15 March 2022

by Glenn Kaonang

Suka Elden Ring? Berikut 10 Game Lain yang Wajib Anda Coba

Deretan game yang bisa dicoba jika Anda sudah menamatkan Elden Ring, atau jika Anda memerlukan alternatif serupa yang less punishing

Kesuksesan Elden Ring merebut takhta teratas di Metacritic bukanlah tanpa alasan. FromSoftware mempertahankan sekaligus menyempurnakan mekanisme pertarungan metodisnya yang amat khas, lalu mengawinkannya dengan pendekatan open-world ala Breath of the Wild, serta lore fantasi yang mendalam gubahan penulis Game of Thrones. Hasilnya adalah sebuah RPG yang siap memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para pemainnya.

Namun sebagus apapun Elden Ring, pasti ada masanya Anda berhenti memainkannya. Entah karena sudah benar-benar tamat dan tidak ada yang bisa dilakukan lagi, atau malah karena frustrasi dan berhenti di tengah jalan setelah stuck di boss fight yang sama sebanyak ratusan kali. Di titik itu, Anda mungkin sudah siap untuk beralih ke game lain. Problemnya, Anda sudah terlanjur jatuh cinta dengan berbagai aspek dari Elden Ring, terutama sistem pertarungannya yang luar biasa sulit.

Bagi yang merasa seperti itu dan Elden Ring adalah game soulslike pertama Anda, maka Anda berada di tempat yang tepat. Di artikel ini, saya telah memilihkan 10 game alternatif atau game mirip Elden Ring yang dapat dicoba jika Anda suka dengan Elden Ring.

Sebagian di antaranya masih bisa dikategorikan sebagai soulslike — beberapa malah dibuat oleh developer yang sama — namun ada juga opsi lain yang tergolong less punishing tapi masih bisa memberikan tingkat kepuasan yang setara.

Berikut adalah 10 game alternatif Elden Ring atau mirip Elden Ring yang patut Anda coba.

1. Demon's Souls

Inilah game yang memulai semuanya. Formula dasar game soulslikecombat yang sangat bergantung pada timing dan mekanisme respawn yang punishing — terlahir dari game yang diluncurkan di tahun 2009 ini. Game-nya tentu sudah terasa amat kuno sekarang. Namun kabar baiknya, Sony dan Bluepoint Games sempat membuatkan remake-nya, yang dirilis secara eksklusif untuk PS5 di tahun 2020.

Meski dirancang untuk platform modern, remake Demon's Souls sama sekali tidak dibuat jadi lebih gampang untuk dimainkan. Pada kenyataannya, beberapa aspek gameplay malah jadi lebih sulit di remake-nya. Contohnya, kalau di versi aslinya pemain bisa membawa healing item dalam jumlah tidak terbatas, di remake-nya jadi jauh lebih terbatas karena masing-masing healing item punya bobot tersendiri.

2. Bloodborne

Bagi yang belum pernah memainkan Demon's Souls maupun seri Dark Souls sebelumnya, mereka mungkin akan merasa bahwa tempo pertarungan di game-game tersebut terkesan terlampau pelan. Bloodborne, masih dari FromSoftware, bakal mematahkan anggapan tersebut. Combat dalam game ini berlangsung cepat dan fluid, dan pemain justru akan didorong untuk lebih agresif dalam bermanuver.

Hal lain yang membuat Bloodborne terasa unik adalah setting-nya. Hilang sudah setting medieval bertema fantasi, digantikan oleh setting Victorian dengan gaya arsitektur Gothic yang mendominasi. Anda tak akan berjumpa dengan seekor naga di Bloodborne, yang ada justru beragam jenis makhluk menyeramkan yang banyak terinspirasi oleh karya-karya literatur H. P. Lovecraft. Di titik tertentu, memainkan Bloodborne bahkan terasa seperti memainkan game horor berkat suasananya yang begitu mencekam.

Kekurangan Bloodborne cuma satu: game ini hanya tersedia di PS4 saja.

3. Sekiro: Shadows Die Twice

Setelah selesai dengan trilogi Dark Souls, FromSoftware memutuskan untuk mengadopsi tema yang benar-benar berbeda buat game mereka selanjutnya. Namun ketimbang membuat game yang lebih gampang, Sekiro: Shadows Die Twice justru menawarkan tingkat kesulitan yang lebih tinggi lagi, dan combat dalam game ini betul-betul membutuhkan kesabaran sekaligus perencanaan strategi yang matang.

Beruntung protagonisnya adalah seorang ninja, dan stealth merupakan salah satu opsi yang cukup efektif untuk membasmi musuh di game ini, sehingga Anda setidaknya bisa mengurangi jumlah musuh yang harus diajak berduel. Dibandingkan Elden Ring maupun game-game FromSoftware lain, Sekiro adalah yang paling ringan elemen RPG-nya. Eksplorasi dalam game ini juga akan terasa sedikit berbeda berkat adanya grappling hook yang dapat dipakai oleh sang protagonis.

4. Nioh 2

Nioh 2 ibarat Sekiro yang telah diberi bumbu RPG. Seperti Sekiro, game ini juga mengangkat kisah fiktif di era Sengoku. Juga seperti Sekiro, game ini bakal selalu memacu adrenalin pemain di setiap adegan pertarungannya. Bedanya, loot dan equipment merupakan salah satu aspek gameplay utama yang diunggulkan Nioh 2, dan pemain akan selalu didorong untuk bereksperimen dan menemukan sendiri gaya bermain yang disukai.

Nioh 2 dan Nioh adalah action RPG yang wajib dicoba bagi mereka yang mengutamakan combat di atas segalanya. Jalan ceritanya pun terbilang cukup menarik untuk diikuti.

5. Mortal Shell

Dengan atmosfer yang kelam, plot cerita yang terkesan cryptic, dan sistem combat yang metodis dan bertempo lambat, Mortal Shell jelas mengambil banyak sekali inspirasi dari trilogi Dark Souls. Pengembangnya tentu saja sudah menerapkan beberapa perubahan, seperti misalnya mekanisme healing yang ditukar dengan health-leeching via fungsi parry, tidak ketinggalan pula build karakter yang lebih disederhanakan.

Di Mortal Shell, ketimbang menggunakan kombinasi armor dan senjata yang disukai, pemain bisa memilih satu dari empat "shell" yang tersedia, yang masing-masing memiliki gaya bertarungnya sendiri-sendiri. Mortal Shell digarap oleh studio indie bernama Cold Symmetry, dan game ini sempat meraih nominasi "Best Debut Game" di The Game Awards 2020, meski akhirnya ia kalah dari Phasmophobia.

6. Star Wars Jedi: Fallen Order

Siapa yang menyangka formula soulslike dapat dikawinkan dengan kekayaan lore dari franchise Star Wars? Namun itulah yang berhasil Respawn lakukan, dan Star Wars Jedi: Fallen Order siap memanjakan siapapun yang mendambakan game petualangan bertema sci-fi dengan sistem pertarungan yang amat seru. Kebetulan, plot ceritanya termasuk canon dalam franchise Star Wars, jadi siapapun yang mengaku fans garis keras Star Wars wajib memainkannya.

Lakon dalam game ini adalah seorang Jedi Padawan bernama Cal Keltis. Sebagai seorang Jedi, Cal tentu dibekali Lightsaber sekaligus the Force untuk menumpas musuh-musuhnya. Seiring berjalannya permainan, Cal akan mendapatkan berbagai kemampuan baru, dan pemain bisa memperkuat masing-masing ability via sistem skill tree.

7. Code Vein

Mirip Elden Ring dan game soulslike lainnya, Code Vein juga menjanjikan sistem pertarungan yang sulit sekaligus memuaskan. Bedanya, art style-nya sangat terinspirasi anime, dan kans Anda menjadi frustrasi bisa dikurangi berkat opsi untuk mengontrol seorang partner AI yang akan membantu Anda membasmi musuh.

Satu hal yang cukup unik dari Code Vein adalah, pemain pada dasarnya dibebaskan untuk mengganti class dari lakon vampirnya kapan pun mereka mau, dan ini tentu bisa membantu mengurangi kesan repetitif yang didapat selama bermain.

8. The Surge 2

Apa jadinya jika Anda mencoba melebur elemen-elemen permainan soulslike dengan setting distopia bertema sci-fi di masa depan? The Surge dan The Surge 2 jawabannya. Ketimbang menggunakan pedang, di sini Anda harus memanfaatkan palu, gergaji, maupun berbagai benda lain yang lebih canggih sebagai senjata.

Combat dalam The Surge terasa sadis, dengan kemampuan untuk menarget sekaligus menebas satu demi satu bagian tubuh lawan sampai lepas dari badannya. Ini penting mengingat Anda bisa mengambil senjata, armor maupun teknologi lain dari lawan di The Surge.

9. Monster Hunter Rise

Menyebut Monster Hunter Rise dan Monster Hunter: World sebagai game soulslike memang tidak tepat, namun kedua game ini tetap memiliki sejumlah persamaan dengan karya-karya FromSoftware, khususnya dalam hal combat. Mirip Elden Ring, di Monster Hunter pemain juga diwajibkan untuk memelajari pola pergerakan dan perilaku musuh seandainya mereka ingin menang. Salah timing dan kalkulasi bisa berujung pada serangan yang tidak ada artinya sama sekali terhadap monster-monster raksasa di Monster Hunter.

Kebetulan kedua game terbaru di franchise Monster Hunter ini juga mengadopsi mekanisme open-world dan sangat-sangat menekankan aspek eksplorasi. Menghabiskan ratusan jam di Monster Hunter Rise dan Monster Hunter: World merupakan hal yang sangat lumrah walaupun jalan cerita utamanya mungkin bakal terasa cukup singkat.

10. Assassin's Creed Valhalla

Seri Assassin's Creed mengalami evolusi yang cukup drastis semenjak Origins. Lalu di Odyssey, Ubisoft menunjukkan bahwa mereka juga bisa menyajikan sistem pertarungan yang cukup seru. Lagi-lagi kita tidak bisa mengategorikannya sebagai soulslike, namun tetap ada beberapa elemen yang dipinjam dari karya-karya FromSoftware.

Ambil contoh fitur stamina di Assassin's Creed Valhalla. Yang tadinya pemain bisa dengan leluasa menebaskan senjata dan menghindar di Origins dan Odyssey, pergerakan mereka jadi lebih terbatas di Valhalla karena adanya sistem stamina. Dengan begitu, pemain otomatis harus lebih taktis dalam menjalani sesi combat di Valhalla. Perihal eksplorasi, well, terkadang dunia di Valhalla dan Odyssey malah bisa terkesan terlalu luas untuk dijelajahi.