Tak ada yang meragui kredibilitas Twitter sebagai salah satu platform media sosial terbesar di dunia. Di Indonesia sendiri, Jakarta didaulat sebagai Ibukota Twitter secara global berdasarkan besarnya pengguna dan tingginya interaksi di dalamnya. Hari ini (26/11), Country Manager Twitter Indonesia Roy Simangunsong memaparkan hasil riset tentang perilaku pengguna Twitter di Indonesia.
“Twitter menjadi lebih dari sekedar media sosial. Kami turut merayakan momen hidup termasuk musim liburan Natal dan Tahun Baru, karena kami menjadi pemeran penting dalam arsip pemikiran manusia di era digital saat ini,” ucap Roy yang juga mengutip pernyataan dari Fortune Magazine.
Serangkaian data yang dirilis diharapkan mampu menjadi insight dan acuan bagi para pebisnis untuk memahami ekspektasi dari audiens mereka di platform masif ini.
Dalam presentasi dari Twitter Mass Affluent Study, yang terlaksana atas kerja sama berbagai lembaga riset, menjabarkan bahwa sekitar 500 responden pengguna Twitter Indonesia merupakan profesional muda. Selain itu, beberapa hal lainnya yang patut diberi catatan adalah:
- Responden memiliki pengeluaran untuk barang-barang mewah yang lebih tinggi 1,3x daripada pengguna di kelas yang sama yang tidak menggunakan Twitter, peningkatan kualitas finansial hingga 1,2x serta memiliki investasi saham/sekuritas lebih banyak 1,2x untuk 12 bulan mendatang.
- Produk retail dan otomotif memiliki relevansi kuat terhadap pengguna kelas atas. Dalam 12 bulan terakhir, 81% telah membeli rumah dan interior, 80% membeli pakaian, dan 72% membeli kendaraan bermotor.
- Perencanaan pengeluaran/pembelanjaan: kepemilikan dan rencana belanja untuk perangkat mobile adalah yang tertinggi, disusul oleh donasi dan peralatan rumah tangga dan perangkat komputer.
- 79% responden adalah pengguna aktif Twitter, di mana 48%-nya mengakui menggunakan Twitter sebagai sumber informasi terpercaya.
“Apabila dimanfaatkan secara strategis, video dapat menjadi medium yang powerful untuk memancing pencarian dan interaksi. Video merupakan tools yang tepat untuk memancing percakapan. Berdasarkan riset Twitter, 87% pengguna Indonesia banyak melihat konten video di Twitter dan 46% dari pengguna berumur 25-34 tahun adalah yang paling aktif mengunggah video. Ini menjadi kesempatan bagi brand untuk mempertimbangkan penggunaan video sebagai peluang jangka panjang untuk berinteraksi dengan konsumen,” kata Roy.
Konten video cukup ditekankan oleh Roy karena kemampuannya yang menjadi sarana kuat untuk berekspresi bagi pengguna, penerbit konten, maupun bisnis. 60% dari keseluruhan pengguna yang mengkonsumsi konten video memilih breaking news sebagai konten video favoritnya. Hasil temuan Twitter ini tak berbeda dengan yang dilaporkan Opera Mediaworks soal tingginya rasio impresi iklan video.