11 November 2022

by Glenn Kaonang

Tidak Terpengaruh Tren, OpenSea Tetap Wajibkan Royalti di Platformnya

OpenSea sempat hendak berubah haluan, tapi desakan dari komunitas akhirnya membuat mereka tetap berpegang teguh pada visi awalnya

Perdebatan seputar royalti di dunia NFT terus berlanjut. Salah satu marketplace NFT paling dominan, OpenSea, baru saja mengambil keputusan untuk tetap mewajibkan pembayaran royalti di platformnya. Menariknya, langkah krusial ini baru mereka buat setelah mendapat desakan dari publik, membuktikan kuatnya pengaruh komunitas dalam perkembangan ekosistem Web3.

Semuanya berawal pada tanggal 6 November lalu, tepatnya ketika OpenSea mengumumkan bahwa mereka tengah mempertimbangkan ulang kebijakannya mewajibkan pembayaran royalti di platformnya. Rencana itu menunjukkan bahwa OpenSea pun tidak bisa luput dari tren anti-royalti yang sedang berlangsung, yang mendorong banyak marketplace NFT lain untuk menjadikan pembayaran royalti sebagai fitur opsional, atau malah menghapuskannya sepenuhnya.

Sesuai dugaan, pengumuman OpenSea tersebut menuai respon negatif dari publik, khususnya kalangan kreator NFT. Sosok-sosok berpengaruh di ranah NFT pun ikut menyuarakan kekecewaannya terhadap OpenSea, seperti misalnya Wylie "Gordon Goner" Aronow yang merupakan cofounder Yuga Labs — sendirinya merupakan kreator Bored Ape Yacht Club dan pemilik IP CryptoPunks.

Beberapa kreator malah langsung mengambil tindakan sebagai bentuk ketidaksetujuannya dengan rencana OpenSea, salah satunya The Hundreds. Merek streetwear kenamaan sekaligus kreator dari koleksi NFT Adam Bomb Squad itu memutuskan untuk membatalkan peluncuran koleksi NFT keduanya di OpenSea.

Penolakan yang dilakukan kalangan kreator ini bisa dimaklumi jika melihat betapa besar pengaruh royalti bagi kesejahteraan mereka. Oktober lalu, laporan dari Galaxy Digital menunjukkan bahwa total royalti yang dibayarkan ke kreator NFT sejauh ini sudah menembus angka $1,8 miliar. Bagi para kreator NFT, royalti merupakan salah satu sumber pendapatan pasif yang bisa diandalkan selagi mereka belum menelurkan karya baru.

OpenSea sepertinya paham akan kekhawatiran yang disuarakan komunitasnya. Pada tanggal 10 November kemarin, OpenSea mengumumkan lewat Twitter bahwa mereka masih akan mewajibkan pembayaran royalti di platform mereka. Lucunya, OpenSea sebelumnya menetapkan tanggal 9 Desember 2022 sebagai deadline dari pemberlakuan kebijakan barunya. Namun hanya selang beberapa hari, OpenSea rupanya sudah memantapkan diri untuk tetap teguh pada kebijakan awalnya.

Dalam kesempatan yang sama, OpenSea juga menjelaskan bahwa apapun yang mereka lakukan sebenarnya tidak bisa mengubah tren penurunan biaya royalti yang dibayarkan ke kreator. Hal ini disebabkan semakin banyaknya marketplace lain yang memberlakukan kebijakan anti-royalti. Dalam sepekan lalu saja, OpenSea mengatakan hampir separuh dari total biaya royalti untuk 20 koleksi NFT teratas tidak terbayarkan karena dijual via marketplace yang tidak mewajibkan royalti. Nominalnya pun tidak main-main, lebih dari $1 juta kalau menurut OpenSea.

Sumber: Cointelegraph dan Decrypt.