Berbisnis melalui pengiklan rupanya tak membuat Twitter puas diri dalam mengembangkan bisnis dan layanannya. Media sosial yang didirikan pada tahun 2006 dan telah go public ini diisukan akan menghadirkan layanan e-commerce yang akan di-embed langsung ke dalam layanan Twitter. Melalui sebuah bocoran yang dirilis oleh Re/Code, Twitter terlihat menunjukkan contoh layanan e-commerce yang ditampilkan dalam aplikasi mobile Twitter.
Layanan tersebut, menurut perkiraan akan bernama Twitter Commerce. Rencana pengembangan Twitter Commerce ini terindikasi sejak Twitter diketahui telah bekerjasama dengan startup penyedia layanan online payment Stripe. Melalui kerjasama yang menghasilkan layanan payment gateway dalam layanan Twitter, tak aneh jika Twitter bisa saja merealisasikan langkah bisnis dengan menghadirkan layanan e-commerce.
Seperti yang dapat dilihat di bawah ini, pengguna dapat melakukan pembelanjaan online secara langsung melalui Twitter dengan hanya mengakses beberapa menu saja. Dalam ilustrasi berikut pembelanjaan di Twitter akan mirip dengan seperti halnya berbelanja aplikasi di App Store.
Sebagai langkah awal memuluskan layanan terbarunya ini, Twitter disebutkan telah bekerja sama dengan situs e-commerce Fancy. Kerjasama tersebut memungkinkan followers akun Twitter Fancy untuk melakukan pembelanjaan produk-produk Fancy langsung dari tweet yang di-post oleh Fancy. Sejauh ini belum ada verifikasi, baik dari pihak Twitter maupun Fancy.
Skema pembelanjaannya sendiri cukup umum seperti halnya layanan e-commerce lainnya. Hal menarik dari layanan Twitter e-commerce ini adalah fitur online tracking yang dapat dipantau melalui peta yang nantinya akan disediakan.
Jika benar terwujud, Twitter Commerce ini akan menghadirkan “pengalaman” terbaru bagi banyak pengguna dalam berbelanja online. Apalagi jika diterapkan pada ekosistem media sosial yang kuat.
Langkah Twitter kali ini juga bisa dikatakan sebagai upaya Twitter dalam memperbaiki performa keuangannya yang cenderung dinilai lemas seperti pada laporan keuangan Twitter tahun lalu yang dinyatakan merugi. Dengan tekanan tekanan lebih besar dari publik setelah terdaftar di bursa saham, kesuksesan implementasi platform e-commerce bakal menjadi pemicu naiknya pendapatan Twitter dan performa sahamnya.
[Ilustrasi foto: Shutterstock | Re/Code]