Berdasarkan pencatatan StatCounter, penggunaan Google Chrome di Indonesia selama satu tahun terakhir mencapai hampir dua kali lipat. Di bulan September 2010 nilainya hanya 9.9%, sementara di bulan September 2011 jumlah pengguna Chrome sudah mencapai 17.56%. Hal ini sejalan dengan tren penggunaan Chrome yang menanjak di berbagai negara di dunia, di mana StatCounter memprediksikan bahwa Chrome akan mengalahkan Mozilla Firefox sebagai browser nomor dua penggunanya secara global, setelah IE, bulan Desember nanti.
Di Indonesia sendiri, statistik penggunaan browser desktop terbesar masih dipegang oleh Firefox dengan angka sedikit di bawah 75% atau 3 dari 4 orang yang online di Indonesia menggunakan Firefox. Angka tersebut mengalami penurunan dibanding bulan September 2010. Jika di-breakdown lebih lanjut, versi paling banyak dipakai masih Firefox 3.6 meskipun mencatat penurunan cukup tajam dari bulan ke bulan, diikuti oleh Firefox 6.0 di urutan kedua. IE, Opera, dan Safari sangat tertinggal di Indonesia dan mencatatkan persentasenya masing-masing di bawah angka 5%.
Baik Google Chrome dan Mozilla Firefox sendiri di Indonesia sedang gencar melakukan kampanye untuk mempertahankan dan meningkatkan user base-nya. Google Chrome secara khusus mengadakan kampanye tentang penggunaan Internet yang lebih luas dengan menggandeng sejumlah komunitas sosial. Sementara Mozilla Firefox yang mengandalkan komunitas terus menerus melakukan update, terakhir dengan partisipasi maskot Mozilla Indonesia dalam kegiatan Hari Batik Nasional.
Menurut pengalaman saya, Chrome dan Firefox memiliki keunggulan masing-masing. Chrome cenderung lebih cepat, untuk segala hal — dari loading awal hingga rendering halaman, sementara Firefox cenderung lebih stabil dan lebih jarang crash — meskipun di versi terbarunya Firefox makin mengurangi waktu loading dan meningkatkan kecepatan rendering-nya. Mana yang menjadi pilihan konsumen Indonesia tentu berdasarkan faktor mana yang lebih penting, kecepatan atau kestabilan.