Zaman terus berkembang, begitu juga dengan industri gaming. Bahkan esports yang kini sedang heboh-hebohnya, mungkin tidak pernah terbayangkan pada 10 tahun yang lalu. Kini pasar gaming dan esports jadi semakin besar. Untuk esports saja, Goldman Sachs memproyeksikan nilai industrinya akan menjadi US$3 miliar. Itu baru esports, nilai industri gaming secara umum bahkan diperkirakan mencapai US$152 miliar.
Secara global, pasar game dunia diperkirakan akan tumbuh dari US$137,9 miliar pada tahun 2018 menjadi US$180,1 miliar pada 2021, dengan Asia Pasifik sebagai pendorong utama pertumbuhan tersebut. Pertanyaannya, bagaimana dengan Indonesia?
Terkait soal ini, Twitter melakukan sebuah riset lanskap pasar gaming indonesia. Mengutip dari rilis resmi Twitter, gaming memang sudah menjadi salah satu topik yang menjadi perbincangan dalam platform media sosial conversational tersebut.
“Pada tahun 2018, terdapat 122% peningkatan percakapan soal gaming di Twitter, dengan total satu miliar cuitan secara global. Komunitas gaming secara aktif menggunakan Twitter, mulai dari pemain kasual hingga profesional, publishers, dan celebrity streamers. Mereka menggunakan Twitter untuk membicarakan game yang paling ditunggu atau mendukung tim esports favorit.” ujar Martyn U’Ren, Head of Research, Asia Pasific, Middle East and North America.
Untuk melihat lanskap gaming di Indonesia secara lebih luas, Twitter melibatkan 3928 responden pengguna Twitter di Indonesia. Hasil riset lalu menemukan beberapa hal menarik terkait audiens gaming di Indonesia.
Mobile Masih Jadi Platform Gaming Favorit
Ini mungkin sudah menjadi rahasia umum di Indonesia. Redaksi Hybrid bekerjasama dengan DSResearch juga sudah sempat mengungkap ini lewat riset Esports Market Trend 2019. Dalam riset tersebut, ditemukan ternyata dua game esports terpopuler di Indonesia adalah mobile game.
Survei Twitter juga mendapatkan hasil yang serupa. Tercatat 86% dari total responden menggunakan mobile device sebagai alat untuk bermain game. Tapi menariknya, 67% dari responden mengakui bahwa mereka tak hanya menggunakan satu jenis perangkat saja untuk bermain game. Walau ponsel pintar masih menjadi platform gaming pilihan, namun ada 45% dari total responden yang juga menggunakan PC/laptop, 18% juga menggunakan konsol, dan 6% sisanya menggunakan mobile console.
Belanja Gaming para Gamers di Indonesia
Soal ini mungkin juga jadi hal yang perlu diketahui oleh ekosistem esports ataupun gaming di Indonesia. Reza Ramadhan, Head Marketing MET Indonesia sempat bercerita, bahwa event esports di Indonesia masih kesulitan untuk mengenakan biaya tiket. Bahkan harga tiket seharga Rp20 sampai Rp35 ribu saja membuat antusiasme penonton jadi berkurang.
Jadi sebenarnya, berapa spending power gamers di Indonesia? Survei Twitter mengatakan bahwa 36% gamers, baik mobile atau PC/konsol, hanya mengeluarkan Rp15.000 sampai Rp60.000 setiap bulannya untuk kebutuhan gaming.
Namun demikian, pengeluaran gaming para PC gamers bisa jadi 10% lebih besar. Tercatat, 9% dari total responden yang merupakan gamers PC/laptop saja, rela mengeluarkan Rp150.000 setiap bulan hanya untuk game. Sebagai tambahan, para gamers dalam survei Twitter juga merasa bahwa membeli skin atau item kosmetik lainnya di dalam game adalah salah satu hal terpenting bagi hidup mereka.
Media Sosial Sebagai Ruang Diskusi Para Gamers
Tak bisa dipungkiri media sosial masih menjadi wadah terbaik bagi para gamers untuk berdiskusi. Apalagi game zaman sekarang juga kebanyakan bersifat online. Lalu bagaimana penggunaan Twitter sebagai ruang diskusi para gamers?
Dari survey yang dilakukan, tercatat hanya 31% saja yang menggunakan Twitter untuk mencari informasi. Dari jumlah tersebut, 61% di antaranya berinteraksi di antaranya berinteraksi dengan akun-akun resmi untuk mencari informasi seputar game. Selain dari itu, 45% lainnya juga ternyata senang mengomentari tentang pengumuman terkini secara langsung. Lalu tambahan lainnya adalah, 66% di antaranya berinteraksi dengan pengguna Twitter lainnya untuk berbagi ulasan dan analisa game.
Melihat ini, memang sepertinya baik dari segi gaming umum ataupun esports, perangkat smartphone masih jadi platform pilihan. Faktor penyebabnya mungkin adalah karena teknologi smartphone terus meningkat, namun harganya jadi lebih terjangkau.
Soal daya beli gamers Indonesia juga jadi hal yang menarik untuk diketahui. Karena ternyata belanja kebutuhan gaming di Indonesia terbilang masih sangat kecil. Ini tentunya jadi tantangan bagi ekosistem gaming dan esports di Indonesia jadi lebih tricky. Tetapi seiring dengan penerimaan budaya gaming di masyarakat Indonesia dan peningkatan ekonomi secara keseluruhan, tentunya ekosistem akan jadi semakin berkembang.