Saya kira tidak banyak orang yang tahu banyak soal negara Sri Lanka. Negara republik yang merupakan tetangga dekat India ini dikenal sebagai negara penghasil teh dan kopi. Namun siapa yang menyangka negara berpenduduk sekitar 20 juta jiwa ini bisa menciptakan sebuah supercar bertenaga listrik.
Dinamai Vega, supercar bertenaga listrik ini tidak berasal dari perusahaan otomotif, melainkan merupakan buah pemikiran perusahaan software untuk industri pariwisata bernama CodeGen.
Ceritanya bermula ketika CEO CodeGen, Dr. Harsha Subasinghe, ingin membeli sebuah supercar besutan Lamborghini atau Tesla. Namun niatnya diurungkan saat mengetahui ongkos impor yang mencapai $1,3 juta, berlipat-lipat dari harga jual di negara asalnya.
Dari sinilah terlahir ide untuk menciptakan Vega, sebuah supercar bertenaga listrik yang siap diadu kecepatannya dengan supercar kelas dunia. Mobil ini sanggup menghasilkan output daya di atas 900 hp dan torsi 720 Nm, yang kemudian diterjemahkan menjadi kecepatan maksimum 220 km/jam dan akselerasi 0–100 km/jam dalam waktu hanya 3,6 detik. Jarak tempuh maksimalnya berkisar 220 km.
Info menarik: Renovo Coupe, Mobil Muscle Full Elektrik Berbekal Chip Nvidia
Dari sisi teknologi, supercar bertenaga listrik ini juga dibekali software dengan algoritma canggih yang akan menyesuaikan sejumlah aspek kemudi dengan kondisi jalanan dan gaya mengemudi pemiliknya. Hasilnya adalah, menurut klaim CodeGen, reaksi mobil yang lebih responsif.
Proyek ini akan terdengar lebih ambisius ketika Anda mengetahui bahwa semua komponen milik Vega, terkecuali baterai, akan dibuat di negara asalnya. Saya kira CodeGen akan meminta pasokan baterai dari Tesla Motors jika mereka menginginkan performa baterai yang handal.
Saat ini Vega masih dalam tahap pengembangan. Supercar bertenaga listrik ini rencananya akan dipasarkan seharga $400.000, bersaing dengan supercar–supercar buatan Eropa. Untuk menjaga esklusivitasnya lebih lagi, CodeGen hanya akan memproduksi Vega sebanyak 40 hingga 50 unit setiap tahunnya.
Sumber: BBC dan Daily Mirror. Sumber gambar: BBC.