.

Mulai tahun depan, Twitter akan mengurangi frekuensi ini menjadi tidak lebih dari 60 panggilan per jam untuk beberapa aktivitas sementara menaikkannya ke 720 untuk aktivitas lain, dengan mempertimbangkan tingginya volume dari tweet baru di timeline utama, pancarian profil pengguna, dan pencarian.

Perubahan bagi pengembang
Perubahan ketiga adalah yang paling signifikan dan akan secara langsung mempengaruhi pengguna Twitter dan pengembang aplikasi pihak ketiga.

Pada dasarnya, aplikasi pihak ketiga yang menyerupai aplikasi resmi Twitter, seperti Tweetbot, Echofon, Twitterrific, Flipboard, SocialScope, UberSocial, dan lain-lain, yang mengakses timeline utama dan beroperasi seperti layaknya aplikasi resmi Twitter, akan semakin dibatasi. Twitter tidak menyukasi aplikasi-aplikasi ini karena mereka mengurangi jumlah pengguna aplikasi resmi.

Walaupun Twitter tidak akan secara langsung menghentikan berbagai aplikasi ini, Twitter akan menegakkan satu set peraturan yang akan membatasi pertumbuhan dan popularitas aplikasi-aplikasi ini. Twitter mengatakan bahwa aplikasi yang membutuhkan lebih dari 100.000 token pengguna individu, akan membutuhkan izin dari Twitter untuk berfungsi. Aplikasi yang telah ada yang telah memiliki lebih dari 100.000 pengguna akan dipersilahkan untuk tumbuh sampai dua kali lipat dari angka yang telah ada, setelah itu mereka membutuhkan izin khusus dari Twtter untuk menambahkan pengguna lagi.

Michael mengklaim bahwa batasan ini untuk mencegah penyalahgunaan sumber daya Twitter oleh aplikasi tidak bertanggung jawab. Ini tentu cara yang sah untuk mengurangi jumlah spammer di Twitter, tetapi ini juga memberi dampak negatif pada aplikasi yang ‘benar’. Bagi satu aplikasi, tampaknya hal ini tidak begitu mengganggu tim yang membuatnya.

Paul Haddad, salah satu orang yang ada dibalik aplikasi populer Tweetbot untuk iOS dan Mac mengatakan bahwa Tapbots akan tetap mengembangkan Tweetbot untuk Mac dan versi betanya akan segera hadir. Dia juga mengatakan bahwa ‘batas’ yang tersedia bagi Tweetbot masih ‘cukup besar’ jadi dia tidak kuatir tentang masa depan aplikasi yang ia kembangkan.

Twitter juga meminta aplikasi pihak ketika untuk menampilkan tweet persis seperti yang tampil di aplikasi resmi Twitter dan “tidak ada ikon dari pihak ketiga atau layanan sosial pihak ketiga yang diizinkan untuk muncul dan disematkan di sebuah tweet.” Ini berarti bahwa aplikasi pihak ketiga akan tampak seperti aplikasi resmi yang dimiliki Twitter, menyediakan fitur dan tampilan yang sama persis. Layanan seperti Instapaper dan Pocket sepertinya akan terkena dampaknya. Twitter mengatakan bahwa mereka tidak menginginkan tweet dan konten mereka berinteraksi langsung dengan aplikasi lain.

Michael telah mengklasifikasikan aplikasi pihak ketiga dalam empat kategori, yang digambarkan sebagai kuadran dengan masing-masing aplikasi yang berada di kuadran kanan atas adalah aplikasi yang tidak diinginkan oleh Twitter. Meskipun demikian, Ryan Sarver, direktur platform dari Twitter, mengatakan dalam sebuah tweet bahwa aplikasi seperti Storify dan Klout, yang berada di kuadran yang bermasalah, adalah contoh aplikasi yang diperbolehkan oleh Twitter.

 

Sebenarnya perubahan yang terjadi ini bukannya tidak terduga, mengingat pengumuman yang dipublikasikan oleh Ryan pada bulan Maret tahun lalu. Dua pengumuman yang dirilis tahun ini hanya memberikan rincian tentang apa yang telah diumumkan sebelumnya tentang bagaimana Twitter akan bergerak menuju model bisnis yang telah ditentukan.

Meskipun hal ini sangat disayangkan, mengingat pengembang pihak ketiga telah menjadi faktor penting pada pertumbuhan dan popularitas Twitter, sepertinya Twitter berpikir bahwa semua akan baik-baik saja tanpa sebagian besar dari mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Hipstamatic Berhentikan Karyawan Inti Mereka

Next Story

Google Tambahkan 13 Bahasa Baru Untuk Layanan Google Voice Search di Android

Latest from Blog

Don't Miss

Pengguna X Premium Kini Bisa Gunakan Grok AI

Secara global, Elon Musk mengumumkan peluncuran Grok 1.5 pada akhir
Twitter X

Setelah Twitter Ganti Nama, Merek Dagang “X” Ternyata Dipegang oleh Meta

Pada 23 Juli 2023, Elon Musk secara terbuka mengumumkan perubahan