Dark
Light

Startup Fintech DuitHape dan Ambisinya Dorong Akses Finansial untuk Kalangan “Unbanked”

1 min read
January 15, 2018
Startup Fintech DuitHape dan Ambisinya Dorong Kalangan Unbanked Miliki Rekening Bank / DuitHape

Kemudahan akses keuangan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, terutama kalangan ekonomi menengah ke bawah. Atas dasar semangat itulah, startyp fintech DuitHape didirikan. DuitHape adalah aplikasi yang bergerak melayani sistem pembayaran online dan bisnis remitansi, diusung oleh PT Virtual Online Exchange (VOX).

Managing Director DuitHape Sara Dhewanto menuturkan, perusahaan ini lahir karena kesulitan mengirimkan dana hibah untuk masyarakat kalangan ke bawah saat masih bekerja untuk lembaga G2G. Bahkan, bank pelat merah dengan jaringan mikro terbesar di Indonesia pun dinilai belum bisa menjangkau penerima dana hibah.

“Berbagai macam cara telah kami coba, tetapi tidak bisa. Akhirnya solusi yang dipilih adalah membawa uang tunai di dalam koper, memasukkan ke dalam ratusan amplop dan membagikan satu persatu. Itu sudah tahun 2015, tidak mungkin ini jadi satu-satunya cara. Akhirnya saya putuskan untuk keluar dan membangun DuitHape di akhir 2015,” terang Sara kepada DailySocial.

Karena pengalaman tersebut, DuitHape menjadi perusahaan yang bersifat “social for profit” dengan tujuan akhir ingin melancarkan arus keuangan hingga daerah terpencil sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat kalangan bawah.

Secara model bisnis, DuitHape beroperasi di multiplatform dengan menjalankan menu dial UMB, aplikasi, dan situs desktop. Jadi setiap orang yang punya ponsel, baik itu smartphone atau feature phone dapat memiliki “rekening” dan melakukan aktivitas jasa keuangan. Aktivitas tersebut termasuk menabung, tarik uang, dan belanja di toko atau warung milik agen DuitHape.

Di sana, masyarakat dapat membeli pulsa, token listrik dengan harga murah, serta membayar tagihan menggunakan ponsel. Masyarakat juga bisa menggunakan DuitHape sebagai sarana mentransfer dana (melalui agen). Bagi pemilik toko, menjadi agen adalah salah satu cara menambah pemasukan.

Sejauh ini, DuitHape sudah memiliki 1700 agen dan menjaring 4 ribu pengguna dengan lokasi mayoritas di daerah Jawa Barat. DuitHape juga memiliki beberapa agen di Aceh, Makassar, hingga Maluku. Produk yang dijual adalah pulsa, paket data, token, dan berbagai pembayaran tagihan maupun belanja dan tarik setor di toko agen.

“Kami terus bekerja untuk semakin memperluas jaringan kami dan menambah produk kami.”

Untuk monetisasinya, lanjut Sara, pihaknya mengutip komisi. Meskipun demikian, DuitHape tidak mengenakan biaya bulanan maupun minimum deposit. Jika pengguna memiliki saldo sebesar Rp100 ribu, jumlah itu tidak akan berkurang hingga mereka menggunakannya untuk transaksi.

Ditargetkan sampai akhir tahun ini, DuitHape ingin memperluas jaringannya ke seluruh Pulau Jawa dan beberapa daerah terpilih di luar pulau lain.

“Dalam jangka panjang kami menargetkan bisa melayani secara nasional, bisa melayani bisnis remitansi untuk TKI di luar negeri yang ingin mengirim uang ke keluarga mereka di pelosok Indonesia,” pungkas Sara.

Saat ini DuitHape menjadi satu dari 13 startup terpilih yang berhak mengikuti program akselerator Plug and Play Indonesia batch kedua.

Application Information Will Show Up Here
Previous Story

Ford Ranger 2019 Dipastikan Punya Pengereman Darurat Otomatis

Next Story

GoHajj Tawarkan Solusi Tingkatkan Pelayanan Agen Travel Haji dan Umroh

Latest from Blog

Don't Miss

Lebih Parah dari Kasus Doni Salmanan, Inilah 7 Kasus Penipuan Terbesar di Industri Teknologi

Startup selalu berusaha mencari cara untuk mendisrupsi status quo menggunakan
Startup fintech payment gateway Xendit merambah sektor perbankan dengan mendirikan PT Bank Perkreditan Rakyat Xen (BPR Xen) yang berlokasi di Depok

Xendit Rambah Perbankan, Dirikan Bank Perkreditan Rakyat Xen

Ekspansi bisnis startup unicorn di sektor fintech, Xendit, kini sudah