Ajang tahunan Social Media Week Jakarta 2017 kembali digelar untuk ketiga kalinya, berlokasi di The Hall Senayan, Jakarta. Tahun ini acara akan mengusung tema “Language and The Machine: The Future of Communication” dengan empat topik utama yakni content creation, big data, social media, dan aplikasi messaging.
Social Media Week (SMW) sendiri adalah platform berita terkemuka dan konferensi internasional yang mengumpulkan dan berbagi ide, inovasi, dan wawasan terbaik seputar bagaimana sosial media dan teknologi merubah bisnis, masyarakat, dan budaya di seluruh dunia.
Ajang berskala global yang sudah memasuki tahun ke delapan ini, telah rutin diselenggarakan di lebih dari 20 kota di seluruh dunia setiap tahunnya. Nantinya, SMW Jakarta dihari yang sama juga diselenggarakan bersamaan dengan SMW di Sao Paolo, Miami dan London.
Diharapkan SMW Jakarta 2017 dapat menjadi platform bagi praktisi industri media sosial, agensi, brand, dan media dapat saling berbagi dan memperdalam wawasan terhadap tren terbaru dan yang akan mendatang di dunia teknologi. Serta, bagaimana mereka dapat memanfaatkan dan membentuk era media sosial berikutnya.
“Kami ingin mengajak para peserta untuk melihat lebih jauh bagaimana tren di media sosial dapat memicu pergeseran komunikasi manusia dari pakarnya. Perubahan tren konsumen yang dinamis harus senantiasa diikuti oleh brand dan media,” terang Chairman Social Media Week Jakarta sekaligus CEO Merah Cipta Media Group Antonny Liem, Selasa (6/6).
SMW kali ini membagi beberapa sesi yang bisa diikuti peserta. Sesi konferensi akan berlangsung selama tiga hari, tanggal 13-15 September 2017, akan diisi oleh lebih dari 50 pembicara, tokoh, dan pemimpin industri baik dari dalam maupun luar negeri.
Ada juga 12 sesi workshop yang digelar mulai dari tanggal 11-15 September 2017. Lalu, ada sesi meet up & sharing bersama lebih dari 30 komunitas pada tanggal 13-15 September 2017. Sejumlah komunitas yang bakal dihadirkan antara lain Young on Top, Gushcloud, Sociabuzz, Girls in Tech, Makedonia, UXID, dan lainnya.
“Di luar sesi konferensi, kami ingin memberikan ilmu yang bisa diserap peserta sehingga bisa di bawa pulang untuk segera diaplikasikan. Ini bisa diikuti dalam sesi workshop, berbagai topik dengan bahasan yang menarik kami siapkan,” pungkas Antonny.