Layanan uang elektronik milik Telkomsel, TCASH, hingga akhir tahun 2018 masih belum ada kepastian spin off menjadi perusahaan tersendiri. Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah, saat acara media gathering nasional Telkomsel di Lombok, NTB (11/05). Sebelumnya muncul wacana TCASH akan dilepas Telkomsel pada kuartal pertama 2018.
“Memang TCASH kami operasikan agar bisa berdiri sendiri sehingga nanti bisa lebih fleksibel untuk mengembangkan bisnisnya, tapi kami belum bisa menyampaikan kapan rencana tersebut bakal dilancarkan.”
Ririek menambahkan, hingga kini Telkomsel masih melihat perkembangan dan aturan yang ditetapkan pemerintah terkait TCASH. Sebelumnya rencana TCASH untuk mandiri dari Telkomsel merupakan strategi untuk menambah jumlah pengguna terdaftar dan aktif, di luar pengguna Telkomsel saat ini.
Mendukung inklusi keuangan
Sebagai layanan uang elektronik yang sudah berjalan sejak tahun 2015, TCASH diklaim telah mengalami peningkatan jumlah pengguna, mitra, dan merchant yang menjalin kerja sama.
“Kita juga telah melakukan kolaborasi dengan BTN yang diresmikan di Malang. Kerja sama ini untuk menjangkau lebih banyak masyarakat Indonesia mengakses layanan keuangan lewat telepon seluler,” kata Ririek.
Selain menjalin kemitraan dengan bank, TCASH yang telah memperoleh izin resmi Bank Indonesia, meresmikan fitur pembayaran lewat QR Code. Kehadiran fitur ini menandai mulai beralihnya strategi perusahaan yang sebelumnya mengusung teknologi NFC (Near Field Communication) sebagai keunggulannya.
“Selain QR Code, TCASH juga masih menerapkan pembayaran melalui mesin EDC dan aplikasi. Semua teknologi yang dimiliki TCASH merupakan rencana dari Telkomsel untuk mendukung TCASH.”
Layanan lain yang akan dikembangkan Telkomsel untuk TCASH adalah penggunaan untuk pembayaran dana bantuan pemerintah dan pihak terkait lainnya. Proses pemberian dan penerimaan dana bantuan diharapkan bisa lebih mudah, cepat, aman dan transparan.
“Fokus utama kami adalah ingin menggunakan TCASH untuk membantu masyarakat Indonesia yang belum terjangkau dengan layanan keuangan. Sesuai dengan rencana dari presiden hingga tahun 2019 nanti, agar 72% masyarakat Indonesia sudah terjangkau dengan layanan perbankan,” tutup Ririek.