Di tengah tumbuh pesatnya pasar video game internasional, Tiongkok menjadi satu-satunya yang malah memperketat industri video game-nya, yang bahkan membuat para developer dan publisher lokal di sana pusing karena izin perilisan yang sulit.
Para gamer di Tiongkok pun juga menghadapi hal yang sama, sebab pemerintah setempat mengeluarkan berbagai aturan ketat, terutama untuk mereka yang di bawah umur. Para gamer muda ini hanya memiliki waktu bermain 3 jam per minggu.
Semua peraturan yang diterapkan oleh Tiongkok ini terlihat kejam dan bahkan terasa tidak mendukung perkembangan industri game lokalnya. Namun beragam peraturan ketat tersebut mau tidak mau harus diterapkan.
Pasalnya, berbagai peraturan ketat tersebut ditujukan untuk mengurangi adiksi video game di sana., terutama untuk anak-anak di bawah 18 tahun yang menjadi demografi paling rentan untuk kecanduan.
Dan usaha dari pemerintah Tiongkok ini pun mendatangkan hasil yang positif. Setelah diterapkan selama beberapa tahun, kini mereka telah berani mengklaim bahwa mereka telah memecahkan masalah kecanduan video game pada anak-anak.
Melalui Komite Publikasi Video Game-nya, Tiongkok berani menyebutkan bahwa saat ini sudah ada lebih dari 75% gamer di bawah umur 18 tahun yang telah mengikuti aturan negara untuk hanya dapat bermain selama tiga jam per minggunya.
Dalam laporannya, Tiongkok kini menyebutkan bahwa masalah adiksi video game pada anak-anak di negara tersebut “pada dasarnya telah teratasi”. Untuk memperkuat hasil tersebut, pemerintah juga melakukan survei terhadap orang tua.
Dan hasilnya menyebut bahwa 85% orang tua menyetujui agar anak-anak mereka bermain video game di bawah pengawasan. Survei lain menyebutkan bahwa 72% orang tua menyebut bahwa video game kini tidak mempengaruhi pembelajaran sekolah dan kehidupan sehari-hari anak-anak.
Di sisi lain, pengumuman ini ternyata disambut baik oleh banyak perusahaan game di Tiongkok. Karena dengan hasil tersebut seakan menjadi jaminan tidak langsung bahwa pemerintah Tiongkok tidak akan memperketat peraturannya.
Bahkan perusahaan-perusahaan ini yakin bahwa pemerintah Tiongkok malah akan mulai melonggarkan beberapa peraturan terkait perilisan video game di sana. Atau juga kemungkinan adanya penambahan waktu bermain bagi para gamer yang ada di sana.