Dark
Light

Setelah Indonesia, Nokia Music Kian Memperluas Cengkramannya di Asia Tenggara

1 min read
October 25, 2013

Setelah cukup sukses dengan peluncurannya di Indonesia, Nokia mencoba untuk memantapkan langkah layanan musik andalannya di Asia Tenggara. Mereka memiliki sebuah alasan: brand Nokia sendiri sudah mendarah daging di lini pasar ini, dipadu dengan sebuah layanan praktis, cuma-cuma dan tanpa membutuhkan registrasi.

Berbicara pada Music Ally, sang Vice President Nokia Entertainments, Jyrki Rosenburg, menjelaskan betapa pentingnya negara-negara berkembang ini bagi mereka, “Masuknya layanan ini di Indonesia adalah langkah besar Nokia Music di wilayah Asia Pasifik”. Negara baru di Asia Tenggara yang bisa menikmati layanan Nokia Music setelah Indonesia antara lain Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Penyajian yang praktis, gratis dan tanpa iklan adalah senjata utama yang mereka miliki. Tentu saja konsumen di negara-negara berkembang sangat berbeda dari di negara maju, terutama dari faktor demografi, minat dan tingkat ekonomi. Walaupun mereka juga menyertakan layanan premium Nokia Music+, versi gratisnya-lah yang mempopulerkan layanan ini di Indonesia. Walaupun tidak menjelaskannya dengan lebih detail, kita bisa berasumsi Nokia Music+ telah tersedia dalam versi HTML5 yang terintegrasi dengan tablet Lumia 2520 baru mereka, dan juga Windows 8.

Selain ekspansi di Asia Tenggara, Nokia juga berambisi untuk menyebarkan layanan ini ke wilayah dimana belum dimasuki oleh kompetitor. Rosenburg mengemukakan alasannya lebih lanjut, “Kami sadar betapa pentingnya musik bagi konsumen di pasar ini. Contoh lainnya adalah wilayah Afrika Selatan, walaupun para ‘pemain besar’ tidak berasal dari sana. India dan China juga sangat penting untuk kami, dan kami telah membuat kemajuan besar di wilayah ini. Dan kini kami juga telah memiliki layanan musik untuk seri Asha bagi konsumen di negara Rusia.”

Tidak berhenti sampai di sana, Nokia juga mengembangkan layanan ini agar bisa mudah diakses dari kendaraan. Betul sekali, layanan musik dan radio memang sempurna dinikmati di dalam mobil.

“Musik adalah layanan terpenting dan paling sering dinikmati di dalam mobil. Saya berani bilang bahwa orang lebih banyak menikmati musik dibanding menggunakan layanan navigasi (GPS) saat mengendarai mobil mereka. Namun begitu, radio FM belum banyak mengalami perubahan dalam puluhan tahun,” jelas Rosenberg panjang. Ia berargumen bahwa pengguna tidak mau ambil pusing saat ingin menikmati layanan musik. Mereka ingin mengaksesnya dengan praktis, memilih musik yang sesuai dengan kepribadian, selera serta mood.

“90% konsumen hanya ingin menekan tombol ‘play’ dan mendapatkan kombinasi musik yang mereka sukai,” Rosenberg memberi kesimpulan.

Dari mulai diperkenalkan di tahun 2011, Nokia telah menjual 27,3 juta unit seri Lumia. Kemudian tambahkan itu dengan perkiraan delapan juta unit yang terjual di kuartal tiga tahun ini. Sebesar itulah target pasar Nokia Music+. Untuk versi premiumnya, Anda hanya dikenakan US$ 4 per bulan. Cukup murah, tapi belum mampu menarik minat konsumen negara berkembang untuk segera berlangganan: gratis adalah harga terbaik.

Kita belum punya gambaran akan seberapa sukses nantinya ia di waktu yang akan datang. Dan saya berharap layanan musik ini menjadi salah satu fokus utama Nokia, walaupun kini mereka telah menjadi bagian Microsoft.

Gambar header: blog.nokia.co.za.

Previous Story

Instagram Perkenalkan Tampilan Iklan di Layanan Mereka

Next Story

Setelah Versi iPhone, BBM untuk Android Dapatkan Update

Latest from Blog

Don't Miss

Semua Hal yang Diumumkan NVIDIA pada Computex 2024

Dalam presentasi selama 1 jam 47 menit, CEO dan pendiri
Nokia-G22-6

Bermitra dengan iFixit, HMD Global Bikin Nokia G22 yang Bisa Diperbaiki Dalam Hitungan Menit

HMD Global memeriahkan acara teknologi tahunan Mobile World Congress (MWC)