Dark
Light

Tahun 2020, T1 Targetkan Buat Program Komersial

2 mins read
January 22, 2020

Pada Oktober 2019, SK Telecom T1 melakukan rebranding dan mengubah nama menjadi T1. Alasannya, karena SK Telecom memutuskan untuk membuat perusahaan joint venture bersama perusahaan telekomunikasi lain, Comcast. Dengan begitu, organisasi esports yang tadinya ada di bawah SK Telecom sepenuhnya, sekarang menjadi tanggung jawab perusahaan joint venture tersebut. Inven Global mendapatkan kesempatan untuk mengobrol dengan CEO T1, Joe Marsh untuk membahas tentang perubahan yang terjadi setelah rebranding dan juga tujuan mereka ke depan.

“Perubahan nama dan logo adalah perubahan yang paling terlihat,” kata Marsh ketika ditanya tentang perubahan yang terjadi pada T1 setelah mereka melakukan rebranding. Dia mengatakan, jika mereka tetap menggunakan nama SK Telecom T1, mereka akan kesulitan untuk memperkenalkan diri mereka di luar Korea Selatan.

“Namun, tujuan kami bukanlah untuk mengubah organisasi, tapi melanjutkan dan memperbaiki apa yang sudah kami lakukan dan membuka kesempatan baru,” ungkap Marsh. Salah satu kesempatan baru yang dia maksud adalah program komersial untuk T1. “Sebelum SK Telecom dan Comcast membuat perusahaan joint venture, tim T1 hanyalah bagian dari divisi marketing SK Telecom, jadi mereka tidak perlu untuk mencari sponsor lain selain perusahaan telekomunikasi itu.”

SK Telecom T1. | Sumber: Riot via Dexerto
SK Telecom T1. | Sumber: Riot via Dexerto

Marsh memberikan contoh kolaborasi T1 dengan Nike pada minggu lalu. Kolaborasi tersebut tidak hanya memberikan modal ekstra untuk T1, tapi memungkinkan mereka untuk mendekatkan diri dengan perusahaan dan merek kelas dunia. “Membuat program komersial harus dilakukan jika sebuah organisasi ingin bisa mandiri. Dan ada banyak organisasi esports kelas dunia yang mulai melakukan hal itu,” ujarnya. “Kami telah memiliki pola pikir ini sejak kami memiliki Philadelphia Flyers di National Hockey League (NHL). Seiring dengan kenaikan gaji dan penanaman investasi di infrastruktur, seperti pembangunan markas baru kami, Anda akan memerlukan sumber pendanaan lain selain investor Anda.”

Selain itu, Marsh mengungkap, T1 juga akan mencari game esports lain yang tengah populer. “Mencari kesempatan yang sesuai, baik di Amerika Utara, Asia, dan Eropa, yang memungkinkan kami untuk membuat tim yang benar, itu yang kami lakukan,” ungkapnya. “Ekosistem mobile gaming, khususnya di Asia Tenggara, lebih besar dari konsol dan PC, jadi kami juga mencoba untuk mencari kesempatan di sini. Kami tidak ingin menjadi tim yang biasa saja. Kami ingin menang dan menjadi yang terbaik.”

Ketika ditanya tentang target T1 pada 2020, Marsch mengatakan bahwa mereka ingin terus memperbaiki diri mereka dan membuat para fans bangga. Dengan masuknya tim Comcast, termasuk Marsh, dia ingin ada perubahan dalam tubuh organisasi. Meskipun begitu, dia juga ingin memastikan bahwa tim esports tetap menjadi fokus utama mereka. Sementara untuk jangka panjang, salah satu tujuan T1 adalah membangun markas mereka sendiri. “Selain itu, meski T1 sangat populer di Korea Selatan dan Tiongkok, kami ingin melebarkan sayap kami dan memperkenalkan organisasi ini ke Amerika Utara, Eropa. Jadi, mencoba game esports lain adalah target kami yang lain,” dia berkata.

Joe Marsh, CEO T1. | Sumber: Inven Global
Joe Marsh, CEO T1. | Sumber: Inven Global

Selain itu, T1 juga berencana untuk bereksperimen di ranah lain selain gaming, terutama karena dua perusahaan induk mereka — SK Telecom dan Comcast — merupakan perusahaan media dan teknologi. “Kami tidak ingin menjadi organisasi yang mengikuti tren, tapi menjadi organisasi yang pertama melakukan sesuatu yang baru,” ujar Marsh. Dia mengaku tidak sabar untuk melihat kerja sama T1 dengan Riot Games, developer dan publisher dari game League of Legends.

Sebagai CEO T1, Marsh mengatakan bahwa fokus mereka tahun ini adalah untuk membuat pondasi dari rencana mereka di masa depan, mulai dari memindahkan tim-tim ke markas mereka yang baru dan menjalankan program latihan baru yang didesain oleh Nike.

“Kami akan membuat gym standar Nike di markas kami, sehingga para pemain profesional juga bisa melakukan olahraga fisik. Kami harap, ini tidak hanya akan membuat mereka menjadi lebih sehat, tapi membuat karir mereka menjadi lebih panjang,” aku Marsh. “Kami juga akan menyediakan chef untuk membuat makanan dengan nutrisi yang sesuai untuk para pemain. Kami harap kami bisa mengubah pandangan akan pemain profesional. Para pemain kami berkata, mereka biasanya tidur larut malam, jadi kami harap kami juga bisa membuat mereka memiliki gaya hidup yang lebih sehat.”

Sumber header: Twitter

Previous Story

[Review] ASUS ZenBook 13 UX334, Cocok Buat Mendongkrak Produktivitas

Next Story

The Potential of On-Demand Platform for Caretaker Service in Indonesia

Latest from Blog

Don't Miss

Champion baru League of Legends, Briar

Mengenal Briar, Champion Baru League of Legends yang Sering Kehilangan Kendali

Sempat muncul bocorannya beberapa waktu lalu, Briar akhirnya resmi diperkenalkan

Valve Buat Regulasi Baru di CS:GO, Apa Dampaknya ke Ekosistem Esports?

Selama bertahun-tahun, Valve jarang turun tangan untuk menentukan arah perkembangan