Dark
Light

Strategi Borzo Perkuat Layanan Pengiriman Instan di Indonesia

3 mins read
December 28, 2021
Borzo Indonesia Logistik
Country Manager Borzo Indonesia Devi Siska mengatakan pihaknya akan pertajam fokus pada pengiriman instan dan same day / Borzo Indonesia

Persaingan industri logistik last-mile di Indonesia begitu ketat, terlihat dari melimpahnya para pemain yang bermain di segmen ini. Sebut saja ada JNE, Tiki, SiCepat, J&T, Ninja Express, AnterAja, GoSend, GrabExpress, Pos Indonesia, pemain e-commerce juga memiliki armada last-mile sendiri, seperti Blibli, Lazada, Zalora, dan Shopee, dan masih banyak lagi. MrSpeedy termasuk ke dalam bagian ini.

Startup yang beroperasi di Indonesia sejak September 2017 ini, kini resmi rebranding menjadi “Borzo Indonesia” setelah perusahaan induknya Dostavista mengantongi pendanaan seri C senilai $35 juta pada Agustus 2021. Borzo menjadi merek tunggal yang digunakan untuk menyeragamkan bisnis induk yang tersebar di 10 negara.

Sebelumnya, perusahaan tersebut menggunakan merek yang berbeda di masing-masing negara, misalnya, Dostavista (Mexico dan Rusia), Click Entregas (Brazil), WeFast (India), Quickers (Korea Selatan), dan Tanzhida (Tiongkok).

Saat dihubungi DailySocial.id, Country Manager Borzo Indonesia Devi Siska menuturkan dengan perubahan merek dagang baru, memberi amunisi baru bagi perusahaan untuk memperkuat fokusnya di pengiriman same day ke lebih banyak kota dengan estimasi pengiriman empat jam. “Sebelumnya, Borzo bergerak di instant delivery yaitu satu jam sampai [tujuan]. Selebihnya, setelah rebranding tidak terlalu banyak yang berubah, hanya segi nama saja yang dibuat lebih global,” tutur dia.

Target pengguna Borzo adalah pemilik bisnis baik itu skala individu, UMKM, dan social commerce yang membutuhkan pengiriman dengan harga mulai dari Rp8 ribu untuk pengiriman instan di 4 km pertama di Jabodetabek dan Rp6 ribu untuk pengiriman same day. Perusahaan juga terhubung secara API dengan Shopify, WooCommerce, dan Openchart.

Cakupan areanya tersebar di lebih dari 45 kota, tidak hanya di kota utama, tapi juga sudah merambah ke kota lapis dua dan tiga di sekitar Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan-Sulawesi.

“Perluasan layanan Borzo di Pulau Jawa sangat pesat karena hampir semua kota-kota besar sudah ter-cover layanan Borzo. Bali dan Madura pada pertengahan tahun ini sudah dibuka dan mengalami perkembangan yang bagus. Sumatera menjadi pulau kedua yang memiliki persebaran terbesar Borzo. Di pulau sekitar Sumatera, juga menjadi target pengiriman Borzo, seperti Batam dan Pekanbaru.”

Devi melanjutkan, pada tahun depan perusahaan akan lebih gencar masuk ke lebih dari 40 kota baru agar semakin banyak pemilik usaha yang dapat menggunakan solusi pengiriman instan dan same day.

Sayangnya dia enggan memaparkan lebih lanjut terkait pertumbuhan bisnis secara keseluruhan perusahaan, termasuk jumlah armada yang kini telah bergabung dengan Borzo. Hanya dijelaskan, bahwa armada aktif Borzo yang terus mengambil pesanan konsumen berada di kisaran 10 ribu kurir. Perusahaan sendiri mengandalkan armada roda dua dan roda empat dalam mengirim pesanan ke konsumen, dan beroperasi 24 jam dalam seminggu.

Sebagai perusahaan teknologi, diklaim Borzo menyediakan aplikasi untuk pengguna bisnis yang sudah ditenagai dengan algoritma pemilihan kurir dengan rating tertinggi, dan terdekat dari posisi konsumen, sehingga durasi pengiriman akan jauh lebih cepat. “Nilai yang kami tawarkan dengan harga yang kompetitif dan bisa dengan integrasi API untuk proses pengiriman yang lebih mudah.”

Pemesanan layanan Borzo sejauh ini tersedia dengan tiga metode, melalui situs, aplikasi, dan langsung menghubungi customer service. Konsumen juga dapat memilih jadwal pengiriman sesuai kebutuhan dan ke berbagai alamat dalam sekali pemesanan untuk menghemat ongkos kirim. Setelah kurir mengambil pesanan, konsumen juga dapat melacak proses pengiriman melalui situs dan aplikasi. Pun begitu pesanan terkirim, akan ada notifikasi SMS yang otomatis dikirimkan.

Dalam perluasan layanan pengiriman instan, baru-baru ini perusahaan merilis fitur Buyout yang memungkinkan konsumen untuk membeli barang dengan jasa kirim instan di Borzo. Mekanismenya, kurir akan membelikan di toko/mal/warung barang sesuai dengan alamat, nama barang, dan harga yang dicantumkan di pesanan.

Maksimal pesanan untuk memanfaatkan fitur ini adalah Rp300 ribu, harga yang dibayarkan sesuai dengan struk pembelanjaan, dan pembayaran dilakukan dalam bentuk tunai (untuk barang yang dibeli), sementara untuk ongkos kirim dengan pembayaran top up. Layanan ini bisa diakses melalui aplikasi dan situs.

Demand pengiriman dari service Buyout terus meningkat, terutama di region selain Jabodetabek yang memerlukan dana talangan terlebih dulu dari kurir untuk membeli kebutuhan pengguna Borzo.”

Tantangan di logistik last-mile

Meski pemain last-mile di Indonesia terkesan sudah sesak, namun sejatinya segmen ini masih memiliki pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan karena ini merupakan satu indikator penting dalam memastikan loyalitas pelanggan. Dalam sebuah riset disebutkan, sebanyak 56% pembeli tidak akan membeli dari suatu merek lagi jika mereka tidak puas dengan layanan pengiriman.

Beberapa permasalahannya adalah tingginya biaya pengiriman, disebutkan pengiriman last-mile itu menyumbang lebih dari 53% dari total biaya pengiriman. Selain itu, last mile delivery juga memakan biaya hingga 41% dari total biaya supply chain. Belum lagi, jika dikenakan dengan biaya tak terduga seperti biaya untuk pengembalian barang (return shipping) atau keterlambatan pengiriman barang karena salah alamat dan barang rusak.

Salah satu alasan utamanya adalah kurangnya infrastruktur untuk mengirimkan produk tepat waktu; penentuan rute yang tidak efisien; visibilitas yang kurang transparan; status gagal dan keterlambatan pengiriman; dan, kejadian tak terduga.

Oleh karenanya, dibutuhkan solusi-solusi dalam memecahkan permasalahan tersebut, yakni optimasi rute; pelacakan barang dan kurir secara real-time; alokasi kiriman secara otomatis ke kendaraan yang tepat; dan bukti pengiriman secara digital.

Kesempatan tersebut menjadi ranah yang digarap para pemain startup logistik yang fokus menyediakan solusi SaaS berbentuk integrasi API, tidak hanya untuk last mile tapi juga mencakup first mile. Beberapa pemainnya, ada MileApp, Kargo, Luwjistik, Waresix, McEasy, dan masih banyak lagi.

Previous Story

Synology FlashStation FS2500 dan SSD Tingkat Enterprise Diperkenalkan: Cocok untuk UMKM

Next Story

13 Smartphone OPPO Keluaran 2021 dan Update Harga Terbaru

Latest from Blog

Don't Miss

Blibli rayakan ulang tahun ke-12

Ulang Tahun ke-12, Blibli Hadirkan Program “Blibli Annive12sary”

Dengan persaingan yang semakin ketat, eksistensi sebuah e-commerce di Indonesia
TikTok Shop

TikTok Shop Tingkatkan Fitur dan Fasilitas Menjelang Tahun Ketiganya di Indonesia

TikTok merupakan salah satu media sosial yang paling digandrungi saat