StarLadder Berlin Gunakan Big Data untuk Dapatkan Penghasilan Ekstra

StarLadder akan menggunakan layanan Insights dari GRID untuk berdayakan data yang mereka punya

Perusahahaan di berbagai industri mulai memanfaatkan big data dan software analitik untuk menumbuhkan bisnis mereka. Menurut perusahaan analitik SAS, penggunaan software analitik bisa membantu perusahaan untuk menekan biaya operasional, membuat keputusan dengan lebih cepat, dan bahkan menawarkan produk dan layanan baru.

Sekarang, esports juga telah menjadi industri besar, menurut Newzoo, nilainya mencapai US$1,1 miliar pada tahun ini. Karena itu, tidak heran jika permintaan akan software analitik mulai muncul. Pada September tahun lalu, GRID resmi diluncurkan. Ketika itu, mereka mengklaim sebagai platform data esports yang bertujuan untuk membuka sumber pendapatan baru bagi para pelaku industri esports. Selain itu, mereka juga berharap akan dapat membuat pengalaman menonton esports para fans menjadi lebih menyenangkan.

Sekarang, GRID mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan akses atas data dari StarLadder Berlin, kompetisi internasional Counter-Strike: Global Offensive yang akan diadakan pada akhir Agustus sampai awal September mendatang. Melalui kerja sama ini, ada dua hal yang menjadi tujuan GRID. Pertama, mereka ingin meningkatkan pendapatan bagi penyelenggara turnamen. Kedua, mereka ingin memastikan bahwa data turnamen tersimpan dengan aman.

"Melalui kerja sama ini, kami akan bekerja sama dengan StarLadder untuk membantu mereka memaksimalkan pendapatan memanfaatkan aset data," kata VP of Partnerships, GRID, Charles Hanley-Nickolls, seperti yang dikutip dari Esports Insider. "Kami juga akan bertanggung jawab atas integritas data mereka."

Salah satu layanan yang GRID sediakan adalah Stats dan Insight, yang memiliki fungsi seperti namanya. Data yang diberikan oleh GRID ini dapat digunakan penyelenggara StarLadder untuk membuat para penonton menjadi lebih tertarik dalam berinteraksi, baik di situs maupun media sosial. Misalnya, dengan membuat analisa seperti gambar di bawah. Dengan membuat siaran menjadi lebih menarik, penyelenggara akan bisa meningkatkan pendapatan dari sponsor.

Contoh konten dari layanan Insight milik GRID. | Sumber: GRID via Esports Insider

"Di GRID, kami juga berusaha untuk membuat pengalaman menonton para fans menjadi lebih baik dengan membuat siaran menjadi lebih interaktif. Dan ini juga akan kami lakukan dengan StarLadder," kata Hanley-Nickolls. "Menggunakan layanan Stats and Insights kami, konten yang didasarkan pada data akan bisa langsung dibuat dan dikirim ke StarLadder sehingga mereka bisa menggunakan konten itu di media sosial dan channel untuk siaran mereka."

Sebelum ini, platform dari GRID juga pernah digunakan pada turnamen besar CS:GO lainnya, yaitu FACEIT London Major. Itu merupakan turnamen pertama yang menggunakan layanan dari GRID. Ketika itu, CEO GRID, Moritz Maurer berkata bahwa mereka berencana untuk memperluas jangkauan layanan mereka ke berbagai game, terlepas dari genre dan platform game tersebut.

"Kami tidak sabar untuk masuk ke game konsol dan mobile, selain game-game PC yang memang sudah memiliki banyak turnamen," kata Maurer pada Esports Insider. "Kami adalah perusahaan teknologi, jadi kami tidak takut akan industri game, yang masih belum menggunakan data sama sekali."

Seiring dengan pertumbuhan industri esports, tampaknya para penyelenggara turnamen memang semakin tertarik untuk menggunakan data yang mereka punya. Dalam minggu ini, Bayes Esports Solutions mendapatkan hak distribusi dari data tiga turnamen besar dari League of Legends. Sedikit berbeda dengan kerja sama GRID dan StarLadder yang bertujuan untuk mendorong keuntungan, kerja sama itu dibuat untuk menyediakan data bagi media dan caster.

Meskipun nilai esports sebagai industri sudah besar, sebagian besar pendapatan di industri ini masih berasal dari sponsorship. Dengan penggunaan software analitik dan big data, para pelaku industri esports mungkin akan bisa menemukan bisnis model yang sesuai agar esports bisa bertahan di masa depan.