Bersama dengan gelaran Bandung ICT Expo 2017 sebagai peringatan hari jadi Teklom University Bandung sekaligus peringatan Hari Bhakti Postel ke-72, Telkomsel memperkenalkan fitur transaksi terbaru layanan mobile financial service TCASH, yang kini dapat diakses menggunakan fitur teknologi scan (pemindai) QR Code.
Dengan hadirnya fitur baru ini, pemindai QR Code terintegrasi dengan layanan aplikasi T-Wallet, sehingga diharapkan akan semakin menambah pilihan metode transaksi TCASH dan juga mendorong pemanfaatan smartphone oleh pelanggan secara lebih luas yang dapat memperkuat ekosistem gaya hidup digital yang lebih matang dengan dukungan jaringan berteknologi terdepan dari Telkomsel.
Inovasi ini dilakukan sebagai langkah agresif untuk memaksimalkan momentum pertumbuhan layanan tekfin (teknologi finansial) khususnya di bagian pembayaran digital. Dari pemaparan Telkomsel, sejauh ini dengan mengandalkan fitur transaksi yang sudah ada seperti dengan transaksi dial, stiker NFC (Near Field Communication), serta aplikasi T-Wallet, layanan TCASH telah digunakan lebih dari 11 juta pengguna.
“Ke depannya merchant yang sudah bekerja sama menggunakan transaksi pembayaran TCASH akan dimudahkan dengan tidak harus menyediakan fasilitas perangkat EDC yang biasanya harus digunakan untuk transaksi melalui stiker NFC TCASH. Merchant akan dibantu untuk pembuatan QR Code khusus dan cukup menyediakan display QR Code yang sudah terdaftar di Telkomsel untuk proses transaksi TCASH pelanggan,” ujar VP Sales & Marketing Telkomsel Area Jabotabek-Jabar Agus Mulyadi.
[Baca juga: Pay by QR dan Tren Industri Pembayaran Mobile di Indonesia]
Model pembayaran melalui QR Code sendiri sudah ada sejak beberapa tahun belakang. Para pemain seperti Dimo, Kesles dan beberapa startup lain mencoba mengoptimalkan model pembayaran ini. Salah satu keuntungannya ialah tidak ada ketergantungan pada perangkat khusus bagi merchant, dan bagi konsumen juga tidak perlu menggunakan fitur khusus di ponsel pintarnya. Selain itu juga memungkinkan untuk menjangkau transaksi lintas kanal, misalnya antar bank dan lain sebagainya. Implikasinya untuk bisnis memungkinkan penetrasi layanan tersebut dijalankan secara lebih kencang.
Tekfin memang cukup menggeliat, sebelumnya prediksi Gartner di Asia Tenggara total transaksi tekfin pada tahun 2015 akan mencapai $800 juta, namun pada kenyataannya melebihi dari $4 miliar. Khusus di Indonesia, hingga kini tekfin masih menjadi investasi terbesar kedua –untuk industri digital—di bawah e-commerce. Dan e-money menjadi salah satu yang terpopuler. Kini tidak hanya perbankan, perusahaan telekomunikasi pun semua berbondong-bondong untuk menyediakan platform tersebut.