Ada yang berbeda dari perhelatan BlizzCon tahun ini. Yang pertama karena acaranya digelar sepenuhnya secara online, sehingga namanya pun dipelesetkan menjadi BlizzConline. Kedua, berhubung online, siapapun bisa mengikuti acaranya tanpa dipungut biaya. Ketiga, event ini diadakan setelah Blizzard merayakan ulang tahunnya yang ke-30.
Otomatis Blizzard punya cukup banyak kejutan buat kita, baik untuk para veteran yang sudah mengikuti perkembangan Blizzard sejak zaman franchise Warcraft belum eksis, maupun para gamer modern yang mungkin baru mengenal Blizzard setelah Hearthstone dirilis di tahun 2014.
Diablo II: Resurrected
Kita mulai dari yang mungkin terdengar paling mengejutkan, yakni versi remaster dari Diablo II, salah satu action RPG terbaik yang dirilis di tahun 2000. Sebagai sebuah remaster, Diablo II: Resurrected membawa penyempurnaan yang signifikan dari sisi visual, tidak ketinggalan pula dukungan terhadap resolusi 4K dan refresh rate 144 Hz.
Semua aset grafik 2D milik Diablo II, mulai dari model karakter sampai icon barang di inventory, telah diperbarui menjadi 3D di sini, dan seluruh efek pencahayaannya pun juga tampak jauh lebih realistis. Di samping visual, Blizzard turut menyempurnakan aspek audionya dengan memberikan dukungan 7.1 surround sound.
Blizzard memastikan gameplay yang disajikan bakal identik dengan versi aslinya, akan tetapi mereka juga telah menerapkan sejumlah quality-of-life update macam shared stash antar karakter, global server untuk mode multiplayer, auto gold loot (opsional), maupun user interface yang lebih rapi, termasuk halnya panel ekstra untuk menampilkan informasi stat karakter secara merinci.
Diablo II: Resurrected turut mencakup expansion Lord of Destruction, yang berarti pemain bisa membuat karakter dengan class Assassin maupun Druid dari awal. Namun bagian yang paling menarik adalah, Blizzard ingin semua orang bisa memainkan Diablo II: Resurrected dengan cara merilisnya di semua platform modern: PC, PlayStation, Xbox, sampai Nintendo Switch.
Diablo II: Resurrected digarap oleh Vicarious Visions (masih bagian dari Blizzard Entertainment), tim developer yang sama yang mengerjakan remake dari Tony Hawk’s Pro Skater. Belum diketahui kapan game ini akan dirilis, tapi Blizzard menargetkan tahun ini juga. Bagi yang sudah tidak sabar, Anda bisa mendaftar di situsnya untuk mengikuti fase pengujian technical alpha.
Class baru di Diablo IV
Diablo IV memang masih jauh dari perilisan, tapi itu tidak mencegah Blizzard membeberkan kian banyak detail mengenainya. Salah satu yang terbaru adalah pengumuman class anyar untuk Diablo IV, yakni Rogue. Well, bukan sepenuhnya baru, sebab Rogue sebenarnya merupakan salah satu class yang tersedia di game Diablo pertama, yang dirilis di tahun 1996.
Selain mengumumkan class baru, Blizzard juga memberikan sedikit detail mengenai mode PvP di Diablo IV. Sederhananya, akan ada beberapa area spesifik di dunia open-world Diablo IV di mana pemain bisa saling menyerang satu sama lain. Usai mengalahkan seseorang, pemain bisa memotong dan mengambil telinganya, persis seperti di Diablo II dulu.
Sistem open-world di Diablo IV juga akan melibatkan lokasi-lokasi yang bisa pemain ubah secara permanen. Contohnya, pada area yang sebelumnya merupakan desa kecil, pemain bisa membasmi musuh yang menguasainya, lalu setelahnya para penduduk desa akan kembali menghuni area tersebut, memberikan pemain akses ke vendor yang tidak akan ada seandainya mereka tidak mengambil tindakan.
Detail baru soal Overwatch 2
Usai mengumumkan Overwatch 2 di BlizzCon 2019, Blizzard akhirnya punya lebih banyak detail untuk diungkap, termasuk detail mengenai hero terbarunya, Sojourn. Berdasarkan video teaser yang dirilis, Sojourn kemungkinan akan masuk di role DPS. Senjatanya merupakan semacam railgun dengan dua mode menembak: full-auto ala assault rifle, atau precision-shot yang dapat di-charge. Sayang belum ada info mengenai deretan skill yang dimilikinya.
Juga menarik adalah rencana Blizzard untuk merombak karakter yang masuk dalam kategori tank. Mereka bahkan punya niatan untuk mengubah nama role-nya menjadi brawler, dengan tujuan bisa menerapkan gaya bermain yang lebih fleksibel.
Blizzard menggunakan Reinhardt sebagai contoh. Ketimbang sebatas menjadi tameng untuk tim, Reinhardt versi brawler nanti bisa menjadi lebih ofensif berkat opsi serangan range yang bisa diaktifkan dua kali per cooldown, serta skill Charge yang bisa dihentikan.
Lebih lanjut, Blizzard juga akan mempertimbangkan ide mengenai skill pasif untuk masing-masing role. Beberapa contoh skill pasifnya adalah knockback reduction untuk tank, bonus movement speed untuk DPS, dan auto heal untuk support (setelah beberapa detik tidak menerima damage).
Terlepas dari semua itu, sayang sekali Overwatch 2 hingga kini masih belum punya jadwal rilis sama sekali.
Expansion untuk World of Warcraft dan World of Warcraft Classic
Expansion Shadowlands yang dirilis di bulan November 2020 mungkin sudah mulai terasa membosankan bagi sebagian pemain di titik ini. Kabar baiknya, Blizzard sudah menyiapkan update berjudul Chains of Domination untuknya, dan di situ akan ada satu kota baru bernama Korthia, satu ten-boss raid, dan satu eight-boss mega-dungeon untuk dijelajahi. Begitu besarnya update ini, Blizzard masih belum punya jadwal rilis untuknya.
Beralih ke WoW Classic, game terpisah yang dirilis di tahun 2019 ini rupanya bakal menerima expansion pertamanya, The Burning Crusade. Menariknya, ketimbang memaksa semua pemain WoW Classic untuk menerima expansion tersebut, Burning Crusade justru akan dirilis sebagai server terpisah. Itu berarti pemain bebas memilih untuk memindahkan karakter-karakternya ke server Burning Crusade dan menerima konten baru, atau tetap bertualang di Azeroth versi orisinal.
Expansion terbaru Hearthstone
Forged in the Barrens adalah judul expansion terbaru Hearthstone yang akan dirilis di musim semi tahun ini. Lore yang diangkat adalah dari Warcraft, dengan banyak karakter dan makhluk dari ras Orc. Total ada 135 kartu anyar yang dapat dikoleksi, dan keyword anyar di expansion ini adalah “Frenzy”. Minion yang membawa keyword ini memiliki ability yang mematikan, yang akan aktif dengan sendirinya setelah menerima damage.
Blizzard turut mengumumkan mode baru bernama Mercenaries, yang pada dasarnya mengangkat banyak elemen dari genre permainan roguelike. Ketimbang menggunakan koleksi kartu masing-masing, pemain harus memakai pilihan karakter Warcraft yang tersedia, lalu menjalani beragam tantangan acak sebelum melawan final boss. Selama perjalanan menuju musuh terakhir itu, progression yang dilalui semua sifatnya permanen.
Blizzard Arcade Collection
Terakhir, sebagai bagian dari cara Blizzard merayakan tiga dekade mereka berdiri, mereka merilis ulang tiga karya klasik mereka: The Lost Vikings, Rock N Roll Racing, dan Blackthorne. Ketiganya dikemas menjadi Blizzard Arcade Collection dan telah dirilis di PC, PS, Xbox, maupun Switch.
Masing-masing game dapat dimainkan dalam mode aslinya, atau mode anyar yang menghadirkan sejumlah upgrade macam fitur local multiplayer untuk The Lost Vikings dan Rock N Roll Racing, satu level baru untuk Blackthorne, dan tentu saja fitur saving. Kalaupun tidak tertarik memainkan game-nya, bundel ini bisa dibeli bagi yang ingin mendapatkan akses ke material-material ekstra macam game artwork, development asset, interview dan lain sebagainya.