Seorang dramawan asal Amerika, Wilson Mizner, pernah berkata, “Jika Anda mengambil ide dari satu sumber, maka Anda ialah seorang plagiat. Tapi jika Anda mengambil ide dari beberapa sumber berbeda, yang Anda lakukan itu adalah riset.” Memang terasa cukup ironis, namun bukankah hal tersebut banyak terjadi di zaman modern ini, baik pada karya literatur hingga karya digital seperti film dan game?
Kali ini publisher Warner Bros bekerja sama dengan developer Monolith mencoba meracik sebuah permainan baru berbasis dunia fantasi J.R.R Tolkien, dan mereka menamainya Shadow of Mordor.
Permainan ini di-setting di Zaman Ketiga, setelah kisah The Hobbit usai, sebelum The Lord of the Rings dimulai. Tapi sepertinya Monolith banyak mengambil inspirasi dari film karya sineas Peter Jackson dibanding imajinasi asli Tolkien, hal ini bisa kita lihat dari visual yang disajikannya.
Info menarik: Layanan Cloud SkyDrive Milik Microsoft Ganti Nama Jadi OneDrive
Sebagai salah satu cara publikasi yang Warner Bros. lakukan adalah merilis gameplay footage versi alpha Shadow of Mordor. Sebelum saya ‘komentari’ lebih jauh, mari kita nikmati video sepanjang delapan menitnya di bawah.
Yang pertama adalah, dipadu dengan hardware generasi terbaru pada PC dan console, grafis Shadow of Mordor terlihat sungguh memukau. Anda bermain sebagai seorang pria bernama Talion, ia adalah seorang ranger yang kehilangan keluarganya saat Sauron menyerang Black Gate.
Sebetulnya, Talion juga ikut gugur dalam penyerangan itu, tapi entah mengapa ia dibangkitkan kembali oleh kekuatan misterius yang juga memberinya kemampuan Witch King (atau para wraith pengendara Nazgul, jika Anda fans Tolkien). Dan seperti cerita fantasi ‘generik’ lain, kesempatan kedua yang Talion dapatkan digunakannya untuk balas dendam.
Membahas visual Shadow of Mordor lebih lanjut, bagaimana jubah Talion mengepak tertiup angin. Model karakter juga dibuat dengan detail dan apik, terdapat pula efek-efek shader, filtering dan lighting yang kompleks. Namun apa artinya grafis jika tidak didukung penyajian gameplay yang baik pula? Dan dari sana, sayangnya Shadow of Mordor terasa sangat familiar.
Jika Anda adalah seorang penikmat seri Assassin’s Creed, maka Anda boleh berkata bahwa permainan ini ‘dikopi’ dari palet yang sama seperti seri garapan Ubisoft itu. Anda akan memanjat menara-menara dan bangunan tinggi di Middle-Earth, menerkam musuh dari ketinggian, melakukan aksi kejar-mengejar, Talion juga melakukan aksi Parkour seperti yang dilakukan para protagonis Assassin’s Creed. (Bahkan ia juga berlari melewati tambang yang terhubung dari rumah ke rumah!).
Info menarik: Kini Anda Bisa Membatalkan Pre Order Steam Tanpa Perlu Menghubungi Valve
Satu hal yang membedakannya dengan Assassin’s Creed adalah sistem Nemesis. Anda bisa mempelajari perilaku target utama dengan membaca pikiran para anak buahnya. Dengan sistem yang sama, Talion dapat ‘mencuci otak’ dan merasuki mereka, mengubah lawan menjadi kawan. Hal ini juga memastikan Anda bermain secara berbeda setiap kali memulai game. Fitur ini sangat penting karena hanya ia adalah sedikit hal (selain setting fiksi Tolkien) yang bisa membedakan Shadow of Mordor dengan Assassin’s Creed.
Cara bertempur juga tersaji sangat mirip dengan Assassin’s Creed, Anda beraksi dengan dua tombol utama: menyerang dan menangkis. Tiap kali musuh menyerang, permainan masuk ke gerak lambat, memberikan Anda kesempatan untuk merespon. Terdapat pula mode pengelihatan a la ‘ring vision’ (yang dirasakan Frodo saat mengenakan the One Ring) yang berfungsi layaknya Eagle Vision dalam Assassin’s Creed. Kesamaan ini bahwa membuat salah seorang mantan developer Ubisoft, Charles Randall, menuduh Monolith mengkopi mentah-mentah kode Assassin’s Creed 2.
Tapi sekali lagi, mengambil ide dari beberapa sumber berbeda bukanlah hal yang dilarang. Dan jujur saja, Shadow of Mordor terlihat sangat keren. Saya berharap Monolith mengeksekusinya dengan sempurna. Game ini rencananya akan dirilis untuk Windows, PlayStation 3, PlayStation 4, Xbox 360 dan Xbox One.
Via PC Gamer. Sumber gambar header: ShadowofMordor.com.