3 February 2022

by Glenn Kaonang

Dibantu Bungie, Sony Berniat Luncurkan Lebih dari 10 Live-Service Game Sebelum Maret 2026

Tujuan Sony mengakuisisi Bungie bukan sebatas untuk menjadi pemilik franchise Destiny, melainkan juga untuk bersiap dalam ekspansi besarnya ke ranah live-service game

Sony membuat kejutan baru-baru ini dengan mengakuisisi Bungie senilai $3,6 miliar. Namun kalau Anda mengira tujuan dari akuisisi tersebut hanya sebatas untuk menjadi pemilik franchise game Destiny, maka Anda salah besar. Pasalnya, Sony punya agenda lain yang jauh lebih besar dari itu.

Agenda yang dimaksud berkaitan dengan live-service game. Dalam sebuah presentasi kepada para investor, Hiroki Totoki selaku Chief Financial Officer Sony menjelaskan bahwa Bungie bakal berperan besar dalam membantu tim PlayStation berekspansi ke ranah pengembangan live-service game.

"Signifikansi strategis dari akuisisi ini tidak hanya terletak pada perolehan franchise Destiny yang amat sukses, serta IP baru yang tengah dikembangkan oleh Bungie, melainkan juga mengintegrasikan keahlian dan teknologi yang Bungie kembangkan ke dalam ranah pengembangan live-service game di grup Sony," ucap Hiroki seperti yang dikutip oleh Eurogamer.

"Kami bermaksud untuk memanfaatkan kekuatan ini saat mengembangkan IP game di PlayStation Studios seiring kami berekspansi ke area live-service game. Melalui kolaborasi erat antara Bungie dan PlayStation Studios, kami bertujuan untuk meluncurkan lebih dari 10 live-service game pada tahun fiskal yang berakhir di Maret 2026."

Live-service game, bagi yang kurang familier, adalah game yang rutin menerima update konten baru seiring berjalannya waktu, dan yang umumnya lebih mengandalkan pemasukan via in-app purchase ketimbang penjualan unit game-nya itu sendiri. Genshin Impact adalah contoh yang paling populer saat ini, demikian pula Destiny 2, yang sejak Oktober 2019 sudah menjadi game free-to-play (F2P).

Sony memang tidak merincikan 10 live-service game yang dimaksud, namun rumornya beberapa bakal diambil dari sejumlah IP game populer milik mereka, macam Twisted Metal dan The Last of Us. Rumornya bahkan Sony punya rencana untuk menggarap spin-off Horizon versi multiplayer.

Rencana ekspansi besar Sony ke ranah live-service game ini menarik karena ini bukan pertama kalinya mereka berkutat di ranah tersebut. Jauh sebelum ini, sempat ada divisi bernama Sony Online Entertainment (SOE) yang berjasa atas sejumlah franchise game online populer macam EverQuest maupun PlanetSide. SOE sayangnya sudah dijual sejak tahun 2015, dan kini beroperasi di bawah nama yang berbeda, yakni Daybreak Game Company.