Tutup Apex Legends Mobile, Apa Strategi Mobile EA?

EA juga menghentikan pengembangan game Battlefield Mobile

Minggu lalu, Electronic Arts (EA) mengumumkan bahwa mereka akan menutup Apex Legends Mobile. Per 31 Januari 2023, pemain tidak lagi bisa melakukan transaksi dengan uang dalam game. Dan pada 1 Mei 2023, Apex Legends Mobile akan resmi ditutup.

Selain menutup Apex Legends Mobile, EA juga memutuskan untuk menghentikan pengembangan versi mobile dari Battlefield. Tak berhenti sampai di sana, mereka bahkan akan menutup Industrial Toys, developer game mobile yang bernaung di bawah mereka. Hal ini memunculkan pertanyaan: sebenarnya, apa strategi EA di industri game mobile?

Apa Masalah di Apex Legends Mobile?

Dalam laporan keuangan terbaru EA, CEO Andrew Wilson menjelaskan alasan di balik keputusan perusahaan untuk menutup Apex Legends Mobile. Dia mengatakan, awalnya, Apex Legends Mobile memang mendapatkan penerimaan yang baik. Di 2022, game itu bahkan dinobatkan sebagai Game of the Year, baik oleh Apple maupun Google.

Meskipun begitu, Wilson mengatakan, EA merasa, pengalaman bermain Apex Legeds Mobile masih belum dapat memenuhi ekspektasi para pemain. Karena itulah, EA dan Lightspeed Studios -- rekan EA yang mengembangkan versi mobile dari Apex Legends -- memutuskan untuk menutup Apex Legends Mobile.

"Kami telah belajar banyak dari Apex Legends Mobile. Dan di masa depan, kami punya rencana untuk merombak pengalaman bermain Apex di mobile," kata Wilson, menurut laporan GamesIndustry. "Berdasarkan apa yang telah kami pelajari, kami juga memutuskan untuk berhenti mengembangkan game mobile dari Battlefield. Kami tahu bahwa fans kami senang dengan ekosistem game yang saling terhubung. Jadi, kami akan mencoba untuk menawarkan pengalaman bermain cross-platform terbaik untuk para gamers kami."

Kabar baiknya, EA tidak berencana untuk menyerah dalam membuat game mobile dari Apex Legends. Sebaliknya, mereka tampaknya justru ingin menyempurnakan pengalaman bermain Apex di mobile. Satu hal yang pasti, ada beberapa alasan di balik keputusan EA untuk menutup versi mobile dari Apex Legends saat ini.

Salah satunya adalah karena versi mobile dari Apex Legends tidak bisa memberikan level immersion dan kompleksitas gameplay yang sama seperti versi PC atau konsol.

Selain itu, walaupun Apex Legends Mobile berhasil menarik perhatian fans lama ataupun baru, game ini kurang menarik minat para gamers kasual. Padahal, Apex Legends merupakan game battle royale yang hidup-matinya tergantung pada jumlah pemain. Terakhir, alasan EA untuk menutup versi mobile Apex adalah karena industri mobile dianggap "menantang". Sayangnya, Wilson tidak menjelaskan secara spesifik, tantangan apa yang dihadapi Apex Legends Mobile.

"Kami tahu, kami punya semua komponen yang diperlukan untuk membuat game yang berkualitas. Kami perlu mempertimbangkan core gameplay dari game dan juga mekanisme retensi pemain dalam game," ujar Wilson. "Dan yang paling penting, ketika kami mengamati industri game mobile, kami menyadari bahwa game-game yang sukses biasanya merupakan bagian dari franchise yang telah ada."

EA juga memutuskan untuk menghentikan pengembangan Battlefield Mobile.

Wilson menambahkan, walaupun tidak semua game mobile sukses menawarkan fitur cross-platform, biasanya, ia akan dilengkapi dengan fitur cross-progression. Menurut Wilson, fitur cross-progression ini akan menyatukan komunitas gamers, tidak peduli platform yang mereka gunakan untuk memainkan sebuah game.

Strategi EA di Segmen Game Mobile

Meskipun EA memutuskan untuk menutup Apex Legends Mobile dan menghentikan pengembangan Battlefield Mobile, hal itu bukan berarti mereka sudah menyerah untuk membuat game mobile. Pasalnya, saat ini, mobile memberikan kontribusi paling besar pada total pemasukan industri game. Wilson pun mengakui hal ini.

"Pasar game mobile memang sangat menantang, tapi mobile masih menjadi platform gaming paling besar. Dan mobile juga bisa menarik gamers dalam jumlah banyak, lebih banyak dari PC dan konsol," ujar Wilson. "Bagi kami, mobile masih akan punya bagian penting dari strategi dalam mengekspansi franchise game kami."

Senada dengan Wilson, COO EA, Laura Miele juga mengatakan bahwa EA tidak akan menyerah untuk membuat game mobile. "Kami melihat, pasar game mobile sebagai pasar yang signifikan, dengan nilai sebesar US$100 miliar. Mobile juga merupakan platform gaming pilihan gamers Gen Z dan Gen Alpha," katanya. "Selain itu, segmen game mobile juga mengalami pertumbuhan yang signifikan di negara-negara yang menjadi target ekspansi kami. Saat ini, mobile masih menjadi pasar yang sangat penting."

Total pemasukan industri game di 2022. | Sumber: Newzoo

Kepada para investor, EA mengungkap bahwa strategi mereka di industri game mobile adalah memastikan game mobile yang mereka rilis menawarkan pengalaman yang tidak kalah menarik dengan game-game mereka di PC dan konsol. Secara spesifik, mereka mengatakan, mereka akan membawa game-game olahraga mereka ke mobile. Selain itu, beberapa franchise yang mereka akan bawa ke mobile adalah Apex, Battlefield, The Sims, dan Skate.

Selain fakta bahwa game mobile merupakan industri yang besar, alasan lain EA tidak akan menyerah untuk membuat game mobile adalah karena game mobile bisa dimainkan di berbagai situasi. PC dan konsol memang masih menjadi platform utama EA untuk merilis game mereka. Namun, Wilson mengatakan, merilis game di mobile memungkinkan EA untuk menjangkau fanbase mereka, bahkan ketika mereka tidak bisa mengakses PC atau konsol mereka.