Tren Iklan Mobile Game di Asia Tenggara

InMobi baru saja merilis laporan tentang adopsi iklan mobile game di kawasan Asia Tenggara

Keberadaan iklan dalam mobile game mulai populer sejak kemunculan model game free-to-play. Banyak game gratis yang menjadikan iklan sebagai sumber pemasukan. Meskipun begitu, sebenarnya, konsep menampilkan iklan dalam game telah ada sejak tahun 1970-an.

Ketika itu, iklan yang ditampilkan dalam game tentunya memiliki format yang jauh berbeda dari iklan di game saat ini. Tapi, satu hal yang pasti, seiring dengan meningkatnya jumlah mobile gamers, semakin banyak pula brands dan pengiklan yang tertarik untuk menampilkan iklan dalam mobilegame.

Belum lama ini, InMobi, penyedia konten, pemasaran, dan teknologi monetisasi, meluncurkan laporan berjudul "Mobile Game Advertising in 2022, Southeast Asia". Berikut ulasan lengkap dari laporan tersebut.

Lanskap Industri Game di Asia Tenggara

Memiliki lebih dari 270 juta gamers, Asia Tenggara adalah salah satu kawasan yang industri game-nya mengalami pertumbuhan paling cepat. Dalam periode 2020-2025, industri game di Asia Tenggara memiliki tingkat pertumbuhan per tahun (CAGR) sebesar 8,6% setiap tahunnya.

Bahkan setelah pandemi COVID-19 mulai teratasi, data dari Sensor Tower menunjukkan, tiga negara yang memiliki pertumbuhan jumlah download game paling tinggi merupakan negara-negara ASEAN, yaitu Indonesia, Vietnam, dan Filipina.

Ada tiga faktor yang mendorong pertumbuhan industri game di negara-negara Asia Tenggara. Pertama, populasi Asia Tenggara didominasi oleh generasi muda. Kedua, perekonomian negara-negara ASEAN tengah mengalami pertumbuhan. Terakhir, pemerintah dari berbagai negara ASEAN kini mencoba untuk memperbaiki infrastruktur dalam negeri.

Walaupun industri game masih dianggap sebagai industri yang didominasi oleh pria, 40% gamers di Asia Tenggara merupakan perempuan. Sementara 40% gamers memiliki umur di atas 45 tahun. Dua fakta tersebut menjadi bukti dari keberagaman gamers di Asia Tenggara. Dan hal inilah yang menarik perhatian para advertisers alias pengiklan.

Profil dari Para Advertisers

Untuk membuat laporan terkait iklan di mobile game terbarunya, InMobi melakukan survei pada 225 mobile marketing leaders di Asia Tenggara, khususnya dari Indonesia (37%), Singapura (36%), dan Filipina (27%).

Dari semua responden itu, sebanyak 29% bekerja di bidang retail, 28% di dunia hiburan, 17% di bidang Fast-Moving Consumer Goods (FMCG), 8% di Banking, Financial Services and Insurance (BFSI), dan 18% sisanya di industri lain.

Profil dari responden survei InMobi. | Sumber: InMobi

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh InMobi, sebanyak 90% responden mengatakan, mereka menggunakan iklan mobile game untuk meningkatkan brand awareness.

Tampaknya, hal ini terjadi karena kebanyakan advertisers masih merasa asing dengan mobile game advertising. Meskipun begitu, sebanyak 44% responden mengungkap, mereka menggunakan iklan mobile game untuk meningkatkan ketertarikan konsumen akan produk mereka. Dan 49% responden menggunakan iklan mobile game untuk mendorong angka penjualan.

Sebanyak 60% advertisers mulai mencoba untuk menggunakan iklan di mobile game dalam dua tahun terakhir. Jika dibandingkan dengan era sebelum pandemi, angka ini mengalami kenaikan sebesar dua kali lipat.

Di Asia Tenggara, sebanyak 43% pengiklan telah menggunakan mobile game ads sejak lebih dari dua tahun lalu, 47% telah memasang iklan mobile game selama 1-2 tahun, dan hanya 11% pengiklan yang baru mulai memasang iklan di mobile game dalam 1 tahun terakhir.

Awal mula pengiklan mulai menggunakan mobile game ads. | Sumber: InMobi

Dalam satu tahun terakhir, tidak hanya jumlah advertisers yang memasang iklan di mobile game yang mengalami kenaikan, jumlah dana yang dikucurkan untuk mobile game ads juga naik. Sebanyak 90% pengiklan mengklaim, mereka menaikkan besar dana yang mereka keluarkan untuk membuat iklan mobile game.

Keputusan tersebut membuat total spending iklan mobile game naik 34% dari tahun lalu. Tak hanya itu, 39% responden mengatakan, aktivitas iklan di game mobile juga mengalami kenaikan yang signifikan.

Metode Memasang Iklan

Advertisers memiliki beberapa opsi jika mereka ingin memasang iklan di game mobile. Saat ini, metode yang paling populer adalah melalui programmatic private marketplace.

InMobi menyebutkan, alasan mengapa metode itu sangat populer adalah karena ia mudah untuk dioptimasi. Skala dari proyek iklan yang menggunakan metode ini juga bisa dinaikkan dengan mudah. Sebanyak 38% responden mengatakan, mereka memasang iklan di game mobile melalui programmatic private marketplace.

Metode lain yang juga tak kalah populer adalah open exchange. Sebanyak 35% responden mengungkap bahwa mereka menggunakan metode ini. Namun, di Asia Tenggara, masih ada pengiklan yang mengira, satu-satunya cara untuk memasang iklan di mobile game adalah dengan membuat kontrak langsung dengan sang publisher game.

Ada 23% responden yang menggunakan cara ini. Padahal, kerja sama dengan publisher bukanlah satu-satunya cara bagi pengiklan untuk memasang iklan di game mobile.

Tiga metode yang banyak digunakan pengiklan untuk membeli mobile game ads. | Sumber: InMobi

Untuk masalah format iklan, rewarded video merupakan format yang paling populer di kalangan para advertisers. Dua format iklan lain yang tidak kalah populer adalah playables dan interstitials.

Namun, para pengiklan mengaku bahwa mereka mau mencoba model iklan yang terintegrasi dalam game.  Dengan syarat, asalkan iklan tersebut tidak mengganggu pengalaman bermain para gamers.

In-game ads memiliki konsep yang berbeda dari ad banners biasa. Karena, in-game ads memungkinkan advertisers untuk memasang iklan di objek dalam game, seperti di billboard atau di bangunan. Harapannya, para gamers akan bisa menerima keberadaan iklan dengan lebih baik dan dapat mengingat brand pengiklan dengan lebih kuat.

Contoh mobile ads. | Sumber; VentureBeat

Sejauh ini, alasan utama advertisers menggunakan iklan di game mobile adalah karena ia bisa mendorong engagement dengan audiens dan menarik perhatian mereka.

Alasan lain mengapa mobile game ads kini menjadi semakin populer adalah karena ia memungkinkan pengiklan untuk memberikan konten iklan yang berkualitas.

Selain itu, game juga dianggap sebagai lingkup yang aman bagi brands. Iklan dalam game juga menawarkan format yang unik, seperti iklan playable.

Terakhir, para pengiklan menjadi berminat untuk menggunakan iklan di mobile game adalah karena ia menawarkan personalisasi yang lebih baik. Dengan begitu, pengiklan bisa menampilkan iklan ke orang-orang yang memang menjadi target audiens mereka.

Sumber header: Pexels