Organissasi esports asal Spanyol, Team Heretics, mengumumkan menjalin kerja sama dengan salah satu organisasi yang berfokus pada kesejahteraan anak, UNICEF Spanyol. Kerja sama yang dijalin bertujuan untuk mempromosikan nilai positif dari kegiatan gaming dan esports.
Sekalipun industri game dan esports sudah berkembang pesat beberapa tahun terakhir, stigma yang negatif masih kerap membayanginya. Team Heretic bersama dengan UNICEF Spanyol berencana membangun inisiatif untuk mempromosikan beberapa hal antara lain: pemberdayaan anak melalui esports, edukasi terkait perundungan online, serta kegiatan esports posistif lainnya.
Mengenai kerja sama yang dijalin, Antonio Catena, CEO dari Team Heretics, menyampaikan, “kami sangat senang dapat memulai perjalanan dengan UNICEF. Kami memulai hubungan dengan mitra terbaik untuk mendukung dan mengembangkan ekosistem game dan esports yang sehat.”
Tidak dapat dipungkiri game dan esports sudah menjadi bagian yang erat terkait dengan anak-anak. Perundungan secara online dan komunitas yang toxic adalah salah satu hal yang bisa sangat mengancam gamers dan melunturkan nyaris seluruh kesenangan yang bisa didapat selama bermain. Sejalan dengan fokus dari UNICEF yaitu kesejahteraan dan perlindungan anak di seluruh dunia, termasuk juga di ranah digital, UNICEF perlahan memasuki ranah gaming dan esports.
Adapun komunitas gamers yang berprilaku toxic di ranah digital maupun offline adalah kenyataan yang sampai saat ini tidak terpisahkan dari gaming dan esports. Keterhubungan melalui media sosial dan internet dengan mudah membuat seseorang menjadi target perundungan.
Javier Martos, mewakili UNICEF Spanyol menyatakan, “UNICEF memiliki perhatian yang besar dalam perkembangan dunia game yang sehat dan kami percaya kemitraan ini bisa menyampaikan pesan positif yang membawa kami lebih dekat kepada anak-anak muda bersama dengan pemimpin di sektor ini.”
Di sisi lain tidak menutup kemungkinan bahwa esports juga bisa menjadi sarana yang membawa dampak positif. Kian hari esports dan game perlahan menjadi hal yang diterima dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi lifestyle. Misalnya dalam keadaan pandemi yang berkepanjangan, kegiatan bermain game dapat menggantikan interaksi sosial tatap muka sambil tetap menerapkan protokol kesehatan.
Masih bercokolnya perundungan secara online dan komunitas yang toxic sudah seharusnya menjadi perhatian bersama. Sudah seharusnya kita belajar membangun norma baru dan menciptakan komunitas yang positif bagi siapapun tanpa terkecuali dalam dunia game maupun esports.