Tahun 2013 bisa dikatakan sebagai tahun yang manis untuk pertumbuhan e-commerce di Indonesia, DailySocial sendiri melaporkan banyaknya situs e-commerce yang mengaku mengalami peningkatan pendapatan. Ternyata pengakuan ini sejalan dengan penelitian yang baru-baru ini dikeluarkan oleh Visa, perusahaan penyedia layanan pembayaran. Laporan visa menunjukkan bahwa 76 persen pengguna internet di Indonesia berbelanja di internet. Survei tersebut juga mengungkap total uang yang dibelanjakan sebanyak Rp 5,5 juta pertahun, dan tercatat konsumennya adalah kaum muda yang berusia 18 hingga 30 tahun.
Survei yang diberi judul The Driving E-commerce Volume Through Consumer Insights: Indonesia 2013 dilakukan oleh Greenberg Brand Strategy atas permintaan Visa pada bulan Juli 2013 lalu. Teknik pengumpulan data dikumpulkan melalui survei online, wawancara mendalam, serta diskusi grup (FGD). Responden yang dipilih sebanyak 516 orang, berusia 18 tahun ke atas, dan berdomisili di Jakarta (40%), Bandung (10%), Surabaya (10%), dan sisanya sebanyak 40 persen tersebar di kota-kota seperti Tangerang, Bekasi, Depok, Semarang, Medan, Makassar dan kota-kota lainnya.
“E-commerce di Indonesia berkembang dengan sangat pesat, seiring dengan semakin banyaknya anak muda Indonesia yang terhubung dengan internet, terutama melalui smartphone mereka. Penyebaran dari pasar online, serta peningkatan jumlah retailer online tahun lalu menunjukkan secara jelas bahwa terjadi perubahan pada perilaku belanja online para kawula muda,” jelas Presiden Direktur PT. Visa Indonesia, Ellyana Fuad seperti dikutip dari Investor Daily.
Survei ini mengindetifikasikan pembeli online di Indonesia dalam tiga kategori besar yang dikelompokan berdasarkan jumlah produk yang dibeli dan layanan yang dipesan secara online.
Kategori pertama adalah mature (48%). Konsumen yang masuk dalam kategori ini membelanjakan uang senilai Rp 6,5 juta per tahun untuk layanan travel, retail, dan lainnya. Kategori kedua adalah emergent (23%) yaitu konsumen yang hanya membeli satu atau dua jenis barang secara online. Mereka membelanjakan sekitar Rp 4 juta setiap bulannya. Kategori yang ketiga adalah evolving (29%), yaitu para pembeli online yang berbelanja sekitar Rp 5 juta per bulan untuk membeli tiga sampai empat jenis barang.
Preferensi dalam pemilihan metode pembayaran pun beda-beda namun semakin sering mereka membelanjakan uangnya secara online, maka semakin rendah preferensi mereka untuk menggunakan sarana transfer melalui ATM, yaitu 45 persen untuk konsumen kategori emergent, dan 28 persen untuk para pengguna mature. Sementara itu, preferensi kategori mature untuk menggunakan kartu kredit yang sekitar 16 persen juga lebih besar dibandingkan kategori emergent yang hanya 7 persen.
Dalam mengantisipasi peningkatan kepercayaan pelanggan, pihak Visa pun menjawab tantangan dengan menambahkan lapisan khusus berupa layanan Verified by Visa. Ini merupakan metode pengamanan yang dapat memeriksa para pemegang kartu Visa menggunakan password sekali pakai untuk bertransaksi online. Menurut Ellyana, layanan ini diciptakan untuk meningkatkan jumlah transaksi online. Layanan ini juga ditujukan agar konsumen dapat menikmati metode pembayaran secara online yang aman, cepat, dan nyaman.
Investor Daily mengatakan bahwa potensi e-commerce di Indonesia akan bernilai sekitar USD 10-12 miliar pada tahun 2015. Tingkat penetrasi internet di Indonesia juga diperkirakan akan meningkat dari 55 juta pengguna di tahun 2012 menjadi 125 juta pengguna di tahun 2017. Sementara itu, tingkat kepemilikan smartphone juga diperkirakan akan naik dari 20 persen pada tahun 2012, menjadi 52 persen di tahun 2017. Hal ini mengokohkan perkiraan Redwing Asia dan BCG yang melihat efek pada konsumsi dan transaksi online dari pertumbuhan dan perilaku konsumen kelas menengah ke atas.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]
—
Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Hesti Pratiwi.