Pada tanggal 30 April kemarin, CEO Tesla Motors, Elon Musk, membuktikan pada publik bahwa perusahaannya tidak cuma mampu memproduksi mobil listrik. Perusahaan yang bermarkas di Kalifornia, Amerika Serikat ini rupanya mengusung misi yang cukup ambisius, yakni menyediakan ekosistem energi terbaharukan untuk penghuni Bumi tanpa menciptakan emisi karbon yang merusak alam.
Mereka pun memperkenalkan Tesla Energy, sebuah solusi energi alternatif yang dirancang untuk kebutuhan rumahan maupun industri. Sederhananya, Tesla Energy ini mencakup baterai lithium-ion yang bisa menyimpan energi untuk digunakan pada saat dibutuhkan, alias pada saat jaringan listrik tidak beroperasi.
Baik versi rumahan atau industrinya, baterai-baterai ini dirancang untuk menyambung ke jaringan listrik lokal. Integrasi dengan set panel surya juga memungkinkan, sehingga energi matahari berlebih yang ditampung tidak akan sia-sia begitu saja.
Info menarik: Tesla Luncurkan Varian Baru Sedan Listriknya, Model S 70D
Untuk konsumen rumahan, Tesla menargetkan Powerwall. Baterai ini memiliki ukuran yang cukup ringkas, dan bisa ditambatkan pada tembok – idealnya di dalam garasi, mengingat ia juga bisa mengisi ulang baterai milik mobil-mobil listrik buatan Tesla.
Yang menarik adalah kecanggihan software yang telah disematkan ke dalam Powerwall. Baterai ini mengemas teknologi “load shifting“, dimana ia akan mengisi daya pada saat tarif listrik rendah karena permintaan menurun (di malam hari), lalu menyuplai energi pada saat tarif listrik sedang tinggi-tingginya (di siang hari).
Seperti yang sudah saya sebutkan, Tesla Powerwall juga bisa disambungkan dengan set panel surya untuk menyimpan energi matahari berlebih di siang hari, lalu merangkap sebagai genset di saat listrik mati. Aspek otomatisasi juga turut dihadirkan oleh Powerwall. Artinya, usai dipasang oleh teknisi, Powerwall tidak memerlukan perlakuan khusus untuk bisa beroperasi dengan baik.
Tesla rencananya akan mulai memasarkan Powerwall di Amerika Serikat di akhir musim panas tahun ini. Ada dua varian yang ditawarkan: varian 7 kWh seharga $3.000 dan varian 10 kWh seharga $3.500. Harga tersebut belum termasuk biaya instalasi dan komponen inverter.
Info menarik: Tak Hanya Tesla Model S, Tesla Model X Juga Akan Hadir di Indonesia
Untuk komunitas industri, Tesla telah menyiapkan Powerpack. Gampangnya, Powerpack merupakan versi masif dari Powerwall. Selain membawa fitur-fitur milik Powerwall, Powerpack bisa dikelompokkan menjadi sebuah sistem penyuplai energi dengan skala yang sangat besar.
Satu blok Tesla Powerpack mampu menampung energi sebesar 100 kWh. Pabrik-pabrik bisa menambahkan blok Powerpack lain untuk mendongkrak angka tersebut menjadi 500 kWh. Atau jika suplai energi yang dibutuhkan begitu luar biasa, jaringan Powerpack siap diperluas hingga mencapai angka 10 MWh (megawatt) atau lebih.
Sejauh ini belum ada kabar mengenai rencana Tesla untuk memasarkan Powerwall maupun Powerpack di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, mobil-mobil listriknya saja masih diimpor langsung oleh dealer pihak ketiga. Melihat kondisi tersebut, tampaknya kita masih harus menunggu beberapa tahun lagi sebelum kebagian jatah ‘power bank raksasa’ ini.
Sumber: Tesla Motors.