Di 2014, terhitung lebih dari 1,2 juta unit mobil terjual di Indonesia. Dengan bertambah penuhnya volume mobil, problem yang akan segera menyusul adalah keterbatasan lahan parkir. Sekarang saja, bukan main sulitnya mencari ruang aman untuk menitipkan kendaraan. Meski terbilang menurun, keadaan lalu lintas tidak mungkin sembuh tanpa perubahan drastis.
Langkah revolusioner tidak selalu berkaitan dengan hal ekstrim. Berkat evolusi teknologi, kini tersedia opsi kendaraan pintar bermesin hybrid ataupun elektrik. Namun solusi tim robotik asal Jerman dapat menjadi alternatif optimal. DFKI Robotics Centre memperkenalkan mobil mungil yang rancangan dan kemampuan bergeraknya sangat mirip hewan kepiting. Alat transportasi itu diberi nama EOssc2.
Developer mendeskripsikan EOssc2 sebagai micro-car ultra fleksibel khusus buat kota-kota besar. Melalui EO, DFKI mencoba menyatukan konsep desain kecil, rasa nyaman dan aman, dipadu mesin elektrik dalam sebuah unit transportasi individu. Dan ternyata, EOssc2 bukanlah upaya perdana tim robotik itu. Ia merupakan model penyempurna generasi sebelumnya.
EOssc2 mempunyai dimensi 2,5×1,57×1,6/2,25 meter dan berat cuma 750 kilogram. Ia mengambil tenaga dari baterai LiFePo4 54V demi memberi kekuatan pada empat buah motor wheelhub 4kW, dibantu sensor LIDAR 360 di atap, kamera stereo di bagian depan dan belakang, beserta enam kamera ToF untuk jarak dekat. EO bisa melesat dengan kecepatan mencapai 65 kilometer per jam.
Info menarik: Bosch Perlihatkan Seperti Apa Rasanya Berkendara di Masa Depan
Micro-car bekerja layaknya mobil biasa. Namun saat dibutuhkan, ia bisa bergerak secara diagonal, bahkan melintas horisontal ke samping. Fitur tersebut membuat EO sangat handal di area parkir yang sempit. Dan karenanya, pemakaian tempat parkir juga jadi lebih hemat. EOssc2 dapat dikendarai dalam posisi normal atau ‘direndahkan’ hingga 1,5 meter tanpa mengubah kenyamanan ruang duduk.
Rangkaian jendela disajikan demi memastikan sudut pengelihatan yang luas, dipadu interface intuitif berisi akses mudah ke beragam mode dalam mobil robotik tersebut. Kemudian komputer dan sistem navigasi otomatis menyediakan fitur bantuan eksteksif, terutama ketika parkir di zona padat atau sempit. DFKI Robotics Centre turut berencana menambahkan teknologi autopilot di varian terbaru buat mengikuti tren driverless car.
Belum ada tanggal peluncuran resmi DFKI EOssc2, tapi perlu Anda tahu: Micro-car ini digarap oleh tim berisi sepuluh orang dibantu beberapa siswa selama periode tiga tahun. Mengagumkan bukan?
Sumber: DFKI-Bremen.de.