Dark
Light

TweetDeck Dikabarkan akan Diakuisisi oleh Twitter

1 min read
May 3, 2011

Berita tentang akuisisi TweetDeck memang telah menghangat sejak awal Februari yang lalu ketika diberitakan bahwa UberMedia yang menjadi pembeli TweetDeck, namun tidak ada rilis resmi yang menjelaskan tentang akuisisi ini.

Kemudian, berita tentang akuisisi TweetDeck mencuat lagi awal bulan, dan kini TechCrunch melaporkan bahwa, menurut sumber mereka, Twitter telah mengakuisisi TweetDeck, detail transaksi akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan. Harga yang harus dibayar Twitter menurut sumber TechCrunch berkisar antara $40 juta – $50 juta.

Seperti yang kita tahu, UberMedia yang dahulu bernama TweetUp kemudian berubah menjadi PostUp dan kini UberMedia telah mengakuisisi salah satu aplikasi terbaik untuk Twitter client, seperti Echofon. UberMedia kini memiliki Twidroyd dan UberSocial (dulu bernama UberTwitter). Hubungan antara UberMedia dan Twitter sempat ‘keruh’ karena layanan UberMedia dihentikan secara sepihak karena melanggar beberapa peraturan dari Twitter, namun akses dibuka kembali.

UberMedia dengan lini aplikasinya memiliki 20% Tweet harian yang dibagikan oleh para pengguna mereka, jumlah yang tidak kecil, akuisisi TweetDeck juga dikabarkan sebagai langkah defensif dari Twitter untuk mengamankan pangsa pasar dari pengguna Twitter.

TweetDeck sendiri baru saja merilis dua layanan baru mereka, uji coba TweetDeck Web serta aplikasi iPhone – TweetDeck 2.0, setelah sebelumnya menyediakan TweetDeck for Chrome. Untuk aplikasi iPhone, terus terang seperti yang digembar-gemborkan di blog mereka adalah salah satu aplikasi Twitter client di iPhone yang bagi saya yang kini menjadi salah satu yang terbaik, terutama untuk pengguna Twitter yang membutuhkan fasilitas kolom dengan akses dari perangkat bergerak, aplikasi ini jauh lebih baik dari HootSuite untuk iPhone.

Berita akuisisi TweetDeck oleh Twitter ini memang menyisakan berbagai pertanyaan, kita harus menunggu rilis resmi dari kedua belah pihak untuk melihat strategi dan rencana pengembangan. Twitter sendiri beberapa waktu yang lalu mencoba ‘membatasi’ gerak para pengembang dengan menyarankan untuk tidak mengembangkan another Twitter client, karena akan berhadapan langsung dengan apa yang ditawarkan / dikembangkan Twitter. Akuisisi ini juga membuka kemungkinan untuk layanan TweetDeck dihentikan oleh Twitter, atau mungkin Twitter membutuhkan aplikasi yang diperuntukkan bagi pengguna yang menginginkan layanan Twitter berkolom, seperti yang disediakan TweetDeck dan justru akan terus mengembangkan layanan mereka. ReadWriteWeb memiliki beberapa analisis tentang apa yang bisa terjadi dengan akuisisi ini, Anda bisa membacanya di tautan ini.

Kita tunggu kabar berikutnya, termasuk rilis resmi tentang akusisi ini.

Sumber berita: TechCrunch dan ReadWriteWeb. Sumber gambar: TweetDeck.

 

Wiku Baskoro

Penggemar streetphotography, penikmat gadget, platform agnostic gamers, build Hybrid.co.id to make impact.

2 Comments

  1. Saya sebenarnya tidak menerima berita ini dengan senang hati.

    Sudah jelas bahwa Twitter pasti tidak terlalu senang saat pihak ketiga lebih pintar carti duit daripada Twitter sendiri. Cukup jelas juga bahwa fitur2 Tweetdeck jauh lebih lengkap daripada fitur app resmi Twitter ataupun versi web-nya.
    Sudah sejak beberapa tahun yang lalu, kita dapat baca secara rutin bahwa Twitter lagi berjuang untuk dapat untung yang lebih, dengan berbagai cara, seperti promoted tweets/accounts/trends yang mempannya masih cukup kontroversial.
    Menurutku Twitter lagi masuk masa orde baru sendiri, di mana mereka ingin ambil kontrol atas platform2 yang menyalurkan konten mereka, supaya meluncurkan sistem2 monetisasi di yang tidak disaingi sistem yang sudah ada di apps2 dari para pihak ketiga. Saya tidak akan kaget jika akuisisi berikutnya Twitter adalah UberMedia.

    Seperti dicamtum di analysisnya RWW, risiko degradasi ‘end-user user experience” cukup tinggi. Integrasi dengan linkedin dan facebook bakal hilang, dan Twitter sudah terkenal untuk kelemahan ‘user experience’ mereka.
    Selain itu, Twitter, yang juga terkanal galak dan tidak begitu mendukung dengan para developer pihak ketiganya, bakal membunuh ‘ecosistem’-nya sendiri dengan sifat yang terlalu ‘product-centric’…

    Tinggal wait and see… semoga mereka nggak sembrono aja…

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Sedapur.com is Officially Launched

Next Story

Facebook untuk BlackBerry PlayBook, Pertama untuk Tablet

Latest from Blog

Don't Miss

Pengguna X Premium Kini Bisa Gunakan Grok AI

Secara global, Elon Musk mengumumkan peluncuran Grok 1.5 pada akhir
Twitter X

Setelah Twitter Ganti Nama, Merek Dagang “X” Ternyata Dipegang oleh Meta

Pada 23 Juli 2023, Elon Musk secara terbuka mengumumkan perubahan