Setelah menggelar bookbuilding, M Cash Integrasi mengungkapkan sejumlah rencana perusahaan pasca IPO. Ambisi yang ingin dicapai adalah menjadikan M Cash sebagai perusahaan distributor digital terbesar di Indonesia.
Beberapa rencana di antaranya menambah mesin kios sampai akhir tahun ini sebanyak 1.000 unit dan melipatgandakan jumlahnya hingga 4 ribu unit di akhir 2018 mendatang. Tak hanya itu, perusahaan berkomitmen untuk mengembangkan inisiatif baru agar konten dalam kios semakin beragam, sehingga memancing orang untuk bertransaksi di dalamnya.
“Kita mau jadi perusahaan distributor digital terbesar di Indonesia. Untuk mencapai itu, ada banyak inisiatif yang harus kita kerjakan agar bisa memberi dampak yang besar,” terang Managing Director M Cash Jahja Suryandy, Kamis (26/10).
Adapun anggaran capital expenditure (capex) yang dibutuhkan perusahaan untuk ekspansi pada tahun depan, akan diambil dari hasil IPO. Perkiraannya dana yang dibutuhkan sekitar Rp40 miliar sampai Rp45 miliar untuk membuat mesin kios dan pengembangan software. Sisa dana IPO akan digunakan untuk diputar sebagai modal kerja perusahaan, peningkatan kompetensi dan sumber daya manusia.
Berdasarkan proyeksi, dengan pengadaan 4 ribu kios diharapkan dapat mencetak pertumbuhan pendapatan M Cash sebesar Rp2,3 triliun dengan keuntungan bersih Rp49,5 miliar sampai 2018. Sementara sampai akhir tahun ini, proyeksi M Cash dengan mengadakan 1.000 kios dapat mencetak pendapatan sebesar Rp853 miliar dengan keuntungan bersih Rp6,8 miliar.
Apabila mengacu dari laporan keuangan M Cash per April 2017, pendapatan perusahaan mencapai Rp269 miliar dengan keuntungan bersih Rp3 miliar. Adapun total kios yang telah disebar M Cash sebanyak 210 unit tersebar di beberapa kota.
“Ini proyeksi yang cukup konservatif. Dengan pertumbuhan yang konsisten, revenue Rp2,3 triliun bisa dicapai apabila kita memasang 4 ribu kios. Rencananya kami mau pasang kios M Cash di gerai Ranch Market, Hero, Carrefour, dan di daerah lainnya mengikuti lokasi mereka berada. Bisnis seperti ini di Thailand cukup meledak dan sukses.”
Sesuai dengan rencana, M Cash akan resmi melantai di BEI pada 31 Oktober 2017.
Kelebihan permintaan hingga 9,3 kali
Beberapa hari yang lalu, M Cash telah menggelar bookbuilding dan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 9,3 kali. Dalam proses ini, M Cash menjaring anchor investor dari institusi, sekitar 40% diantaranya berasal perusahaan asing (Hong Kong, Singapura, Australia, dan Amerika Serikat) dan sisanya dari lokal.
Beberapa nama institusi di antaranya PAG Asia Capital dan Maybank Asset Management. Selain itu, ada sekitar 15 perusahaan aset manajemen lokal yang turut berpartisipasi, ditambah beberapa perusahaan keluarga Singapura dengan nama yang dirahasiakan.
Setelah menjaring anchor investor, perusahaan memutuskan untuk mengambil harga saham perdananya Rp1.385 per lembar. Harga tersebut ada di kisaran bawah rentang harga penawaran saham M Cash Rp1.300-Rp1.450 per lembar. Dengan perolehan tersebut, M Cash memastikan dapat meraup dana segar Rp300 miliar.
Saat ini M Cash memiliki empat model bisnis yaitu full investment, revenue sharing, rental, dan franchise. Empat model ini memiliki kelebihan masing-masing, di mana dapat menjangkau masyarakat Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
Melalui kios, perusahaan menawarkan beberapa produk dan fitur seperti top up credit & billers, express kios, face & finger print recognition, pop-up advertisement, dan lainnya. M Cash juga mengeluarkan produk fisik, termasuk sim card telepon, sim card internet, voucher, gift card, dan e-money.