April 2019 sepertinya menjadi satu bulan yang digunakan oleh para operator di Indonesia untuk mengadakan sebuah acara kumpul bersama atau gathering. Salah satu yang mengadakan acara ini adalah Smartfren. Kami pun diundang oleh Smartfren dalam acara yang bertajuk “Smartfren National Media Gathering Bandung” yang berlangsung pada tanggal 24-26 April 2019.
Acara dimulai dengan keberangkatan menggunakan kereta Argo Parahyangan yang berangkat tepat jam 10.30 dari Jakarta. Perjalanan menuju Bandung yang memakan waktu sekitar 3 jam 10 menit tersebut ditemani oleh dua buah MiFi Smartfren S1 yang sudah mendukung CAT 7 untuk sekitar 20-an wartawan dari media Jakarta.
Hal unik yang dirasakan adalah sinyal Smartfren sepertinya sudah terpancarkan hampir di sepanjang jalur Jakarta-Bandung tersebut. Sinyal kencang pada saat kereta sedang berada di tempat yang terlihat ada penduduknya. Akan tetapi, pada saat menanjak di sekitar Subang sampai Padalarang, sinyal beberapa kali terlihat hilang.
Sesampainya di Bandung, kami dibawa ke sebuah restoran bernama Skyline. Di sinilah Smartfren memaparkan semua rencananya untuk tahun 2019 ini. Yang pertama adalah rencana Smartfren untuk melakukan uji coba 5G di Indonesia pada pertengahan tahun 2019 ini.
5G
Penggunaan 5G diprediksikan oleh VP Technology Relations and Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo akan berbeda dengan penggunaan LTE pada saat ini. 5G nantinya bakal lebih digunakan untuk kebutuhan IoT, transportasi pintar, pekerjaan-pekerjaan remote, dan lain sebagainya. LTE sendiri saat ini masih digunakan untuk kebutuhan personal seperti browsing dan media sosial.
5G sendiri nantinya akan menggunakan millimeter wave atau yang sering juga disebut dengan millimeter band. Artinya, 5G nantinya akan menggunakan pita yang berbeda dengan yang digunakan pada 4G, seperti untuk Smartfren ada di 850 MHz dan 2300 MHz. Spektrum yang bakal digunakan adalah antara 30 sampai 300 GHz.
Oleh karena menggunakan millimeter wave, jangkauan sinyal tentu akan menjadi lebih kecil. Teknologi yang nantinya bakal digunakan adalah pemancar dengan teknologi small cell. Menurut Munir, nantinya teknologi ini akan menggunakan tiang-tiang setinggi tiang listrik dengan jarang 200 meter atau sekitar dua blok.
Beberapa teknologi yang ada pada 4G LTE juga masih bakal digunakan seperti MIMO (Multiple in multiple out) dan QAM (quadrature amplitude modulation) yang mampu membuat lebar pita lebih efisien. Beam Forming yang membuat sebuah antena bakal bisa memancarkan sinyal lebih jauh ke satu arah pun juga masih bakal digunakan pada 5G.
Pada teknologi 4G, Carrier Aggregation dapat menghubungkan sebuah perangkat ke dua sampai tiga pemancar. Akan tetapi, pada 5G nantinya sebuah perangkat dapat terhubung ke banyak pemancar secara bersamaan. Dan terakhir, transfer informasi pun juga bakal menggunakan full duplex atau dua arah secara bersamaan.
Semua teknologi yang ada tersebut nantinya bakal menghasilkan kecepatan transfer data yang lebih tinggi. 5G sendiri nantinya bakal memiliki kecepatan 1-10 Gbps atau lebih. Teknologi ini pun secara serentak rencananya bakal digelar pada tahun 2020. Dan Smartfren pun akan melakukan uji coba sekitar bulan Juni sampai Juli 2019 nanti.
Jangkauan Sinyal
Smartfren juga memiliki rencana untuk perluasan jaringan mereka pada tahun 2019 ini. Perluasan area baru bakal digelar di Indonesia bagian Timur seperti Papua dan NTT. Perluasan jaringan pada pulau-pulau yang sudah dijangkau oleh Smartfren pun juga dilakukan pada tahun ini.
Mereka berharap nantinya Jawa bakal memiliki jangkauan 91%. Selain itu, Sumatera ditargetkan mencapai 76%, Kalimantan 41%, dan Sulawesi 55%. Rencananya, Smartfren menginginkan adanya jangkauan 71% pada akhir tahun 2019 ini.
Mudik Lebaran 2019
Smartfren bakal memastikan bahwa jaringan mereka akan memiliki kapasitas yang cukup dan meningkatkan kualitasnya pada seluruh area pubik, jalur transportasi, serta kota-kota tujuan mudik. Hal tersebut bakal dicapai dengan bantuan sekitar 75 mobile BTS di beberapa titik yang dianggap kurang.
Smartfren juga bakal memastikan bahwa mereka memiliki tim insinyur yang cukup selama masa mudik lebaran. Untuk itu, Smartfren tim mereka semenjak H-7 sampai H+7 lebaran 2019. Hal tersebut untuk menghindari adanya masalah operasional jaringan.
Terakhir, Smartfren juga bakal melakukan monitoring pada seluruh elemen sistem mereka semenjak H-14 sampai H+14. Antisipasi masalah ini langsung dimonitor dari NOC (Network Operating Center) Jakarta dan Surabaya.
Smartfren Roaming
Libur lebaran tidak selalu berhubungan dengan mudik. Beberapa orang juga bakal mengambil momen ini untuk berlibur ke luar negeri. Oleh karena itu, Smartfren juga mengambil kesempatan tersebut dengan memberikan beberapa paket murah untuk roaming.
Smartfren menjual paket data roaming mereka dengan cukup murah. Informasi tersebut dapat langsung diakses melalui website resmi mereka. Walaupun begitu, pengguna yang ingin menggunakan fasilitas roaming harus memastikan bahwa kartu dan layanan roaming tersebut sudah bisa digunakan. Untuk hal tersebut dapat langsung datang ke galeri Smartfren.
Andromax?
Saat ini, Smartfren sudah tidak lagi mengeluarkan smartphone dengan merek Andromax. Menurut pak Munir, Andromax beberapa tahun lalu merupakan solusi Smartfren untuk berganti dari layanan CDMA menjadi 4G. Selain itu, Andromax juga menjadi solusi karena saat itu perangkat LTE masih tidak terjangkau.
Saat ini, Smartfren hanya memiliki fokus untuk menjual perangkat Mobile WiFi atau MiFi saja. Hal tersebut juga imbas dari penjualan smartphone merek lainnya yang sudah terjangkau dan telah mendukung jaringan Smartfren. Lalu apakah mereka akan melangsungkan strategi yang sama?
Bapak Munir menerangkan bahwa kemungkinan strategi yang sama belum akan dipakai untuk 5G. Hal tersebut dikarenakan 5G masih dalam tahap percobaan. Percobaan tersebut lebih kepada apakah teknologi baru tersebut bisa langsung diintegrasikan pada sistem yang telah dimiliki oleh Smartfren. Jadi, pembicaraan mengenai bisnis 5G belum dilakukan saat ini.
Semoga saja, nantinya bakal tersedia lagi perangkat-perangkat 5G yang murah.