Sempat mengajukan rancangan tank Jerman di masa Perang Dunia kedua, sekarang Porsche dikenal sebagai brand kendaraan roda empat berperforma tinggi. Dalam sejumlah studi, Porsche terbukti sangat handal dan awet: 97,4 persen mobil yang dibeli dalam kurun waktu 25 tahun masih layak jalan. Kira-kira seperti apa jelmaan terbaru Porsche di era otomotif next-gen?
Ambisi Porsche tidak tanggung-tanggung, mereka berniat merebut gelar yang dahulu pernah dipegang oleh Tesla Roadster – sportscar elektrik sejati pertama. Mengangkat tema futuristis baik pada tampilan luar maupun teknologi di dalam, produsen dari Stuttgart itu mengenalkan kendaraan konsep bernama Mission E. Dan sudah pasti Porsche tak lupa membekalinya dengan beragam kemampuan canggih.
Namun sebelum ke sana, ada baiknya kita membahas penampilan Mission E terlebih dulu. Wujud Porsche selalu memiliki benang merah dengan tipe-tipe terdahulu. Menariknya, Mission E tampak menjauh dari kiblat desain yang dirintis Ferdinand Porsche. Tubuhnya meliuk bak pesawat tempur siluman. Kedua lampu Matrix LED di depan menyerupai mata alien, mempunyai empat modul terpisah plus bagian ujung mengarah ke bawah.
Info menarik: Tiongkok Juga Punya ‘Tesla Model S’, Dengan Inspirasi dari Knight Rider
Porsche menyebutkan, rancangan Mission E terinspirasi dari Porsche 918 Spyder. Di belakang, terdapat garis lampu panjang di finish kaca hitam. Anda mungkin melihat sedikit keganjilan: di mana spion samping Mission E? Porsche menggunakan teknologi cermin virtual, dan sebagai gantinya, sistem kamera bekerja secara real-time untuk ‘memantulkan’ gambar, diperlihatkan di ujung kaca bawah. Gunanya? Mendongkrak aerodinamika.
Mission E tidak mempunyai B-pillar. Pintu depan dan belakang terbuka ke arah yang berlawanan. Melihat lebih dalam, instrumen panelnya diramu dengan prinsip tanpa sudut. Display memanfaatkan jenis OLED, dan pengemudi dapat mengkustomisasinya. Anda dipersilakan mengakses fungsi Porsche Connect, Performance, Drive, Energy dan Sport Chrono. Hebatnya lagi, navigasi menu didukung teknologi eye-tracking.
Kendaraaan futuristis ini dipersenjatai dua buah motor elektrik, tak jauh berbeda dari 919 Hybrid 440kW pemenang kejuaraan Le Mans tahun lalu, sanggup menghasilkan tenaga sebesar 600HP. Mesin tersebut memastikan Mission E mampu melesat dari nol ke 100km per jam kurang dari 3,5 detik, kemudian membawanya ke 200km per jam dalam 12 detik.
Kecepatan isi ulang baterainya juga akan membuat Anda terkagum-kagum. Mission E hanya membutuhkan waktu 15 menit buat men-charge 80% baterai. Saat diisi penuh, mobil mampu berjelajah hingga jarak 500 kilometer.
Keputusan soal apakah Porsche akan meneruskan proyek Mission E segera diungkap akhir tahun ini. Seandainya dilanjutkan, Mission E baru bisa mengaspal secepat-cepatnya pada tahun 2019.