Tencent Cloud mengumumkan telah meluncurkan pusat data (dinamai: Internet Data Center) pertamanya di Indonesia yang berlokasi di kawasan CBD Jakarta. Saat ini perusahaan menyampaikan, infrastruktur layanan komputasi awan mereka telah mencakup 27 wilayah dengan 61 zona ketersediaan.
Ekspansinya ke tanah air bukan tanpa alasan, dari data yang disampaikan Indonesia menjadi pasar public cloud yang memiliki pertumbuhan tercepat di Asia Pasifik dengan CAGR 25% dan diharapkan bisa meningkat ukuran pasarnya menjadi $0,8 miliar pada 2023 mendatang.
SVP Tencent Cloud International Poshu Yeung menyampaikan, struktur populasi yang didominasi kalangan pemuda diyakini akan terus mendorong peningkatan pasar internet. Kehadiran layanan komputasi awan tersebut juga akan memperkuat infrastruktur di berbagai aplikasi milik Tencent di Indonesia, termasuk Joox dan WeTV.
Selain itu perusahaan juga menyampaikan, beberapa institusi finansial juga sudah mulai mencicipi layanan komputasi awan mereka, salah satunya Bank Neo Commerce yang memanfaatkan fitur Tencent Distributed Database.
Ramai-ramai bangun pusat data
Sebelumnya akhir Februari 2021 lalu, Microsoft juga baru mengumumkan pendirian pusat data pertamanya di Indonesia. Dari hasil penelitian firma riset IDC yang disampaikan, investasi Microsoft ini ditaksirkan bisa menghasilkan pendapatan baru hingga $6,3 miliar (untuk semua lini produk) dari ekosistem pelanggan dan mitra yang ada di Indonesia.
Pemain lain yang juga sudah mulai menggelontorkan investasi untuk membangun pusat data di Indonesia adalah Alibaba, Amazon, dan Google.
Sebelumnya berbagai pihak –termasuk regulator—memang terus mendorong para perusahaan teknologi global untuk menghadirkan pusat datanya di Indonesia. Sempat tertunda lama dengan alasan infrastruktur dan sumber daya manusia yang belum memadai. Namun seiring dengan industri digital nasional yang bertumbuh –berimplikasi pada peningkatan layanan komputasi awan—membuat para provider global tersebut memutuskan untuk menghadirkan pusat data dan zona ketersediaannya di Indonesia.
Pemain lokal tak mau kalah
Beberapa perusahaan lokal juga tawarkan produk komputasi awan untuk mendukung bisnis digital. Ada Telkomsigma (anak usaha Telkom), baru-baru ini mereka juga masuk ke pasar skala UKM lewat layanan Flou Cloud. Kemudian ada juga Biznet Gio yang terus melakukan penetrasi pasar.
Baru-baru ini, bebarengan dengan peluncuran fitur baru khusus untuk UKM, Biznet Gio mengumumkan pusat data ketiganya yang berlokasi di Banten. Didirikan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang memerlukan fitur ketersediaan (availability) yang tinggi serta penyimpanan data pada lebih dari satu pusat data. Pusat data pertama dan kedua berada di Jakarta (MidPlaza) dan Jawa Barat (Technovillage, Cimanggis).
Belum lama ini Init-6 juga baru memberikan pendanaan awal 72 miliar Rupiah ke IDCloudHost, penyedia layanan komputasi awan publik untuk UKM di Indonesia.
Jelas pemain lokal bisa memiliki proposisi nilai unik yang kuat – baik terkait pemahaman mereka dengan pasar lokal, kebutuhan atas regulasi, dan fundamental infrastruktur yang kuat. Salah satunya seperti disampaikan Biznet Gio, dengan kapabilitas infrastruktur yang dimiliki mereka mengklaim bisa menyediakan konektivitas antar pusat data melalui jaringan tertutup (private network) sebesar 10 Gbps tanpa melewati jaringan internet, yang diberikan tanpa biaya tambahan ataupun instalasi tambahan kepada pelanggan.
–
Gambar Header: Depositphotos.com